Semua Ada Alasan

21 7 0
                                    

Happy Reading 🔥

Ann berjalan dengan cepat menuju lapangan Wajahnya terlihat memerah menahan amarah. Tangannya mengepal erat, bersiap untuk mengeluarkan amarahnya yang sadari tadi dia tahan.

"Ann, jangan! Esta udah maafin Arsen." Di belakang, Semesta berusaha mengejar Ann yang terlihat kesetanan.

"Lo diem!" perintah Ann, tanpa menoleh ke arah Semesta.

Cewek itu mengambil bola basket milik seseorang. Lalu, kembali berjalan menuju seseorang yang tengah bercengkrama dengan beberapa temannya.

Bugh!

Dengan kekuatan penuh, Ann melempar bola itu tepat di kepala Arsen. Membuat semua orang kaget, lalu mulai menjauh ketika mereka melihat Ann datang.

"Anjing!" umpat Arsen. Cowok itu meringis sambil memegang kepalanya yang terasa pusing.

"Siapa yang berani lempar gue?!" teriaknya lagi. Wajahnya memerah menahan amarah.

"Gue." Arsen melirik ke sumber suara.

"Lo—" Sebelum Arsen bersuara. Bola itu kembali terpantul ke arah cowok itu.

"Lo maunya apa, hah?!" teriak Arsen. Cowok itu mendekat ke arah Ann, bersiap untuk memukul. Namun, kembali cewek itu memantulkan bolanya tepat di dada Arsen. Membuat cowok itu kembali mundur.

Arsen terdiam. Pandangan cowok itu tertuju pada sosok Semesta yang berdiri di belakang Ann. Dia tersenyum sinis. Akhirnya, ia tahu kenapa tiba-tiba cewek di depannya berbuat nekat.

"Cuma cowok lemah bersembunyi di punggung cewek," ucapnya sinis.

"Lo juga cowok lemah, bangsat!" Ann maju. Cewek itu menarik kerah baju Arsen. Kepalan tangannya ia pukul tepat di rahang cowok itu.

"Gue nggak ada urusan sama lo!" hardiknya sinis. 

"Urusan Esta itu urusan gue juga!" balas Ann tak kalah sinis.

"Kalau berani sama gue, ayo baku hantam, Esta! Jangan bawa-bawa cewek. Banci!" hardik Arsen.

"Kenapa kalau gue cewek?" tanya Ann dengan dagu terangkat angkuh.

"Lo takut sama gue?" lanjutnya lagi dengan suara merendahkan.

"Gue?" Arsen memandang Ann meremehkan. "Nggak ada sejarahnya cowok lawan cewek," lanjutnya dengan sinis.

Bugh!

"Berarti gue bakalan ngubah sejarah itu." Sekali lagi, Ann memukul rahang Arsen. Cowok itu memegang rahang yang terasa nyeri. Tenaga cewek itu patut diacungi jempol. Ia berdecih sinis. Meludah di dekat Ann.

"Oke." Arsen maju berniat untuk memukul Ann.

"Esta!" Terlambat, Semesta sudah terlebih dahulu berjalan berdiri di depan Ann. Hingga, pukulan itu mengenai cowok itu.

"Akhirnya lo berani maju juga. Gue kira lo bakalan jadi banci selamanya," cibir Arsen.

Sepertinya Arsen belum puas, cowok itu kembali memukul Semesta tepat di perutnya membuat Semesta mundur seketika. Dia memegang perutnya yang terasa sakit.

"Bangsat!" Ann menghampiri Arsen dengan penuh emosi yang membara. Tanpa mempedulikan orang-orang yang mulai berkumpulan untuk melihat pertarungannya, Ann menendang perut Arsen, hingga cowok itu mundur beberapa langkah.

Belum sampai di sana, Ann kembali menendang tulang kering, Arsen. Hingga, cowok itu mengaduh dan ambruk seketika.

Bertepatan dengan hal itu, seorang guru datang dan mulai melerai. Ketiganya dibawa ke ruang guru untuk ditindak lanjuti.

SEMESTA ATHAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang