Part 1

77 45 59
                                    

SMA N Perjuangan 1 melakukan upacara rutin setiap hari Senin dengan bernuansa khidmat diiringi oleh pancaran sinar mentari yang sangat terik hingga menyengat kulit.Tak banyak pula siswa siswi yang menghuni UKS karena pingsan saat itu juga.

1 jam telah berlalu dan kini saatnya jam pelajaran dimulai. Khansa dan Missel duduk beriringan dengan mata fokus ke papan tulis. Mencatat, menulis, mendengarkan dan mengerjakan itulah yang mereka kerjakan sampai jam istirahat.

Jam istirahat dimulai,Khansa dan Missel bergegas menuju ke kantin sekolah untuk mengisi ulang perutnya yang kelaparan. Saat perjalanan menuju ke kantin,Khansa tidak sengaja melihat sesosok Geshia yang senyum padanya.

Khansa tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Ada pertanda apa ini? Kenapa perasaanku ga enak?Kenapa aku mempunyai firasat yang enggak enggak? Ah tidak, semoga aja tidak ada apa apa.

Missel mengayunkan tangannya ke depan muka Khansa yang tiba tiba berhenti mendadak. 5 kali Missel mengayunkan tangannya tapi hasilnya nihil.Khansa tetap ngelamun, dengan cepat…….

Plakkk………

Tangan Missel menepuk pipi chubby milik Khansa.

“Arghhhh…” Khansa meringis kesakitan.

"Apasih Sel? Sakit tau!” lanjut Khansa dengan memegang pipi chubbynya.

“Salah sendiri berhenti mendadak! Lihat apa lu? Ada cogan?Mana mana?” Missel dengan kepalanya mencari cari.

Khansa langsung menarik kasar tangan Missel dan menariknya ke arah kantin sekolah. Khansa dan Missel duduk di meja bagian tengah dengan menunggu pesanan mereka datang. Mereka berbicara,ketawa,dan curhat melupakan apa yang Khansa tadi lihat. Perasaan Khansa sekarang menjadi enggak enak kaya ada yang menintainya.

"Heyy! Boleh ikut gabung?” tanya seorang cowok dengan ramah.

"Gabung aja gapapa kok Sar.” jawab Missel.

Awouh kirain siapa ternyata, hanya Caesar dan Firman. Batin Khansa.

Tolong temukan jasad ku dan kuburkan selayaknya orang meninggal,kalau tidak akan ku binasakan semua siswa disini!! Hati Khansa mendengarkan sesuatu dan spontan Khansa berteriak dan berkeringat dingin yang membuat geger satu kantin disana.

“Sa kamu kenapa?” heboh Missel karena takut kenapa kenapa dengan sahabatnya itu.

“Hey, kamu kenapa? Sa kenapa Sa?” Heboh Caesar melebihi kehebohan Missel.

Diam.

Itulah yang Khansa lakukan,merenungkan apa yang tadi hatinya dengar. Ada apalagi ini? Kenapa kata kata itu selalu aku dengar? Jasad apa yang dimaksud? Aku gak tau semuanya! Tuhan ini ada apa?

Caesar menggoyang goyangkan badan Khansa dan langsung saja Khansa hilang dari lamunannya.Muka Khansa yang tadinya putih bersih sekarang mendadak pucat.

“Sa? Kamu gapapa kan?” gelisah Caesar.

“Gapapa kok.” jawab Khansa dengan nada merinding dan langsung mendapat pelukan hangat dari Missel.

“Sukurlah kalau kamu gapapa.” Caesar menghela nafas lega.

Sekarang mereka melanjutkan makan menu mereka masing masing diikuti oleh para siswa yang tadi mengerumumi meja Khansa. Keadaan Khansa sekarang sudah membaik dan bisa menghabiskan makanannya.

Tiba tiba ada seorang cowok yang berlari ke arah kantin dengan nafas ngos ngosan. Ha kok bisa? Gimana ceritanya? Hih kok ngeri? Aku takut. Pernyataan anak SMA N Perjuangan 1 yang mereka lontarkan ke seorang cowok yang tadi berlari ngos ngosan.

Karena kepo akan hal itu,Firman melontarkan satu pertanyaan.

"Ada apa Fiz?Kok berlari ngos ngosan? Dikejar setan atau lagi latihan marathon?”

“Marathon marathon.Gilak apa! Itu loo Ahmad terbaring lemah di deket gudang, seluruh badan dilumuri pancaran darah!”

Spontan anak yang ada di kantin menghentikan aktivitas makannya dan melihat fokus si Khafiz.

“HAH!” teriak Khansa melebihi teriakan tadi.

Apa maksudnya?Apa ada hubungan dengan suara yang hati gue denger? Enggak engak semoga tidak ada hubungannya,semoga hanya kebetulan semata.

 "Kenapa Sa?” Missel memeluk Khansa dengan keadaan takut.

"Gapapa Sel gapapa, tenang ada aku kok,aku selalu ada buat kamu.” Khansa mengelus lembut rambut Missel.

Khansa ingin sekali pergi melihat keadaan itu,tapi Missel saat ini sangat takut apalagi untuk melihat setetes darah pun. Al hasil Missel dan Khansa hanya duduk di kantin dan enggan pergi ke ruang kelas mereka.

"Sa,Sel kita duluan ya,mau lihat kondisi Ahmad saat ini juga.” Missel dan Khansa hanya mengangguk denan posisi berpelukan.

PENYESALAN BERUJUNG KEMATIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang