8

9.9K 991 248
                                    

Sepulang dari mengantar Ryujin, Haechan langsung menghubungi 3 sahabatnya. Dia mengajak mereka untuk bertemu di cafe langganan. Beruntungnya ketiganya bisa dan saat ini juga dalam perjalanan menuju cafe.

Cafe langganan mereka berada ditengah kota, namun tempatnya menjorok kedalam. Dari luar tampak sempit, namun bagian dalam sangat luas, bahkan didalamnya mengusung konsep outdoor. Jarak antara satu meja ke meja lainnya lumayan jauh, sehingga cukup nyaman untuk membicarakan sesuatu yang bersifat private.

Haechan tiba yang pertama, disusul Renjun yang datang tidak telalu lama. Haechan menunggu dikursi sebelah bar, lalu memutuskan mencari tempat didalam. Mereka berdua langsung memilih tempat duduk lesehan di salah satu gazebo.

"Lemes amat lo? Ngga dapet jatah?" ceplos Renjun asal.

"Jatah lo bilang? Gue bisa makan semeja sama Ryujin aja udah bersyukur banget."

"Hahaha kenapa?"

"Entar aja ceritanya, nunggu yang lain. Males ngulang."

Tidak lama kemudian, Jeno dan Jaemin tiba. Jaemin dan Jeno langsung bersalaman dan berpelukan ala mereka dengan Haechan lalu bergantian dengan Renjun.

"Oit...calon papa muda makin langsing aja pak? Diet?" tanya Jeno setelah melihat perubahan fisik temannya.

"Diet alami banget, tunggu giliran lo." balas Haechan.

"Tapi bener Jeno Chan lu makin kurus, ada masalah? Rumah tangga nggak seindah yang lo bayangin?" Renjun menambah pertanyaan.

Haechan menyelonjorkan kakinya, menyandarkan punggungnya di pembatas gazebo. "Gue nggak tau salah gue di masa lalu itu apa sampai istri gue hamil tapi kayak musuhin gue."

"Hormon Chan, kan gue udah bilangin." sahut Jaemin.

"Iya Jaem gue tau, maksud gue, apa ngga ada solusi? Bayangin dong seminggu lebih gue tidur diluar baru bisa balik kamar waktu Ryujin udah tidur, pernah dia mau belanja ke supermarket, dia order gocar, gue ngikutin dari belakang."

"Masa?" tanya Renjun.

"Lo beneran ngga percaya apa ngece?" tanya Haechan balik.

"Suudzon mulu sih lo makanya kena azab." balas Renjun. "Gue tanya beneran, emang ada yang kayak gitu? Lia dulu gitu juga ngga Jaem?"

"Ngga sih, biasa aja, jauh sama gue oke, deket juga oke."

Renjun tiba-tiba menendang kaki Jeno. "Kasih respon kek lu! Pasif aja."

"Gue dengerin nying, mau kasih saran juga gue belum ngalamin." balas Jeno sambil mengusap kakinya yang ditendang barusan.

"Lo nanti ngga nyusulin kerumah mertua lo?"

Haechan menggeleng. "Ngga Jaem, lagian dia aman disana. Gue juga pengen tidur nyenyak dulu."

"Gue sebenernya ngga masalah dia mau gimana-gimana, mau kemana, tapi dokter bilang kandungan dia lemah. Kalian tau kan Ryujin orangnya ceroboh, gue cuma takut kenapa-napa."

"Coba deh Ryujin suruh ketemu cewek-cewek, mungkin aja dia sebenernya bosen tapi ngga bisa ngutarain. Dulu kan waktu liburan mereka pasti liburan, staycation, sekarang udah ngga pernah lagi. Siapa tau Ryujin pengen ketemu mereka." kata Jeno.

"Atau coba lo ajak dia main ke rumah gue, biar ketemu Lia sama Milly, bisa sekalian sharing sesama cewek." usul Jaemin.

Haechan mendengarkan dengan seksama usul para sahabatnya itu.

"Lo nyumbang usul apa?" tanya Jeno balas dendam ke Renjun.

"Gue setuju sama kalian." jawab Renjun tanpa ragu.

After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang