Part 4

42 29 5
                                    

“Ahmad itu pacar gue, kalian tau kan gimana rasanya ditinggal seorang pacar yang baru 1 bulan jalin hubungan dan meninggalnya mengenaskan?...”

“Tadi malam Ahmad masuk ke mimpiku dan meminta tolong kepada,gatau siapa namanya samar samar dan dengan kalimat tolong temukan jasadnya! Aku gatau maksut mimpi itu apa?” Air mata Tasya mengalir deras dan langsung memeluk kembarannya.

Kalimat itu lagi?Apa maksudnya? Tuhan ini ada apa? Tapi sekarang aman kok tidak ada apa apa. Semoga mimpi itu hanya kebetulan semata. Batin Khansa.

Missel mengingatkan apa yang Chaesar,Firman dan Khansa bicarakan di kantin tadi. Dengan cepat Khansa mengelus pundak milik Tasya.

“Sabar ya, ini udah jalannya si Ahmad. Doakan saja semoga dia disana tenang. Dan kamu jangan sedih lagi, kasihan dia, dia enggak mau melihat pacar kesayangannya nangis kaya gini. Ikhlaskan saja, oke? Aku tau mengikhlaskan tidak semudah membolak balikkan telapak tangan, tapi ya mau gimana lagi? Tuhan kehendak lain, Tuhan lebih sayang sama Ahmad. Semua ini pasti ada hikmahnya kok. Tuhan itu adil, sekarang ada tangisan suatu saat ada kebahagian yang tak terduga datangnya. ” Khansa menyemangati Tasya dan diangguki Tasya.

Setelah Tasya tenang, mereka masuk ke lapangan menunggu pelatih mereka datang. Tak menunggu lama pelatih mereka datang dan memulai ekstrakulikulernya.

Saat pertengahan  ekstra dan saat Khansa memantulkan bola, Khansa melihat sesosok cewek itu lagi dengan senyum manisnya.

Khansa tidak menggagas itu semua dan memilih memantulkan bolanya dan memasukkan ke ring basket.

Ekstrakulikuler telah selesai dan kini saatnya mereka pulang kerumah masing masing.

“Sa,main ke rumahku yuk nanti malam?” ajak Missel.

“Okey deh, ajak Firman sama Chaesar sekalian aja!”

“Okey nanti aku WA mereka. Jam 7 ya? Nanti kamu sekalian nginep di rumahku aja, takut kemaleman kamu. Nanti aku jemput deh!” Pernyataan Missel diangguki oleh Khansa.

19.00

“Permisi, Khansa……Khansa!” teriak sopan Missel.

Karena mendengar teriakan dari Missel, Mama Khansa langsung membuka pintu rumahnya dan mempersilahkan Missel masuk ke dalam untuk menunggu Khansa.

“Sana Nduk langsung naik ke kamar nya Khansa, Mama buatin minum dulu ya!” halus Mama Khansa.

“Ga usah Mam,tadi Missel udah minum kok!”

“Beneran?Nanti kalau haus ambil sendiri di kulkas ya!”

Missel menganggukan kepalanya dengan senyum manisnya dan langsung menuju ke kamar Khansa.

Ceklek……..

Missel membuka pintu kamar dan melihat sesosok Khansa sedang ketakutan, dengan cepat Missel memeluk sahabatnya dan melontarkan beberapa pertanyaan. Khansa menjawab satu persatu pertanyaan Missel.

"Udah ya, itu semuanya hanya mimpi kok, udah tenang ya,udah ada aku kok disini!Tenang ya!” Missel memeluk erat Khansa dengan rasa takutnya.

Ini ada apa Tuhan? Kenapa sahabatku dapat firasat dan mimpi kaya gitu? Lindungi dia Tuhan!

Setelah Khansa tenang, mereka segera menuju ke rumah Missel yang telah ditunggu oleh Firman dan Chaesar. Sebelum mereka berangkat, tak lupa dia pamit sama Mama Khansa dan langsung pergi meninggalkan rumah besar milik Mama Papa Khansa.

Selama perjalanan mereka bercerita cerita ria menghilangkan apa yang terjadi di mimpi Khansa.

Citttt………..

Spontan Khansa dan Missel kaget bukan main, karena didepan mobil Missel ada seseorang perempuan memakai baju SMA dengan senyum manis. Missel langsung keluar untuk mempertanyakan bagaimana keadaannya atau ada yang luka atau enggak.Tak disangka, saat Missel berada didepan mobilnya, perempuan itu telah pergi entah kemana.

Perempuan itu lagi?

***

Rumah Missel.

Missel memarkirkan mobilnya di garasi pribadinya dan di taman belakang telah ada dua manusia yang sedang asyik memainkan game mobile legend itu dengan teriak teriak.

Push woi, kampret!” teriak Firman.

“Biar minions aja yang hancurin turetnya! Kita pesta kill dulu ngapa! Baru ngekill 13 aku!” sautan teriak Chaesar.

   “Yaudah sini ke buff merah bantu gue farming buruan!” Firman.

Teriak mereka yang sampai di garasi pribadi Missel. Mereka menggeleng gelengkan kepalanya mendengar teriak teriakan teman cowoknya itu. Missel mengajak Khansa masuk ke rumahnya menuju kamar Missel untuk meletakkan pakaian milik Khansa.

PENYESALAN BERUJUNG KEMATIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang