Prolog

1.1K 53 8
                                    

"Jun pulang dong, Mama kangen."

Kalimat barusan membuat pria yang sedang mengaduk kopi hitamnya menarik napas panjang.

"Arjun belum ketemu dia, Ma," balasnya dengan suara pelan.

Suara di ujung sana kelihatannya juga baru saja menarik napas panjang.

"Jogja nggak sekecil yang kamu kira, kan?"

Sambil memainkan tangannya, Arjun mengangguk. Hal bodoh yang ia lakukan padalah ia sedang bertelepon bukannya video call.

"Iya."

"Mama kasih kamu waktu 1 minggu lagi."

Arjun terperanjat. "Hah? Maksud Mama?"

"Kamu nggak kangen Mama, Jun? Setelah pulang dari Australia kamu juga cuma sebentar di Jakarta dan langsung ke Jogja." Rena–ibunya memohon.

"Ma, mama kan tahu.."

"Tahu apalagi? Kamu mau Mama jodohin aja?" tegas Rena. "Perempuan nggak hanya dia aja, Jun. Ayolah."

"MA!" Arjun meninggikan suaranya. "Mama mulai lagi."

"Mama nggak mau tahu ya, Jun. Pokoknya Mama kasih kamu waktu satu minggu. Kalau kamu berhasil menemukan misimu, it's okay. Tapi kalau kamu nggak berhasil, kembali ke Jakarta sesegera mungkin."

"Tapi ma--"

Tut.. tut.. tut..

"AHH SIAL!" Arjun membanting ponselnya ke sofa. Lagi dan lagi.

••
Cerita baru, baca aja ya temun temun:)

Yes, Chef!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang