Annsky Putri Dirgantara

86 18 3
                                    

Happy Reading 🐸


"Tidak ada pembelaan?"

Ketiganya menundukkan kepalanya. Di depan mereka Appa Langit tengah menatap ketiganya dengan tangan di topang ke dagu.

Ann menendang kaki Samudra. Mengkode abangnya untuk berbicara. Namun, lelaki itu malah menendang kaki Athair menyuruh lelaki itu untuk berbicara. Terjadilah saling menendang.

"Lo aja yang bicara, Esta," bisik Samudra.

"Abang aja. Kan, Abang paling tua di antara kita," balas Athair berbisik pelan.

Samudra melotot mendengarnya.

"Appa tanya sekali lagi, kenapa kalian bisa naik motor bertiga. Kalian tahu, kan kalau naik bertiga itu tidak boleh. Apalagi Ann sama sekali nggak pake pelindung kepala," jelas Appa Langit berkacak pinggang.

"Maaf, Appa. Kami tidak akan mengulanginya lagi," cicit ketiganya.

Appa Langit menghela napasnya. Sebelum berkata, "Appa maafin." Ketiganya langsung bersorak kegirangan.

"Tapi, kalian akan mendapatkan hukuman dari Appa." Ketiganya langsung cemberut seketika.

"Push up lima puluh kali dan lari sepuluh putaran."

"Apa?!" teriak ketiganya secara bersamaan.

"Nggak ada keringanan, Appa?" tanya Ann yang dibalas gelengan oleh Appa Langit.

"Jangan lari sama push up dong, Appa! Yang ringan dikit." Ann masih berusaha bernegosiasi.

"Ada." Wajah ketiganya langsung berbinar seketika.

"Apa itu?"

"Bersihin toilet sama gudang rumah, gimana?" Ketiganya langsung menggelengkan kepalanya serempak.

"Push up aja, Appa!" ujar ketiganya bersamaan.

Ketiganya langsung melakukan push up di lantai dengan Appa Langit yang mulai menghitung sambil bersedekap dada.

"Apa-apaan kamu Samudra? Gerakan push up kamu salah!" tegur Appa Langit sambil menepuk bokong Samudra yang naik turun sedikit keras. 

"Sakit Appa." Samudra mengusap bokongnya yang kena tampar ayahnya.

"Salah sendiri. Perut kamu yang harus naik turun bukan bokong kamu," ralat Appa Langit kala Samudra kembali melakukan kesalahan.

"Udah, ya, Appa. Ann udah capek," keluh Ann mengusap keringat yang mulai membanjiri wajahnya.

"Baru dua puluh. Jangan banyak ngeluh ayo cepetan. Setelah ini kalian harus lari sepuluh putaran," ujar Appa Langit membuat ketiganya mengerang protes padanya. Namun, Appa Langit terlihat tidak peduli.

Samudra, Ann, dan Athair ambruk di lantai. Napas ketiganya terlihat memburu.

"Gue nggak mau lagi deh berurusan sama Appa, kapok," ujar Ann dengan napas ngos-ngosan.

"Abang juga bilang apa." Samudra menyentil kening Ann membuat cewek itu langsung mengaduh kesakitan.

"Waktu istirahat kalian selesai. Sekarang kalian mulai lari," perintah Appa Langit membuat ketiganya kembali mengerang.

SEMESTA ATHAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang