A Pair of Tomorrow - milkje

182 17 0
                                    

tw// mentioning violence

Prolog :

"Je, selamat ulang tahun ke-18. Semoga panjang umur dan bahagia ya," ucap Younghoon pada Hyunjae sambil tersenyum.

***

Hari Selasa ini hadir sebagai hari yang sangat cerah, bahkan matahari mampu bersinar lebih terik dari biasanya. Awan yang selalu digambarkan sebagai kapas putih, kali ini tidak dapat dipandang sama sekali, mengingat bagaimana menyakitkannya menengadah melihat langit saat sinar matahari begitu menyilaukan.

Kalimat seperti itulah yang saat ini tengah dibaca Younghoon dari novel yang ia bawa berjalan kaki membelah jalan setapak. Bukan sekadar frasa klise, nyatanya kalimat dalam novel tersebut memang juga sedang dirasakan oleh Younghoon sendiri. Hari itu memang sedang panas-panasnya. Bahkan pikirnya, mungkin saja hari itu akan dinobatkan sebagai peringatan hari panas sedunia. Ia terus menerus mengeluhkan panas hari itu dalam hati, namun tiba-tiba....

Byuurrr

Younghoon seperti menemukan titik segar yang mengalir dari ujung ubun-ubunnya. Awalnya memang menyegarkan, namun sungguh ini bukan jadi hal yang dia inginkan. Pikirannya sekilas teringat akan bagimana menyebalkannya hari ini. Mulai dari buku fisika yang lupa terbawa padahal di sana tertulis tugas yang ia kerjakan sampai harus memangkas jam tidurnya, hingga rambutnya yang terkena saus tomat karena orang-orang di kantin begitu ramai dan ribut. Atas kejadian barusan, lengkap sudah kisah Younghoon akan bagaimana perjuangannya menghadapi hari itu.

"Yahhh, kena orang! Bu Ina sih kalo ngeguyur aernya kekencengan," ucap seorang pemuda tampan sembari mengangkat seekor anjing ke dalam gendongnya.

"Abisnya itu Darong udah tau mau dimandiin malah lari-lari ngeledek, Ibu kan jadi ngeguyur asal aja," jawab wanita paruh baya yang tengah menggenggam gayung warna ungu di tangan kanannya.

"Aduh Mas, maaf banget ya seragam sekolahnya jadi basah kuyup. Aduh gimana ya? Gini aja kalau Mas mau, ikut ke kamar saya aja dulu nanti saya pinjemin baju saya," kali ini laki-laki tampan tersebut berbicara begitu sopan kepada Younghoon.

"Mas? Emang saya mas kamu?" Younghoon yang sedikit kesal berbicara seasalnya saja.

"Oh maaf, kalau gitu Bang? Atau Kak? Ayo ikut ke kamar kos saya dulu."

"Emang ada jaminan kalo saya ikut kamu ke kamar, saya ga diapa-apain?"

"Astaga, saya bahkan sama sekali engga berpikir ke situ lho Bang. Tapi pokoknya saya jamin Abang ga bakal masuk angin kalo mau ikut saya."

"Kenapa saya harus begitu yakin kalau kamu ngga bakal ngelakuin sesuatu ke saya?"

"Saya sih ngga maksa ya Kak, kalau Kakak ngga mau sih yaudah yang penting saya udah menawarkan bantuan," ia bahkan tidak sadar seberapa banyak ia mengubah kata sapaannya.

"Hmmm, yaudah saya ikut itung-itung biar kamu tanggung jawab. Tapi kalau ada apa-apa saya langsung pukul ya. Jangan macem-macem."

Younghoon sebenarnya agak khawatir karena ini pertama kalinya ia diajak oleh orang asing. Tapi berdasarkan novel yang ia baca, cara awal menghadapi situasi demikian adalah dengan mengancam orang tersebut terlebih dahulu, urusan praktiknya itu belakangan. Lagi pula, ia juga terpaksa ikut karena pasti akan lebih menyebalkan kalau ia pulang dengan baju basah kuyup. Suatu kemalasan baginya ketika ditanya apa yang terjadi oleh bibi di rumahnya, pasti bibi tersebut akan melaporkannya ke bundanya.

***

Younghoon duduk bersila setelah memasuki kamar kos sederhana di lantai dua itu. Benar-benar sederhana hingga ukurannya pun dikata minim jika dibandingkan kamar mandi rumahnya. Ia melirik kecil untuk melihat sekitar hingga mengujungkan pandangannya ke anjing kecil yang juga sama basah kuyupnya dengannya. Sementara pemilik kamar? Ia sedang membuka lemari lebar-lebar untuk mencarikan pakaian ganti yang dirasa cocok dengan Younghoon.

The B Anniversary Project: Walkin' in TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang