Part 8: Donat dan Kopi

213 21 0
                                    

"Ar!" Arsya tersenyum sambil melangkahkan kakinya masuk ke dalam set shooting galeri Mister Kitchen.

Belum sempat Arjun maju mendatangi Arsya, Ardan terlebih dahulu maju dan menghalangi langkah Arjun.

"Selamat pagi Ibu Arsya, apa kabar?" tanya Ardan sambil menatap Arsya dengan tatapan jahilnya.

Arsya tersenyum manis. "Baik, chef."

"Formal banget sih? Gimana kalau kita buat lebih santai aja?" tawar Ardan.

Sebelum Arsya berhasil menjawab, tiba-tiba tangan Arjun melingkar di pundak Ardan dan ikut menyapa Arsya.

"Hai."

Arya tersenyum dan mengangguk.

"Panggil saya Ardan saja, umur kita nggak beda jauh," lanjut Ardan.

Lagi-lagi Arsya mengangguk. "Baik, Ardan."

"Weh, lo tadi dicari produser, Dan. Sanaan gih," ucap Arjun yang berusaha memotong pembicaraan mereka berdua.

Ardan menoleh dan menampilkan wajah kesalnya. "Ah, lo emang ga ngenak-enakin orang lagi ngobrol aja."

"Udah sana cepet."

"Sya, saya kesana dulu ya? Nanti kita lanjut ngobrol lagi," ucap Ardan.

"Iya nggak apa," balas Arsya lalu Ardan meninggalkan mereka berdua.

Arjun memasukkan kedua tangannya di saku celana lalu berdeham. "Mau keluar bentar?"

Arsya berpikir sebentar lalu mengangguk.

"Kamu bawa apa?" tanya Arjun yang melhat bungkusan kresek di tangan Arsya.

"Ini ya?" Arsya mengangkat kresek tadi. "Tadi lihat ibu-ibu jual donat, enak kayaknya."

"Belinya banyak banget," balas Arjun. "Emang suka donat apa gimana?"

Arsya tersenyum. "Enggak apa, pengen aja. Kamu mau nggak?"

"Kamu nawarin saya?" tanya Arjun sambil menoleh kanan-kiri.

"Siapa lagi?"

Arjun tersenyum kecil dan mengangguk. Mereka duduk di salah satu bangku taman yang berada di luar gedung RCKI.

"Panas juga, ya? Padahal masih pagi," ucap Arsya.

"Kamu kepanasan ya? Apa pindah aja?"

Arsya tersenyum dan membuka kreseknya. "Nggak usah, nih makan aja."

Mereka makan dalam diam sampai akhirnya Arjun berdeham.

"Tumben banget dateng ke lokasi shoot. Ada kerjaan kah?" tanya Arjun.

Arsya menggelengkan kepalanya. "Tadi mau ketemu sama tunangan saya hehe."

"Terus?"

"Sepertinya sedang sibuk jadi saya mampir ke lokasi shoot juga," balas Arsya sambil menunduk.

"Jangan-jangan tunangan kamu gak mau ketemu sama kamu, ya?" spontan Arjun.

Arsya menoleh dan tertawa kecil. "Saya kelihatan banget ya?"

Arjun mengangguk lalu mereka terdiam lama.

"Nggak usah sedih kali, Sya," ucap Arjun tiba-tiba dengan mengubah panggilannya dari 'Ar' ke 'Sya'.

"Saya heran, saya masih belum seperti wanita dewasa, kah?" tanya Arsya. "Saya sudah nggak tomboy lagi kok."

"Cinta nggak datang dari paras, Sya. Cinta juga nggak bisa dipaksa. Cinta itu ngalir kaya air," ucap Arjun tiba-tiba serius.

Yes, Chef!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang