Hari Minggu ini. Alaska, Lisa dan teman-temannya mengadakan touring ke Bandung. Mereka membawa pasangan masing-masing. Mereka semua sengaja menyewa mini bus, agar dapat satu mobil dengan semua nya.
Lisa baru sadar kalau di dalam Tas Alaska ada sebuah Gaun berwarna putih. "Kak Alaska bawa gaun untuk apa? Itu gaun siapa?"
Alaska memandangi gaun yang ada di dalam tas nya, dan kemudian menatap Lisa. "Gue udah rancang gaun ini dari beberapa bulan yang lalu, nanti Lo juga bakal tau maksudnya!"
Lisa hanya diam dan kembali menutup kan matanya rapat-rapat.
Alaska memandangi pemandangan lewat jendela bus. "Kenapa perasaan gue tiba-tiba gak enak ya!" Batin Alaska.
Alaska terus memandangi ke luar jendela, Alaska tersenyum kecut ketika mengingat kembali pilihan yang diberikan oleh Ayahnya. Alaska menutup mata rapat-rapat, dan flashback ke beberapa tahun yang lalu.
Dimana hubungan nya dengan Septian masih baik-baik saja, Septian yang selalu mendukung Alaska, Septian yang selalu memberikan semangat dengan apapun yang Alaska lakukan.
Walaupun Alaska sudah dewasa Septian selalu mengajak nya bercanda, kemana perginya semua momen itu? Sekarang, hari-hari Alaska dan Septian hanya dipenuhi perdebatan. Alaska sangat merindukan momen itu, Kalau bisa Alaska ingin kembali kesana lagi, memeluk Ayah nya, pergi jalan-jalan bersama Ayah nya, makan bersama, nonton bola sampai larut malam. Alaska sangat merindukan itu semua."Kak kita udah sampai." Lisa membangunkan Alaska. Alaska membuka matanya dan menatap kebun teh yang sangat indah.
Udara yang sangat sejuk dan pemandangan yang sangat indah, suasana nya sangat nyaman.Lisa dan Alaska berjalan di area kebun teh, menyusuri setiap celah-celah. "Kapan Kak Alaska mau nemui Papa?"
Alaska menatap Lisa, Alaska tahu bahwa Lisa Sangat berharap padanya. Tapi, bagaimana pun Alaska tidak akan bisa menemui Ardi, Ayah Lisa. Itu sama saja dengan cari mati. "Gue belum tahu soal itu, Sa. Gue juga harus meyakinkan bokap gue."
Lisa mengangguk sembari bergelayut dalam tangan Alaska. "Aku gak mau Kalo hubungan kita gini-gini aja, capek tahu. Kemana-mana harus sembunyi. Aku juga pengen semua orang tahu Kalo aku pacar Kak Alaska."
Alaska menatap Lisa dengan tersenyum. "Lo pengen banget ya, di akui sebagai pacar orang famous di SMA Garuda?"
"Bukan gitu!" Kesal Lisa. "Aku juga mau kaya orang-orang, pacarnya di post di sosmed."
"Sekarang juga bisa, Kalo Lo mau!"
Lisa menghembuskan nafas, jengah dengan sikap Alaska. "Tapi kan gak mungkin, makanya kita harus berjuang sama-sama buat dapat Restu."
"Salah ya gue dilahirkan dari orang miskin?"
Lisa menatap Alaska dengan heran. "Kak Alaska kan bukan miskin!"
"Dibandingkan keluarga Lo, gue miskin!"
"Apaan sih! Aku gak suka loh bahas-Bahas soal materi."
Alaska tertawa dan memeluk Lisa dengan sangat erat, Lisa Sangat Pandai mencairkan suasana hati Alaska, Walau sebenarnya Alaska tidak tahu sampai mana hubungannya dan Lisa bertahan.
Bagaimana mungkin Alaska sanggup memperjuangkan nya, disaat tidak ada yang bisa dia andalkan untuk pembelaan. Bahkan Ayah nya pun tidak lagi ada di pihak nya.
"Kenapa gue bisa se lemah ini?" Batin Alaska.
Alaska mengambil ponselnya yang tampak berdering. Ternyata Ayahnya yang sedang menelfon.
"Kenapa, Pa?"
"Hari ini Papa berangkat ke luar kota, kamu jaga diri baik-baik."
"Iya, Pa. Hati-hati!"
Sambungan segera dimatikan oleh Septian, Ada sedikit kehangatan di benak Alaska. Namun, ada juga kekecewaan karena dirinya dan Septian sudah se canggung ini sekarang.
Teman-teman Alaska mengajak nya untuk makan di sebuah pondok, mereka bercerita banyak disana.
Setelah acara makan, mereka semua jalan-jalan ke kota, Alaska membawa Lisa ke sebuah foto studio."Kita mau ngapain?" Tanya Lisa dengan heran.
"Udah ikut aja!" Perintah Alaska.
Alaska berbicara dengan fotografer nya, sedangkan Lisa hanya diam, karena tidak mengerti apa yang akan mereka lakukan disana.
Alaska mengambil gaun berwarna putih yang telah ia bawa, dan menyerahkan nya pada Lisa. "Pakai ini dan jangan pakai Sepatu!"
Lisa hanya mengangguk menuruti permintaan Alaska. Alaska bersandar di dinding. Matanya terpejam dan tangannya memegangi hiasan kepala dari karangan bunga.
Ia sengaja merancang gaun putih yang sama persis dalam mimpi itu, dia ingin Lisa mengenakan nya. Karena Alaska berfikir bahwa tubuh Lisa dan tubuh Ibu nya dalam mimpi itu sedikit sama. Kulit putih, rambut yang digerai, sedikit ramping, tinggi dan tidak memakai Alas kaki. Alaska masing sangat mengingat semuanya.
Lisa ke luar dari tempat ganti baju dan mendekati Alaska. "Gimana?" Tanya Lisa.
Alaska memandangi Lisa dari atas sampai bawah, Alaska melepaskan jepit rambut Lisa, membiarkan rambutnya tergerai dan meletakkan hiasan kepala dari karangan bunga itu di atas kepala Lisa.
Alaska menyeka air matanya, Walaupun wajah Lisa dan wanita di dalam mimpi itu berbeda. Tapi, rasanya sangat menyakitkan bagi Alaska.
"Kak Alaska kenapa?" Tanya Lisa.
Alaska memeluk Lisa dengan sangat erat. "Gue sengaja minta Lo pakai gaun itu, karena gue rindu sama nyokap gue. Gue berharap bisa lihat dia. Dan gue bahagia."
Lisa mengerjab tidak percaya, Lisa berjalan ke arah studio dan melakukan sesi foto. Alaska hanya memandangi Lisa dengan sangat bahagia. Sedikitnya Alaska bisa lihat sosok Ibu nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alaska Dan Rahasia [SELESAI]
Teen Fiction_____FOLLOW SEBELUM MEMBACA_____ Alaska William, merupakan putra tunggal dari Septian William, sejak lahir Alaska tidak pernah mengetahui siapa dan dimana Ibu kandung nya, bahkan Alaska tidak pernah merasakan kehadiran sosok ibu di kehidupannya. Mes...