"Kami Pulang."
"Selamat datang."
Wonpil, Jungkook dan Jisung yang baru saja tiba di apartemen, langsung disambut oleh Sungjin di muka pintu.
"Tumben jam segini sudah sampai? Biasanya kalau kalian pergi bertiga, pulangnya agak larut." Tanyanya seraya membalikan badan, berjalan ke arah ruang televisi--berniat melanjutkan menonton siaran langsung pertandingan sepak bola tim favoritnya.
"Anu, aku sedang tidak enak badan, Appa." Wonpil reflek menjawab, namun langsung disesalinya.
Wonpil Bodoh!
Benar saja. Sedetik setelah mendengar pernyataan anak bungsunya, Sungjin berbalik dan mendekat ke arah Wonpil. Seketika bola matanya membesar.
"Ya Tuhan, Piri! Apa yang terjadi dengan keningmu?! Dan.. baju siapa ini yang kau kenakan?"
Jungkook dan Jisung yang berada di belakang Wonpil, saling bertukar pandang sebelum akhirnya sepakat untuk tidak mencampuri urusan keluarga paman mereka.
"Samchon, kami izin ke kamar duluan ya." Pamit Jungkook.
Sungjin mengalihkan pandangannya sejenak dari Wonpil, kemudian mengangguk. "Aa, beristirahatlah. Paman sudah menyiapkan kasur ekstra masing-masing di kamar Wonpil dan Younghyun."
Kedua remaja itu membungkuk hormat sebelum pergi menuju ke kamar tempat mereka biasa menghabiskan malam setiap kali menginap di sini : Jungkook ke kamar Younghyun dan Jisung ke kamar Wonpil.
Setelah memastikan kedua keponakannya masuk, Sungjin kembali menatap Wonpil. "Piri, ayo kita bicara sebentar."
Wonpil menelan saliva-nya gugup.
Dalam hati ia bertanya-tanya mengenai hal yang membuat sikap Appa-nya menjadi aneh akhir-akhir ini. Biasanya, ketika ia pulang dengan keadaan terluka, pria 39 tahun itu hanya akan bertanya singkat, kemudian menyuruhnya untuk membersihkan diri dan mengobati lukanya. Ia hampir tak pernah melihat tatapan khawatir yang seperti ini.Suara pintu utama yang tiba-tiba terbuka, membuat kedua laki-laki itu reflek menoleh. Terlihat Younghyun masuk diikuti oleh Seunghyub. Sepertinya mereka baru kembali dari toko musik tempat Seunghyub bekerja.
"Appa, aku pulang."
"Salam, Paman." Seunghyub membungkuk hormat.
Sungjin merubah raut wajahnya menjadi seramah mungkin. "Seunghyub, lama sekali tidak berkunjung."
"Hehe, iya paman. Akhir-akhir ini toko musiknya sangat ramai, aku jadi lembur terus, nih."
Sungjin tersenyum lembut. "Terima kasih ya, kau sudah banyak sekali membantu kami. Kalau begitu, silakan duduk. Paman ke kamar dulu."
Seunghyub kembali membungkuk hormat.
"Ayo Piri." Bisik Sungjin sambil melangkah menuju kamar. Wonpil mengekor.
Sesampainya di kamar kedua orangtuanya, Wonpil langsung duduk di ranjang. Sungjin mengunci pintu dari dalam kemudian ikut duduk di sampingnya.
"Sini, lihat Appa."
Yang diperintah hanya menurut.
Sungjin menggeser tubuhnya mendekati Wonpil. Tangan kanannya terangkat, menyentuh sebelah pipi Wonpil lembut. Matanya menelisik setiap inci wajah remaja yang sudah 17 tahun lebih bersamanya. Kemudian pandangannya beralih ke selebar dada Wonpil.
"Buka kaosnya."
Wonpil gelagapan. "H-hah?"
"Cepatlah."
KAMU SEDANG MEMBACA
TOUGH
Fanfiction"Aku bangga. Kita berhasil membesarkan anak-anak yang tangguh" - Park Jaehyung #Day6Fanfiction #AU! #BxB