"Lo punya stok bagus gitu kok disimpen aja?" Ardan menyenggol lengan Arjun begitu mereka kembali ke gedung RCKI, tepatnya di depan galeri Mister Kitchen.
Setelah ikut kembali ke gedung RCKI, Arsya mengambil mobilnya dan kembali pulang. Ia sedikit buru-buru karena janjinya dengan Arjun nanti sore.
"Udah punya tunangan," jawab Arjun singkat sambil menghempaskan tubuhnya di sofa.
Ardan segera duduk di samping Arjun dan menarik lengannya. "Serius?"
Arjun mengangguk sambil memainkan ponselnya.
"Asik!"
Arjun menoleh. "Maksud lo?"
Ardan tertawa dan melipat kedua tangannya di dada. "Ya asik dong. Ada seru-serunya."
"Seru gimana?" tanya Arjun yang tiba-tiba ingin tahu.
"Ah lo sih gamon," kekeh Ardan. "Kalo lo pacarin cewek yang gaada pacar, yaudah jalan lo mulus-mulus aja gaada tantangannya. Tapi kalo lo cari cewek yang lagi punya pacar, pasti jalan lo ada belok-belokna. Di situ asiknya. Apalagi yang ini udah tunangan. Asiknya plusplus."
Arjun menganga mendengar penuturan Ardan barusan. "Gila yalo?"
"HAHAHA, lo gapernah nyobain soalnya," balas Ardan. "Lo kenal tunangannya Arsya?"
Arjun mengendikkan bahu.
"Seriusan lo gak kenal?"
"Waktu itu gue tahunya dia lagi berantem sama tunangannya di lobby gedung ini. Kayanya sih tunangannya kerja di sini," ucap Arjun.
"Wah makin seru tuh!" semangat Ardan. "Posisi berantem dan se-area. Mantep."
"Gila lo, Dan," ucap Arjun. "Anaknya polos, jangan dimacem-macemin."
"Lo gak rela?"
"Maksud lo?"
"Arsya boleh buat gue gak?"
Arjun tertawa. "Ya ngapain lo tanya sama gue."
Ardan bangkit berdiri dan ikut tertawa. "Oke, gue bakal dapetin dedek gemes yang satu ini."
••
"Kenapa bawa bahan-bahan lagi?" tanya Arjun begitu melihat Arsya datang dengan dua bungkus bahan makanan penuh di kedua tangannya.
Arsya melebarkan senyumnya. "Saya merasa berhutang budi sama kamu."
"Hutang budi?"
Arsya mengangguk antusias sembari masuk ke dalam apartemen Arjun. "Saya diajarin masak tapi saya nggak boleh bayar."
Arjun memutar bola matanya. "Kulkas saya masih penuh."
"Yaudah ini saja yang dimasak," ucap Arsya sambil mengangkat kreseknya.
"Mau masak apa? Ada ide?"
"Saya tadi belajar sebentar di youtube," ucap Arsya dengan bangga. "Cara memotong bawang."
Arjun memutar kedua bola matanya. "Nggak sekalian lihat cara mengupasnya sekalian?"
"Ih tadi udah satu video sekalian sama motongnya," jawab Arsya. "Mau coba sop, boleh?"
Arjun tertawa. "Gampang banget."
"Okee, saya cuci dulu sayurnya," ucap Arsya yang kemudian mengeluarkan berbagai syuran dari kreseknya.
Arjun mengambil apronnya dan memberikannya pada Arsya.
Arsya menerimanya lalu mengalungkan apronnya. Ia tersenyum sebentar pada Arjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, Chef!
Roman d'amourArjuna Agustinus, pria tampan nan manis itu ternyata punya sisi dinginnya. Chef andal itu mempunyai cabang restonya di mana-mana. Sikapnya yang dingin itu tidak membuat kaum hawa menyerah akan dirinya. Tapi yang ada dalam fokusnya tidak berpihak pad...