Suasana di kelas Gavin benar-benar tidak seperti biasanya. Jika biasanya saat-saat sebelum guru masuk seperti ini, mereka bertiga (re : Gavin,Alfi, Hendar) selalu diisi dengan canda dan tawa namun kali ini hanya keheningan yang ada, baik Gavin maupun Alfi tak ada yang bersuara satupun. Hendar pun bingung harus bagaimana, usahanya untuk membuat mereka berbicara satu sama lain tak ada satupun yang berhasil.
"Vin,Fi mau sampe kapan sih lo berdua begini?" perkataan Hendarpun tak ada sahutan dari keduanya, Gavin tidur dengan headset di kedua telinganya dan Alfi membaca buku.
"Capek gue lama-lama temenan ama lo pada!" Hendar memilih mem-video call kekasihnya itu yang berbeda kelas dengannya.
"Ayang lope-lopeee, abang Hendar kangenn" terlihat wajah sang kekasih yang terlihat bahagia.
"Apaan si Gendar!" sahut Asya dari sebrang
"Ayang lope-lope gak kangen apa sama Abang Hendarr?"
"Jan ngadi-ngadi ye lo, tadi kita abis ketemu!"
"Huhu, punya pacar gak ada romantis-romantisnya banget"
"Iya dehh iyaa, Ayang bebi bebi kuu!"
"Ihhh gemess dehhhh"
"Jijik tau ga si lo berdua!" terdengar suara Luna dari sebrang
"Yee sirik aja jomblo!"
"Btw ayangg bebi-bebii, sabtu ini kita double date yaa""Sama siapa aja ayang lope-lope?"
"Aku,Kamu,Luna sama Rio. Aku mau kenalin Luna ke temen aku."
Perkataan Asya dari video call sontak membuat dua lelaki yang sedari tadi mendiami Hendar menoleh. Yap, Gavin dan Alfi.
"Ebusehh, lo berdua bikin gue kaget aje! Ngape lo berdua? Denger nama Luna langsung nengok"
Tak ada sahutan dari keduanya ,mereka kembali pada aktivitas masing-masing.
"Kenapa ayang bebi-bebi?"
"Enggak, ini dua anak dugong ngaggetin aku!"
"Yaudah,aku udah ada guru nih. See ya ayang bebi bebi" terdengar Asya berbisik karena guru yang akan mengajar mereka sudah datang.
"Dasar lo berdua, bucin Luna!" desis Hendar
🌻🌻🌻🌻🌻
Bel pulang telah bergema, semua murid membereskan alat tulis mereka dan bergegas pulang ke rumah masing-masing.
"Vin, lo mau kemana? Lo udah seminggu gak latihan. Coach nyariin elo, kalo lo gak latihan lagi bisa-bisa lo dikeluarin lohh!" Lagi-lagi Gavin menepis tangan Hendar lalu pergi.
Alfi yang melihatnya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.
Gavin kembali ke tempat yang akhir-akhir ini sering ia kunjungi.
"Dari kapan lo Vin?" tanya Rendi yang baru saja datang.
"Dah dari tadi," ujar Gavin yang sudah mabuk
"Bagi gue jb Ren, gue lagi mumet!" Rendi terkekeh
"Tumbenan banget lo, biasanya gue paksa kaya apa tetep gak mau!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Be Mine
Teen FictionMencintai orang yang memang tak mudah yang dibayangkan, apalagi jika orang itu hanya berjuang di awal saja. Lebih sakit lagi saat ingin melupakan semuanya, tapi malah didorong untuk kembali masuk dan memulai semua dari awal. Luna bukan gadis yang mu...