Appa Langit Dirgantara

151 13 0
                                    

Tidak semua khayalan akan menjadi kenyataan. Apalagi mengkhayal tentang sesuatu yang mungkin saja mustahil terjadi.

Seperti yang Semesta Athair rasakan.

Semesta pengen punya ayah kayak Appa Langit. Sosok lelaki yang selalu mengajarkan sesuatu yang tak pernah diajarkan oleh ayahnya sendiri, Bumi Athair.

"Muka kamu kenapa Esta? Kok, bisa luka kayak gitu?" Tangan Appa Langit mengelus pipi Athair yang penuh dengan luka.

"Ini kenapa rambut kamu? Kenapa bisa lengket kayak gini?"

Semesta meringis membuat Appa Langit menatapnya khawatir.

"Siapa yang melakukan ini pada kamu, Esta?" tanya Appa Langit.

Tanpa sadar Athair memundurkan langkahnya. Gerak-geriknya terlihat ketakutan.

"Appa nggak akan marah atau hukum Esta, kan?" cicit Athair.

Appa Langit menghela napasnya. Lelaki itu tersenyum sebelum berkata, "Nggak akan, kok. Kamu bisa percaya sama Appa." Appa Langit berusaha membujuk anaknya untuk berbicara.

"Esta berantem sama teman sekelas Esta," cicit Athair sambil menundukkan kepalanya merasa bersalah.

"Kenapa bisa berantem sama temen, hm?" tanya Appa Langit dengan nada lembut. Mengerti akan ketakutan Athair.

"Mereka hina Appa sama Papah Esta." Athair memainkan jari-jari tangannya. Lalu, lelaki itu mengepalkan tangannya kala mengingat bagaimana teman sekelasnya meledeknya.

"Esta nggak terima. Esta coba lawan mereka. Terus mereka pukul Esta balik terus guyur tubuh Esta pakai air jus."

"Mereka bilang Esta anak haram. Sampai Papah Bumi aja nggak anggap Esta sebagai anaknya." Esta menghela napasnya. Tenggorokannya terasa tercekat.

"Terus mereka bilang Esta anak malang. Punya ayah angkat kayak Appa Langit. Mereka bilang Appa Langit itu cuma laki-laki bajingan yang cuma bisa hamilin orang tanpa mau menikahinya."

Appa Langit mengembuskan napasnya. Lelaki itu tidak peduli dengan perkataan orang-orang tentang dirinya. Karena menurutnya itu tidak penting.

Menjadi seorang ayah di usia muda dan juga belum menikah pasti akan membuat orang-orang berpikir buruk padanya.

Namun, ia tak peduli. Karena ia menikmati perannya sebagai ayah dari Annsky dan Samudra. Dia jatuh hati kala melihat kedua anak itu. Langit tidak tega melihat Annsky dan Samudra yang kehilangan kedua orangtuanya.

Langit menemukan keduanya saat kedua orang tua Annsky dan Samudra ditangkap oleh anggota polisi juga dirinya. Lalu, karena tidak tega akhirnya Langit memutuskan untuk mengurus kedua anak itu.  Dan terakhir, ia menemukan Athair.

"Padahal mereka nggak tahu kalau Appa nggak gitu. Appa orang baik karena mau menerima Esta sebagai anak," ujarnya dengan suara bergetar. Lelaki itu terisak dipelukan Appa Langit.

"Jangan sedih, Esta. Kadang jadi orang nggak pedulian itu diperlukan untuk tetap kuat walaupun mereka berusaha untuk menyakiti kamu berkali-kali," jawab Appa Langit.

"Kamu hanya harus tahu kalau tidak semua orang membenci kamu. Ada Samudra, Ann, dan juga Appa Langit yang selalu ada buat Esta," lanjutnya. Ibu jarinya menghapus lembut air mata Athair.

Semesta pikir ia butuh Appa Langit untuk bercerita dan Appa Langit berpikir ia juga butuh Semesta untuk menemani kesendiriannya.

"Biar Appa obatin. Biar Appa bantu kamu keramas," ujar Appa Langit langsung berlari mengambil kotak P3K miliknya.

Dengan tangan gemetar Appa Langit mulai membersihkan luka di wajah Athair. Lelaki itu berusaha untuk tidak menjatuhkan air matanya. Namun, gagal. Ia terisak pelan sambil membersihkan luka-luka Athair.

SEMESTA ATHAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang