Part 7

19 9 8
                                    

Author Lain

SMA N Perjuangan 1 sekarang masih berada di keadaan yang sangat mencengkam. Mereka berusaha payah mencari bantuan dari pihak manapun.Namun semuanya itu sia sia seakan sekolah mereka telah ditutupi oleh segerombolan makhluk tak kasat mata.

Berangkulan satu sama lain dengan hati yang tidak karuan rasanya. Binggung mau buat apa dan bagaimana. Pasrah itu lah yang mereka lakukan. Hanya menitiskan pancaran doa untuk mendapatkan sebuah mukjizat dari yang diatas.

“Aku mau keluar! Jaga anak anak!” tegas Pak Abu.

“Jangan Pak!” Pak Sipar menahan badan Pak Abu.

"Gapapa, Aku keluar buat cari pertolongan!” Pak Abu memukul kecil pundak kepala sekolah itu.

Menggangukkan kepalanya dengan senyum penyemangat, “Hati hati!”

Pak Abu dengan sergap berlari kencang menuju ke gerbang SMA N Perjuangan 1 tanpa ada kendala apapun. Saat satu langkah keluar dari gerbang…….

Bret…

"Aw……..” Pak Abu teriak dengan meringgis kesakitan setelah mendapatkan lemparan pisau yang menyobek pergelangan tangannya.

Diatas atap ada seseorang dengan senum tipis tanda kemenangan.

Khansa, Missel, Firman dan Chaesar telah sampai dapur tapi hasilnya nihil, seseorang yang dicarinya tidak tau kemana.Dengan memanggil nama yang dicari tetap saja tidak ada respon apapun dari yang mereka cari.

"Ke Pak Sipar aja!” Chaesar mencetuskan kalimat.

Mereka mengangguk dan segera berlari mencari sesosok Pak Sipar. Di koridor mereka tak sengaja bertemu dengan Kak Geisha dengan senyum pucatnya.

Srittt…

Bunyi rem dari sepatu mereka yang tergesek dengan lantai keramik berwarna putih itu.

Terkejut.

Itulah yang mereka rasakan, mereka menatap satu sama lain dan menelan ludah mereka sendiri sendiri. Dengan sekilas sesosok Geisha hilang sudah entah pergi kemana. Lagi lagi kalimat itu muncul.

     "TEMUKAN JASAD KU DAN KUBURLAH
        SELAYAKNYA ORANG MENINGGAL!”

Kalimat yang tertuliskan dengan darah segar ditembok sebelah koridor. Mereka mendekati kalimat itu dengan memikirkan apa maksut ini.

“Apa ini semua ada hubungannya dengan Kak Geisha?” Khansa dengan nada penasaran.

“Lah, bukannya Kak Geisha…”

Seorang murid berlari dari lapangan dengan nangis histeris yang memotong perkataan Firman. Dengan cepat mereka menahan tubuh si gadis itu.

“He, kamu kenapa?” suara halus Missel yang menahan gadis itu dibantu dengan Khansa.

Aaaa...

Teriak gadis itu menjadi jadi dengan tangannya memegang tangan satunya. Spontan Khansa melepaskan badan gadis itu dan mundur beberapa langkah.

Gadis itu melihat Khansa dengan sinis dan melontarkan kata tolong dengan suara serak. Kesurupan, itulah yang gadis itu rasakan.

Dengan cepat Firman, Chaesar dan Missel berusaha menahan tubuh gadis itu yang ingin menyerang Khansa. Para guru langsung menuju ke rombongan Chaesar dan ikut menyadarkan gadis yan bernama Nada itu.

Khansa melihat Nada yang raganya dikuasai oleh sesosok yang Khansa kenal. Kak Geisha? Pertanyaan yang langsung muncul dihati kecil milik Khansa. Khansa membenarkan rambut poni nya keatas dengan takut dan gelisah.

Tak lama Nada lemas dan pingsan yang berarti makhluk yang menguasainya telah pergi. Nada diangkat oleh Pak Edi dan di bawa keruang BK yang disana ada Pak Abu yang diobati oleh Pak Ahmad.

18.00

Petang yang mencengkam ditambah dengan tidak ada pertolongan apapun dan dari pihak manapun. Mereka mengabari keluarga untuk segera menjemput mereka tapi hasilnya nihil. Keluarga bilang kalau sekolah mereka telah kosong tidak ada siapapun. Dengan berusaha mereka memfoto keadaan mereka disekolah tapi kata keluarga foto itu tidak ada siapa siapa.

Siswa sekarang berkumpul diaula dengan raut wajah cemas dan guru membagikan roti yang ada dikantor untuk mengisi perut kosong anak didik mereka. Mereka melantunkan doa sesuai dengan kepercayaan mereka masing masing.
Missel, Khansa, Firman dan Chaesar duduk termenung diruang BK. Mereka tidak nafsu makan roti dan memilih untuk minum air putih yang disediakan oleh guru BK.

“Ini kenapa ya Pak?” Bu Sri memecahkan keheningann.

Pak Abu menggeleng gelengkan kepalanya, “tidak tau Bu, waktu tadi saya mau keluar tiba tiba ada pisau jatuh dari atas dan mengenai pergelangan tangan saya, untung saya tidak kenapa kenapa.” Pak Abu menghela nafas lega.

Hah, pergelangan tangan? Batin Missel dan langsung menatap Khansa tanda mereka satu pemikiran.

JANGAN LUPA DIBACA, JANGAN CUMA DI BOOMVOTE DOANG!😡
Bantu share keteman teman kalian yaa💜✨

PENYESALAN BERUJUNG KEMATIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang