Hubungan keduanya yaitu Ali dan Prilly sedikit renggang ah dikarenakan masalah kemarin. Entahlah dia merasa bingung disatu sisi ia malu, mau marah tetapi ia menikmatinya dan dia sendiri pula yang memulainya dan di sisi lain ia bingung dengan perasaannya sendiri Prilly nyaman dengan Ali begitu pun sebaliknya. Apalagi setiap berdekatan dan bertatapan dengan Ali jantung ia terus berdebar. Apakah itu yang namanya cinta? Entahlah dia sendiri pun bingung.
Berjalan santai di koridor kampus, menghiraukan cibir-cibiran dari kaum hawa secara terang-terangan dan yang paling banyak yaitu kaum adam secara terang-terangan menggoda, memulai tapi ia tetap menghiraukan itu semua kalo kata Prilly sih ga penting.
Seketika ia berhenti tepat di segerombolan cewek yang famous karna ia di juluki ratu bully dan yaa sombong--ketika mendengar cibiran yang paling menohok di hati ia.
"Cih, niat ke kampus tapi tingkah lakunya seperti berandalan." sebut saja ia Icha Anindhita.
Yang menimbulkan tawa dari para sahabatnya.
"HAHAHA"
"Ya iyalah kek berandalan wong dia engga diurusin nyokap bokap dia kok haha."
"Bukan anaknya kali haha."
"Atau mungkin---"
Brakk.
Ucapan itu terhenti begitu saja ketika mendengar kursi yang ditendang siapa lagi kalo bukan Prillyza Xavier.
Prilly berjalan mendekati Icha and geng dengan emosi yang memuncak dan tangan yang terkepal hingga buku-buku tangannya memutih.
"Lo." tunjuknya dengan tajam.
"Jaga ucapan lo bitch." desisnya.
"Elo boleh remehin gue tapi kalo sekali lagi lo berani ngatain orang tua gue, gue ga akan pernah diam." ucapnya dengan penuh penekanan.
"Haha emang benar kan yang gue bilang kalo elo ga pernah di urus sama nyopak bokap lo." tantang Icha tanpa rasa takut.
"Brengsek."
Bugh
Icha tersungkur akibat bogeman dari Prilly, ia mendekat kearah Icha mensejajarkan badannya dengan Icha. Ia cengkram kuat pipi gadis tersebut hingga Icha meringis kesakitan tapi Prillyza tidak perduli, walaupun orang tuanya tidak pernah memberi kasih sayang kepadanya sejak ia tumbuh remaja tetap saja mereka lah yang melahirkannya, mengajarinya tentang suatu hal dan merawatnya.
"Lo denger, sekali lagi lo ngatain orang tua gue, gue ga akan tinggal diam, lo ingat itu baik-baik bitch." ucapannya dengan pelan tapi penuh penekanan.Tidak ada yang berani melerai mereka. Sedangkan di ujung koridor seorang pemuda melihat bagaimana Prilly memukul seorang cewek yang tak lain Icha dengan kaget. Pemuda tersebut lari mendekati Prilly dan Icha.
"Prilly, apa-apaan sih kok jahat banget mukul orang kayak gitu." teriaknya dengan marah mungkin.
Sedangkan Prilly terkejut, dan langsung saja ia melepaskan cengkraman tersebut dengan kasar.
"Ssshh." ringis Icha.
"Ali, ini engga seperti yang elo pikirkan, gue ga mungkin mukul orang tanpa sebab." ucapan Prilly tidak digubris oleh Ali. Ali disibuk kan membantu Icha tanpa melihat ke Prilly.
"Ali gamau temenan sama orang yang jahat kek Prilly." ketus Ali dan langsung pergi meninggalkan semua yang ada disitu.
Deg
Prilly terkejut, nafasnya tercekat ia mau membela dirinya sendiri tapi seolah susah untuk mengucapkan satu kata pun.
Ia kecewa dengan Ali yang tidak mempercayainya.
"Ada apa ini?" tanya seorang dosen bimbingan dan konseling. Mata ia langsung tertuju dengan Icha.
"Kenapa dengan penampilan kamu Icha, itu lagi pipi kamu lebam, apa yang terjadi ini?" tanyanya beruntun.
"Ssh, ini pak saya dipukul sama Prilly padahal saya tadi lagi baca buku eh tiba-tiba dia datang langsung mukul saya pak." jawab Icha dengan ekspresi yang sedih.
"Apa-apaan lo, enggak Pak–––"
"Astaga apa yang kamu perbuat Prilly, pusing saya dengan tingkah kamu seperti ini, sekarang kamu ikut dengan saya dan kamu Icha ke uks obatin lebam kamu." kata dosen tersebut dengan tegas.
Setelah mengatakan itu dosen tersebut langsung saja pergi meninggalkan mereka.
Icha pergi dengan seringai liciknya.
"Sialan."
Prilly langsung saja mengikuti dosen tersebut setengah mengumpat.
Setelah mendengarkan ceramahan panjang lebar dari dosen tersebut ah lebih tepatnya mengacuhkannya masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Langsung saja ia bergegas keluar meninggalkan tempat itu menuju rooftop ah dia lagi malas masuk kelas apalagi sekarang suasana hati ia tidak bagus.
Ditengah perjalanan menuju rooftop ia bertemu dengan Ali yang baru keluar dari toilet langsung saja ia menghampiri Ali dengan cara menarik tangannya tetapi langsung ditepis kasar oleh Ali.
"Prilly apa-apaan sih." ketusnya.
"Gue mau jelasin Li, ini engga seperti apa yang lo liat tadi."
"Enggak perlu, Ali uda liat dengan mata Ali sendiri kalo Prilly uda mukul cewek itu." jawab Ali nada ketus. Langsung saja Ali pergi meninggalkan Prilly yang tak percaya dengan apa yang Ali ucapkan.
"Arghh"
"Sialan lo Icha."
"Kenapa lo gamau dengerin apa penjelasan gue Li." kata Prilly menatap sendu punggung Ali yang menjauh.
Entah kenapa ia begitu sedih kalo Ali marah dengan dirinya. Ini bukan dirinya...
Next?
Vote and komen yaa!
–tbc–@keyyl01
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐚𝐧𝐣𝐚 || 𝐀𝐥𝐢𝐏𝐫𝐢𝐥𝐥𝐲
Fantasy𝐁𝐚𝐝 𝐠𝐢𝐫𝐥 𝐤𝐞𝐭𝐞𝐦𝐮 𝐬𝐩𝐨𝐢𝐥𝐞𝐝 𝐠𝐮𝐲 𝐠𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚? @keyyl01