Part 3

46 33 9
                                    

Barang jatuh yang menyadarkan mereka dengan pikirannya. Mereka berhadapan tatap muka satu sama lain lagi.

"Kalian kenapa disini? Keluar sekarang!” kata seseorang.

Mereka menengok kebelakang dan ternyata……..

“Eh kalian malah ngalamun ayok keluar, jam olahraga udah selesai.” kata Pak Kharim.

Oh ternyata Pak Kharim kirain siapa! Batin Khansa sambil menghela nafas lega.

“Pak yang nulis ini siapa pak………….?”

Chaesar menengok ke tembok tadi dan tulisan itu tadi hilang begitu saja. Mereka bertiga tidak percaya dengan itu semua, yang tulisannya tiba tiba menghilang dimakan warna putih usang.

“Tulisan apa? Udah ayo keluar!” ajak Pak Kharim diangguki oleh mereka.

Diujung tembok sana ada seorang cewek dengan tangan dilumuri darah senyum tipis saat mereka keluar.

Saat mereka 10 melangkah dari gudang itu, tidak ada angin…….

Brukkk…

Pintu gudang tiba tiba tutup dengan sendirinya. Mereka menatap satu sama lain.

                                                                                                                                
             
***


Chaesar, Firman dan Khansa masih berfikir yang enggak engak. Saat pelajaran ketiga mereka hanyut dalam fikirannya. Missel heran dengan keadaan Khansa yang hanya melamun saat Pak Sipar menjelaskan Ekonomi sekaligus kepala sekolah di SMA N Perjuangan 1 itu.

"Ok ini aja penjelasan dari Bapak ada pertanyaan?”

"Itu Chaesar sama Firman kenapa ngalamun?”

Karena tidak ada jawaban dari mereka, Pak Sipar mendatangi meja milik mereka dan memukul dengar keras dan spontan…….

"Ampun aku gak ngapa ngapain tadi digudang!.....” teriak Firman langsung menutup mulutnya dengan telapak tangannya.

Pak Sipar diam beberapa menit.

“Ada apa pak?” Firman sadar dengan lamunannya.

“Coba kalian kerjakan soal didepan!” halus Pak Sipar.

Karena Firman otaknya emang ecer dari lahir, dengan cepat dia mengerjakan satu persatu soal yang dituliskan oleh Pak Sipar.

Setelah selesai mengerjakan, Pak Sipar meneliti satu persatu soal yang dikerjakan Firman. Al hasilnya tidak diragukan lagi alias semua benar.

Pak Sipar menyuruh untuk menulis semua apa yang ada di papan tulis tanpa kecuali.

"Kalian kenapa sih? Kok pada ngalamun gak jelas? Biasanya pada kaya cacing kepanasan gak bisa diem sama sekali. Eh sekarang malah pada diem seribu kata semuanya.” Missel melontarkan kata katanya sambil menulis di buku tulisnya.

Diam.

"Tu kan kampret emang, kaya ngomong sama batu njir!” Missel dengan nada kesal.

"Eh kenapa Sel?” Khansa berhenti menulis karena tau kalau Missel lagi kesal.

“Kalian kenapa sih? Kok pada ngalamun gak jelas? Biasanya pada kaya cacing kepanasan gak bisa diem sama sekali. Eh sekarang malah pada diem seribu kata semuanya.” Missel mengulangi pertanyaannya tadi.

“Nanti aku certain oke?” Khansa menenangkan kekepoan sahabatnya.

Jam istirahat telah mulai, teman kelas Khansa berhamburan keluar kelas untuk melakukan aktifitas mengisi kekosongan perut mereka. Seperti biasa, Khansa,Missel,Firman dan Chaesar bergerombol menjadi satu dan makan sesuai apa yan mereka pesan.

"We we, Missel mau tanya ih, kalian tadi kenapa? Kok pada ngalamun sendiri sendiri? Lagi ada masalah?Atau lagi ditinggal sama doi barengan?” Nyerocos Missel dengan mulutnya  yang masih ada makanan.

Jam pelajaran sudah usai, anak SMA N Perjuangan 1 berkeliaran menuju perkir montor mereka masing masing. Khansa dan Missel mengganti pakaiannya dan menunggu dimulainya ekstra basket. Khansa, Missel, Fasya dan Tasya memakan camilan yang mereka beli dari kantin sekolah sambil melihat siswa siswi berhamburan melewati lapangan.

"Nih mau gak?” Fasya mengulurkan camilan taronya.

“Iya entaran, kasih situ aja entar juga dimakan.” Missel.

“Lu kenapa Tas? Kok dari tadi kamu diem aja?” Missel yang tadi mengintai Tasya.

Tasya menggeleng gelengkan kepalanya sambil menahan air matanya yang ingin mengalir. Fasya mengelus pundak milik kembarannya itu tanda kalai Tasya sedang ada masalah.

“Jadi gini………” Tasya menjeda dengan mengangkat kepalanya karena air matanya ingin keluar.

PENYESALAN BERUJUNG KEMATIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang