Satu minggu telah berlalu. Semuanya kembali berjalan seperti biasanya. Shankara sudah pulang dari rumah sakit dan kembali bersekolah. Begitu pula dengan Althar, ia kembali menjalankan aktifitasnya. Bersekolah, latihan club tembaknya, dan berkumpul dengan temannya.
Bedanya kini ada orang baru yang masuk di kehidupannya. Shankara gadis yang kini harus ia jaga. Mungkin kini bukan hanya Althar saja, tapi teman-temannya juga.
Entah sejak kapan mereka semua jadi akrab berteman dengan Shankara. Yang jelas sejak Shankara masuk rumah sakit, Delan dengan hebohnya mengklaim bahwa mereka resmi menjadi satu geng. Althar, Arik, Delan, Gallen, Alden, Izatta, Joa, Shankara, dan Natta.
Geng yang berisikan 9 personil itu masih belum memiliki nama. Niatnya hari ini mereka ingin berdiskusi tentang nama apa yang cocok untuk mereka di kelas Althar.
Kalau di tanya apa benar mereka ingin berkumpul untuk membahas nama geng, jawabannya jelas tidak. Sudah jelas kalau ini akal-akalan Delan yang otaknya sangat menye-menye. Kelewat dari kata alay. Mereka pun sangat malas kalau saja sejak kemarin bacot Delan tidak membuat kepala mereka hampir pecah.
"Turutin ajalah, umur nggak ada yang tau." Begitu kalau kata Althar, yang langsung di balas oleh Delan, "lo do'ain gue mati?!" Dan berakhir dengan mereka yang menggelar acara gulat dadakan.
"Kan kita ada 9 orang nih, gimana kalo Cherrybeast?"
Althar memutar bola matanya malas ke arah Delan yang menampilkan wajah berbinar.
"Cherrybeast naon anjing?" Celetuk Arik.
"Kita kan ada 9 orang tuh kaya Cherrybelle, lo tau kan Beauty and the beast? Karna Cherrybelle itu cewek semua makanya 'Belle', kalo kita kan kebanyakan cowok jadinya 'Beast' dong? Udah bener Cherrybeast!" Jelas Delan menggebu-gebu.
"Iya yang buruk rupa lo doang, gue sih enggak." Sahut Althar yang langsung di lempar kulit kacang oleh Delan.
"Udah deh, Del. Lo tuh alay, nggak banget tau nggak?!" Tukas Gallen dengan tangan yang sibuk tournament game online bersama Izatta dan Alden. Kalau mereka menang katanya Shankara ingin traktir satu kantin. Lihat saja nanti.
"Kapan lagi kita kaya gini? Kita udah di akhir semester 1 kelas 12, nggak ada 6 bulan lagi kita lulus. Belum tentu kita bakal bisa ngumpul terus kaya sekarang. Apa lagi sekarang kita punya temen cewek yang biasanya ogah ngumpul bareng. Inget Bro, masa muda nggak bisa di ulang, waktu nggak bisa di putar apa lagi di pelintir. Yakin nggak bakal kangen sama saat-saat kaya gini?"
Ucapan Delan yang kini menjadi serius membuat semuanya hening. Jarang-jarang Delan seperti ini. Geng yang awalnya di buat iseng-iseng oleh Delan mengapa kini ia jadi membahasnya dengan serius? Padahal mereka berenam yang sudah bersama dari TK saja tak pernah kepikiran soal seperti ini.
Meskipun begitu, perkataan Delan tadi membuat mereka berpikir. Delan ada benarnya, mungkin suatu saat nanti mereka akan rindu masa-masa dimana mereka bisa hidup tanpa memikirkan cara menghasilkan uang perbulan. Belum tentu mereka masih bisa di beri kesempatan untuk berkumpul bersama. Umur tidak ada yang tahu, begitu pula dengan takdir. TAPI TIDAK CHERRYBEAST JUGA!
Shankara yang mulanya asik dengan ponsel tiba-tiba menjentikkan jarinya. Membuat yang lain menoleh ke arah atas karena hanya ia yang duduk di kursi, yang lainnya duduk di lantai pojok kelas persis seperti posko pengungsian banjir.
"I'm agree with you!" Tujuknya pada Delan.
Delan tersenyum bangga seraya menggesekkan jempolnya ke hidung ala-ala Brushlee. "Ra, nanti istirahat mie ayam ya?"
"Oke! Pesan aja sekalian buat ema bapak lo, nenek lo, buyut lo, rt, rw, terserah."
"Serius?" Tanya Delan berbinar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIMENSIONS
De Todo||2021|| [On going] Apa yang terjadi jika gelap pekat itu mulai terurai oleh bias cahaya? Saat pekat lekat yang mencekat itu mulai pudar oleh sorot damai yang menenangkan? Sebuah terang mengubah hidupnya perlahan lewat takdir tuhan. Entah. Shankara...