"Mphhh...Mphhh"
Bibir mungilnya dibekap dari belakang oleh seseorang, Luna berontak lalu ia mengiggit tangan orang itu.
"Awhh." rintih orang itu yang ternyata adalah lelaki. Lelaki bermuka sangar yang tidak ia kenali.
"Mau ngapain lo?" tanya Luna berusaha galak, sejujurnya dalam hati ia sangat takut.
"Judes banget sih neng, jangan judes judes maksud abang kan baek mao ajak eneng ke hotel biar bisa istirahat." Luna makin ciut mendengar perkataan lelaki itu, dengan segera ia berlari meninggalkan lelaki tersebut namun naas lelaki itu mengejar Luna bahkan larinya melebihi kecepatan Luna berlari.
"Happ...ketangkep deh." orang itu memegang pergelangan tangan Luna lalu mengelus pipi mulus Luna.
Lelaki itu mendekatkan wajahnya ke wajah Luna, namun ia memberontak ditinjunya wajah lelaki itu dengan tangan yang lain.
Bugh
"Sialannn...berani-beraninya lo! Gue udah pake cara baik-baik tapi malah diginiin terpaksa deh gue pake cara kasar" lelaki itu menarik tangan Luna dan membawa paksa dirinya.
"Lepasin gue begoooo" teriak Luna, namun tak digubris lelaki itu, keadaan komplek juga sepi.
"Kalo lo berani teriak-teriak gue perkosa lo disini sekarang juga" Luna bergidik ngeri ia hanya bisa diam mendengar perkataan terakhir lelaki itu, dalam hati ia terus memanjatkan doa, agar seseorang menolong dirinya.
"Ya Allah tolong bantu Luna, Luna takut" ucap Luna dalam doanya.
Hingga
Bugh
Bugh
Bugh
Tiga tinju yang menggebu mampu membuat lelaki sialan itu jatuh tersungkur.
"Banci!! Kalo berani lawan gue sini, jangan beraninya sama cewek lo. Sini bangun!" tiba-tiba datang seorang lelaki yang sangat Luna kenali.
"Gavin"
"Siapa lo? berani-beraninya lo bawa mangsa gue" lelaki itu bangkit dari jatuhnya lalu mencoba meninju wajah Gavin, namun dengan skill menghindarnya yang diatas rata-rata Gavin dapat menghindari pukulan itu, malah preman tersebut terkena pukulan untuk keempat kalinya.
Pergulatan sengit terjadi dan sampailah pada akhir pergulatan yang dimenangkan oleh Gavin, preman tersebut lari kocar-kacir. Luna yang melihat itu shock, ia hampir diperkosa.
"Lo gapapa?" tanya Gavin mendekati Luna, namun Luna melangkah mundur yang membuat Gavin bingung.
"Kenapa?"
"Ikut gue!" Luna menarik lengan Gavin paksa.
"Motor gue?" Luna menghentikan aksinya.
"Yaudah lo naek sana motor lo terus ikutin gue!" perintah Luna.
"Lo ikut naik aja biar cepet." Kini giliran Gavin yang menarik lengannya.
Mau tak mau Luna menuruti perintah Gavin.
"Mau kemana kita?" tanya Gavin.
"Rumah gue, mau ngobatin luka lo." jawab Luna jutek, dalam hati Gavin tersenyum. Ini merupakan salah satu jalan agar ia bisa menjalankan rencananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Be Mine
Teen FictionMencintai orang yang memang tak mudah yang dibayangkan, apalagi jika orang itu hanya berjuang di awal saja. Lebih sakit lagi saat ingin melupakan semuanya, tapi malah didorong untuk kembali masuk dan memulai semua dari awal. Luna bukan gadis yang mu...