Part 5

40 28 11
                                    

Di ruang tamu ada seseorang cowok dan cewek separuh baya sedang asyik bercerita dengan nada ketawa.

"Eh Khansa, sini sini.” Mami Missel langsung memeluk Khansa.

Ya karena Khansa, Missel, Firman dan Chaesar telah dianggap anak dengan mereka, jadi tidak heran kalau mereka bebas ngapain aja disana sudah dianggap seperti rumah sendiri.

“Tu, Firman sama Chaesar udah di taman udah teriak teriak lagi.”

“Iya Mi, nih mau ngasih pakaianku ke kamarnya Missel dulu.”

Mami Missel mengangguk dengan senyum dan mereka melanjutkan perjalanan ke kamar Missel yang terhambat oleh Mami dan Papi.

Setelah mereka meletakkan pakaian Khansa, segera mereka turun dan menuju ke taman belakang yang telah dihuni oleh Firman dan Chaesar.

“Gila! Lama banget! Dasar betina udah 2 kali push rank lo njir!” Chaesar teriak.

“Iya tau kalau kita betina!” sengak Khansa.

“Udah ih, yu bakar bakar. Udah aku siapin nih.’’ ajak Missel diangguki mereka.

Mereka membakar sosis dan jagung dengan bernuansa malam yang segar, setelah selesai membakar mereka menggelar tikar dan Mami Missel membawa beberapa camilan untuk mereka santap di malam Jumat itu.

Bahagia dan ceria yang mereka rasakan sekarang menghilangkan apa yang tadi di sekolah mereka lihat dan beberapa kejadian aneh lainnya.

***

Mereka asyik dengan makan mereka dan menikmati indahnya malam yang langitnya bertaburan bintang kelap kelip.

"Eh, tadi aku diceritain sama Rio.” Firman bangun dari tidurannya menjadi duduk.

“Rio anak kelas sebelah?” Khansa melihat Firman dengan menyuapkan jagung ke mulutnya, diangguki oleh Firman.

"Kenapa emang?” Chaesar  melontarkan pertanyaan.

Flashback on.

Firman dan Rio sedang makan di tempat makan elite dengan ditraktir oleh Rio karena sekarang hari jadi Rio ke-17. Mereka makan dengan lahap tanpa ada satu kata pun yang muncul.

“Man?”

"Emm?” jawab Firman yang sedang asyik dengan makanannya.

"Aku mau cerita sedikit, percaya atau enggak percaya itu urusan mu…”

“Aku kemarin malam mimpi ketemu dengan Ahmad, dia bilang kepada ku, aku gatau jelas apa yang dibicarakan intinya tu, tolong gatau apa jasadnya jasadnya. Apasih aku gatau intinya kaya gitu.” lanjut Rio dan spontan Firman berhenti dari aktifitasnya.

“Ha? Serius?” Firman tidak percaya.

“Duarius malahan.” Sambil mengacungkan 2 jari tangan membentuk huruf V.

Apa ada hubungannya dengan tembok yang aku, Khansa sama Chaesar kemarin lihat?

Flashback off

Khansa dan Missel tidak percaya dengan itu semua, kejadian persis untuk ketiga kalinya.
Rio sahabat dekat Ahmad, Tasya pacarnya Ahmad dan Khansa? Apa hubungannya dengan Khansa? Khansa bahkan  bukan siapa siapanya Khansa, kenal? Tentu tidak, dekat? Apa lagi.

Mereka melihat satu sama lain denggn tidak percaya banyak teka teki. Hantu? Mana ada. Orang iseng? Gak mungkin bisa semulus ini. Itulah pertanyaan yang ada di kepala mereka sendiri sendiri.

"Kok ganjal sih?” Khansa memecahkan keheningan.

"Maksut lo?” Chaesar heran.

“Jadi gini, tadi Khansa juga mimpi itu, kejadiannya persis banget dan kata katanya pun sangat sangat mirip…”

“Dan mimpi itu juga masuk kedalam mimpi Tasya pacarnya Ahmad.” lanjut Missel.

Chaesar dan Firman spontan kaget.Dengan mimik wajah yang sangat takut dan mencengkam.

“Wait, Rio temen deketnya Ahmad, Tasya pacarnya Ahmad dan elu bukan siapa siapanya?Kenal aja enggak?” Firman sambil menunjukkan jari nya di hidung mancung milik Khansa.

“Nah itu yang gue pikirkan dari tadi.” Missel sambil memakan cemilan didepannya.

Mereka berfikir keras untuk mengetahui apa maksud mimpi itu dengan tembok yang mereka lihat. Tiba tiba angin menghembus dengan dahsyat, mereka merasakan dingin dan merinding parah. Dan memutuskan untuk masuk kerumah besar milik Missel.

Seseorang bersenyum tipis dibelakang pohon besar dan menghilang begitu saja.

Hari Jumat

Mereka masuk sekolah seperti biasanya dan mengikuti pelajaran sampai jam terakhir.

Suasana sekolah sudah seperti awal lagi sebelum kematian Ahmad. Missel dan Khansa sedang asyik bermain ludo karena kini kelasnya sedang memasuki jam kosong.

“Woy!” teriak Chaesar sambil memukul meja milik Missel dan Khansa.

“Eh kampret lu!” Missel memukul pundak Chaesar.

Chaesar hanya meledek Missel dengan menjulurkan lidahnya dan pergi meninggalkan Missel dan Khansa.

“Mau kemana lu?” Khansa sengak.

“Buang hajat, mau ikut? Hayuk?” ajak Firman dibalas dengan muka jijik Khansa.

Langsung saja mereka pergi meninggalakan Khansa dan Missel.

Ting…

Khansa langsung membuka handphonenya dan memencet pesan dari Chaesar.

Chaesarrr
Gue sama Firman tadi pas ke kamar mandi melihat kalimat itu lagi dan saat ada teman lain datang, tulisan itu hilang.

Khansa diam seribu kata dan handphone milik Khansa diambil langsung oleh Missel dan dibaca lewat hati.

“Gimana Sel menurutmu?”

PENYESALAN BERUJUNG KEMATIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang