"Gimana Bang cewek yang tadi?"
"Cewek?" sahut Mamanya. Kali ini mereka sedang makan malam, lengkap dengan ayahnya yang baru saja pulang dari Bali.
"Cewek apa?" balas Arjun.
"Kakaknya Firli, Ma. Kak Arsya yang biasanya jemput kalo Firli main ke sini," balas Dian.
"Oh, cewek yang udah dijodohin itu?" balas Arjun malas.
"Hah Arsya dijodohin? Emangnya iya, Yan?" tanya mamanya.
Dian mengangguk. "Iya, Ma. Tapi sih kelihatannya lebih cocok sama Bang Arjun."
"Ngawur kamu. Masa anak mama mau ngerebut punya orang," balas Rena.
"Dia lagi cari guru masak, Ma. Masa Abang gak mau sih?" kesal Dian.
"Ajarin aja sih, Bang. Dia anaknya baik. Nggak neko-neko," balas Rena. "Iya kan, Pa?"
Ardion ikut mengangguk. "Terserah Arjun saja."
"Abang juga masih lama kan syuting Mister Kitchen-nya? Ajarin bentar aja kenapa?" sahut Dian lagi.
Arjun menghentakkan sendoknya di piring. Ia minum sedikit lalu mengelap mulutnya dengan tisu.
"Pa, Ma, Arjun mau cari apartemen," ucap Arjun tiba-tiba.
Rena menoleh. "Kenapa?"
Arjun mengendikkan bahunya. "Arjun mau fokus aja. Nggak bakal aneh-aneh. Nanti bakalan cari di sekitaran punya Bang Manyu."
Ardion mengangguk. "Besok Papa dan Mama antar."
Arjun tersenyum. "Makasih, Pa."
"Abang mah gak asik. Dian baru pemanasan aja udah ngambek."
••
Hari ini Arjun akan melaksanakan kegiatan pindahannya. Setelah deal, ia langsung mengemasi barang yang ada di rumahnya untuk ia bawa ke sini.
Masih dalam kawasan apartemen Manyu memang, tapi beda tower. Papa dan Mamanya sudah ia minta pulang sejak tadi, jadi dia sendirian saat ini.
Ponselnya bergetar. Ada pesan masuk rupanya.
From: +628123456789
Text: Selamat pagi, Arjuna. Saya Arsya yang kemarin. Untuk tawaran mengajari saya masak, tolong dipertimbangkan. Saya benar-benar membutuhkannya. Respon ya. Terima kasih.
Arjun menatap ponselnya dengan wajah datar, lalu dengan mudah menghapus pesan tadi. Ia merasa sangat lelah hari ini, jadi ia memutuskan untuk beristirahat sejenak.
Beberapa jam kemudian, ponselnya berdering. Ada telepon masuk rupanya. Arjun mengangkatnya dengan malas. Rupaya itu dari pihak Mister Kitchen yang ingin melaksanakan tanda tangan kontrak dengan Arjun.
Hal itu membuatnya bangkit dari ranjang dan memulai ritual mandinya.
••
"Saya sudah bilang saya nggak suka dengan kamu!" suara kasar itu membuat Arjun menoleh.
Acara tanda tangan kontraknya baru saja selesai dilakukan dan ia berencana untuk pulang sambil melewati lobby sepi ini. Ia urungkan niatnya untuk berjalan. Ia tahu kalau ia masih meneruskan jalannya, ia akan menganggu kedua insan yang sedang bertengkar itu.
"T-tapi.."
"Tapi apa? Kita dijodohkan? Iya?" suara laki-laki itu terlihat sangat keras.
"Kenapa sih kamu nggak nolak perjodohan itu?! Kamu bisu?" lanjut pria tadi. "Jadi cewek itu yang punya pendirian. Nggak semua hidup kamu harus diatur sama orang tua. Ngerti?!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, Chef!
RomanceArjuna Agustinus, pria tampan nan manis itu ternyata punya sisi dinginnya. Chef andal itu mempunyai cabang restonya di mana-mana. Sikapnya yang dingin itu tidak membuat kaum hawa menyerah akan dirinya. Tapi yang ada dalam fokusnya tidak berpihak pad...