MC | O1.°࿐

600 63 22
                                    

happy reading!

Para elf menari ria pada dedaunan yang menempel mesra pada pohonnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Para elf menari ria pada dedaunan yang menempel mesra pada pohonnya. Beberapa anak dahan menjadi tempat mendarat yang nyaman untuk menyebarkan beberapa bubuk ajaib disana. Tubuh mungil itu megitari bunga, memberi nutrisi pada bayi bayi buah yang hendak tumbuh.


Hana memangku wajahnya dengan tangan kanan. Mengawasi pergerakan elf lewat jendela kamar mandi adalah hal yang menyenangkan. Walaupun suhu dingin menerpa lapisan kulit, nyatanya Hana masih senang melakukan hal itu sebelum pergi mandi.

Masih dengan baju tidur dan cairan menjijikkan yang telah mengering di sekitar bibirnya, tunggu saja sampai sang ibu murka. "Hi, beautiful." sapanya riang pada elf.

Makhluk kecil itu terkejut, mengeluarkan suara lucu seperti tinkerbell. Hana tersenyum saat salah satu elf mendekat, "tidak tidak, aku tidak bermaksud mengganggu pekerjaan mu. Hanya--menyapa." katanya diakhiri cengira bodoh.

Mereka membalas sapaan Hana, bubuk ajaib yang mereka pegang di taburkan didepan wajah gadis itu hingga muncul sebuah percikan emas berbentuk hati. Inilah yang disukai Hana dari para elf, mereka ramah.

"Hana cepat selesaikan mandimu atau ibu akan mengutukmu menjadi siren!"

Hana menoleh kearah pintu kamar mandi yang diketuk kuat kuat tanpa ampun. Sang ibu selalu menganggu acara hymne pagi nya dengan alam dan segala makhluknya. Terkadang juga kembarannya--Hendery tega mendobrak kamar mandi hanya untuk mendapat satu olesan pasta gigi stoberry mint milik Hana. Beruntung ia masih dalam keadaan berpakaian.

Tak mau sang ibu semakin mengoceh, Hana mengucapkan salam perpisahan pada elf. Setelahnya segera mandi dan memakai gaun--karena dia masih seorang putri kerajaan. Kakinya diarahkan pada ruang makan, yang telah penuh dengan maid, elder, dan beberapa anggota keluarganya.

"Selamat pagi." sapanya. Dibalas ramah oleh semua orang, kecuali Hendery yang sibuk dengan ponselnya. Pemuda itu tergila gila dengan game online setelah diracuni oleh Mork--anak tetangga sebelah yang ibunya bermusuhan dengan ibu Hana. Tapi masa bodoh, itu urusan para wanita sosialita, anak anak tak perlu ikut campur.

Sarapan dimulai, para maid mengisi piring Hana dengan banyak daging. Wow, apa ini? Kenapa gadis yang dititah diet oleh ibunya diperbolehkan makan banyak daging? Wanita paruh baya itu hanya tersenyum saat melihat raut kebingungan putrinya. Sangat aneh, biasanya Hana akan dimarahi saat meminta daging tambahan. Atau lebih parahnya; meminta daging dibalas sayur.

Gadis itu memicing curiga, menusuk salah satu potongan daging secara agresif. "Seorang putri terhormat tidak akan mau memakan sesuatu yang didalamnya terdapat syarat syarat dan sogokan tertentu." sindiran elegan untuk ibunya. "jadi apa yang ibu inginkan? menyogokku dengan daging? aku bukan anak kecil lagi."

Ah, rencananya terbongkar. Sang ibu hanya berdehem kecil, lalu memasang seringai jahat. Kalau sudah terbongkar ya lebih baik dibongkar semua, "tidak_-hanya... gantikan tugas ayahmu. Dia harus mengontrol teritorial selatan."

Mate Competition | Kim Younghoon(✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang