SEORANG lelaki memakai kemeja hitam serta seluar slak slim fit duduk menyilangkan kaki di salah sebuah set sofa yang terletak di ruang lobi hotel mewah.Empat orang bodyguard setia berdiri disampingnya.
Lelaki itu mengelir jam dipergelangan tangan. Lalu dia melepaskan satu keluhan ringan, tidak terlalu lambat tapi dia tak suka menunggu.
Isyarat tangan diberi pada seorang bodyguard yang berdiri disamping kanan agar mendekat.
Laju saja bodyguard itu berdiri dibelakang dan menundukkan tubuh.
"Quanto ancora dobbiamo aspettare?" How long do we have to wait? Lelaki itu bertutur dengan bahasa Itali.
Bodyguard yang bertugas tadi teguk liur, Kesat. Rasanya mereka tidak pun sampai 5 minit berada di lobi hotel ini tapi dia sudah cukup masak dengan perangai majikannya. Pantang sekali menunggu, kononnya masa itu emas harus dihargai. "La sua P.A ha informato che arriverà a breve." His P.A has informed that he will arrive shortly
Lelaki itu tidak lagi memberi jawapan, hanya isyarat tangan agar bodyguard itu menjauh. Dalam masa seperti ini menunggu sajala jalannya.
Beberapa minit kemudian Tunku Danish muncul, langkahnya diikuti oleh seorang pembantu peribadi wanita yang memakai baju formal.
"Mr Charles D'alberts, I really sorry to keep you waiting. I have an unavoidable meeting." Tunku Danish menyapa ramah, dia yang memakai suit Biru gelap sedang berdiri di hadapan lelaki itu.
Dan pembantu peribadi tadi berdiri sedikit jauh dari mereka.
Charles adalah seorang jutawan dari Itali dan sekaligus client terbesarnya.
Bagi Tunku Danish client seperti Charles harus diberi layanan sempurna. Dibelai bagai kucing parsi. Dia tidak ingin terlepas agar emas ini.
Charles bangun dari duduk, senyuman diberi pada Tunku Danish. "No, it's my fault came suddenly. Really good to see you again Mr Danish."
Tunku Danish memaksa bibir mengukir senyuman juga. Bukan dia tak tahu yang lelaki kaya itu sudah tentu mengeluh.
Namun inilah lumrah bidang perniagaan. Jika inginkan hasil yang lumayan harus ada tipu helanya juga.
"Don't worry. You are alwasy welcome."
"I would like to book one room for a few days. Can you prepared most best room for me?"
Tunku Danish senyum lebih lebar. "Nothing to worry, Mr Charles actually my P.A already told me about this. Also you already know that my hotel provide the best rooms but for you, not only the best rooms but also amazing."
Charles angguk kepala, setuju dengan Tunku Danish. "Last week I was meet you for project my new building and today I meet you again as owner of hotel. What a success man."
YOU ARE READING
Unseen Love | OG (EDITING)
RomanceARMEL ZULEYKHA | TUNKU DANISH Gelaran Playboy tidak bererti dia senang untuk didampingi. Tunku Danish memandang darjat adalah segala-segalanya, jika hanya wanita biasa-biasa jangan bermimpi untuk mendampingi Si playboy kacak itu. Dia tidak memilih...