When We Meet Again [Hiatus]

0.13

"Jadi selama ini kita...."

"Kek yang bener?!"Hueningkai masih gak percaya dengan semua ini, semua terlalu diluar nalarnya.Bahkan sebenarnya dengan adanya vampir dan manusia serigala itu juga sudah merupakan hal diluar nalar sih.

"Saya rasa itu benar"terdengar hembusan napas dari Pak Suga "karena jika saya lihat kembali belati emas itu memang sedikit masuk akal"

"Tapi nenek tau dari mana?"Hueningkai

"Ternyata ada seseorang yang menulis buku tentang itu, buku itu ada di Kina tapi dia bilang buku itu menghilang tiba-tiba"

Beomgyu yang sedari tadi diam pun angkat bicara"Kalo gitu Pak Suga itu...."

"Hah?!"Kai & Beomgyu jelas langsung berpikiran sama.

Sekarang seorang pemuda sedang bergegas menuju salah satu ruang rawat pasien. Langkahnya terhenti tatkala merasakan sebuah aura yang menurutnya itu memang benar orang yang dia cari.

Dia pun membuka pintu itu dengan cepat, pemandangan yang dia lihat adalah wanita tua yang entah kenapa tersenyum padanya?

"Kamu akhirnya datang juga, Minhee"

"K-kok anda tau siapa saya?"

"Saya sudah tau dari Ayah kamu, tolong jaga Inha baik-baik ya dan juga Wony"

Lebih mengejutkan lagi ketika Minhee menyadari wanita tua itu menghilang manjadi abu sama seperti yang terjadi pada Yangyang persis.

"Wanita licik itu pasti melakukan sesuatu!"

Tunggu,Minhee lupa dia harus membawa Inha/Wonyoung ah sudahlah intinya dia harus membawa dia ke rumah Kakek Haruto.

"Tubuhnya kenapa membiru..."

Sekarang Jihan dan Jaehee sudah di gubuk tempat persembunyian mereka .

"Loh Jungwon,Kak Sunoo sama Kak Sunghoon, Kak Haechan juga disini?" Jihan bener-bener bingung sebenarnya ada apa sih dari tadi disuruh diem.

"Duduk dulu"Junkyu ngomong dengan ekspresi serius, Jihan sempat kaget baru tau dia kalo kakaknya ternyata bisa serius juga.

Yang lain cuma diam ngelihatin kakak beradik yang sayangnya bukan kandung itu, mereka rasa biar Junkyu aja yang bilang ke Jihan.

"Pertama, ini mungkin kedengaran gak masuk akal..." Junkyu menjeda kalimatnya

"Tapi kamu itu pemilik hati kristal biru"

Diam hanya itu yang bisa dilihat dari Jihan, Jaehee baru aja mau jelasin ke Jihan sebelum Jihan jawab "Aku udah tau kok"

"Kaka tau ka-APA?!"

"KAMU TAU DARI SIAPA?!"Teriakan Junkyu benar-benar membuat semua orang terkejut terlebih Geonu yang disebelahnya dibuat penging, lalu Daniel yang sedang tidur jadi terbangun, dan Jisung Chenle yang hampir tersedak air ketika sedang minum.

"Itu..."Jihan ragu mengatakannya.

"Inha?"Jungwon pun tiba-tiba terpikirkan tentang Inha.

Semua kembali menatap Jihan tapi gadis itu hanya menunduk "Se-sebenarnya aku..." Jihan menggigit bibit bawahnya dan memainkan ujung pakaiannya.

"Aku tau semua dari awal"

"Papah ada yang salah dengan gadis ini!"

Minhee segera membawa gadis digendongannya itu masuk dan menidurkannya di sofa.

"Wony dia kenapa begini?! Terus nenek Kina gimana?!" Hueningkai benar-benar panik.

"Aku gak tau dia kenapa pas aku dateng dia udah kaya gitu dan soal nenek kamu dia tiba-tiba menghilang"

"Maksudnya?!"Beomgyu juga panik dan tidak mengerti situasi macam ini.

"Maksudnya kaya aku sekarang?"

Semua menoleh ke kakek Haruto dan benar saja dia menghilang sama seperti nenek Kina.

"Kakek!"

"Kakek kemana!"

Sungguh semua yang terjadi ini benar-benar tidak masuk akal bagaimana bisa Kakek Haruto dan nenek Kina menghilang menjadi abu, tubuh Wonyoung yang menjadi biru, lalu bahkan kini dipikiran mereka juga terisi tentang siapa mereka sebenarnya.

"Kau dengar orang-orang yang membantu kalian sudah lenyap hahahaha"gadis itu tertawa puas dihadapan keempat pemuda yang dia sandera.

"Ketawa aja sesuka lo umur gada yang tau, ya kan Jay Jake Nik?"

"Sialan! Awas aja kalian sebentar lagi rencana gue bakal berhasil dan usaha kalian waktu dulu bakal sia-sia, bahkan saat ini pun usaha kalian masih tergolong sia-sia kan?"

Gadis itu pergi meninggalkan ruangan itu.

"Maksudnya usaha apa?"Jay

"Gadis itu gila gak usah digubris"Jake

"Jangan-jangan usaha yang dia maksud itu usaha pengorbanan kita?" Ni-Ki berucap begitu sambil memandang Heeseung yang kini terdiam matanya mengarah ke lantai.

Jay dan Jake pun jadi ikut memandangi Heeseung.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Dia benar semua sia-sia"