38

3 2 0
                                    

"Siapa yang nyebarin ini Sya?"

"Gue gak tau Vin, tadi pagi pas gue dateng pada ngomongin Luna di forum sekolah."

"Gue mau ngejar Luna." baru saja Gavin ingin beranjak Asya menahan lengan Gavin.

"Jangan dulu Vin, Luna lagi ke rumah kakak-kakaknya biarin mereka selesain dulu masalah keluarga mereka. Kita gak usah ikut campur." apa yang diucapkan Asya memang ada benarnya, tapi tak bisa dipungkiri bahwa rasa khawatirnya terhadap Luna tak bisa dibendung. Sudah banyak penderitaan yang harus Luna rasakan. Gavin rasa ia ingin datang dan mendekap gadis itu.

🌻🌻🌻🌻🌻

"Ka Evaa...Ka Evaa..." tanpa ampun Luna terus mengetuk pintu rumah sang kakak, ia tak tahu harus bagaimana lagi. Forum sekolah tengah hangat memperbincangkan unggahan seseorang tak bertanggung jawab tentang Daddynya.

Orang tersebut memposting foto sang daddy tengah bersanding dengan wanita yang saat itu datang bersama daddynya. Melly.

"Cari siapa neng?" ujar ibu-ibu yang bisa diketahui tetangga Ka Eva.

"Ka Evanya kemana ya bu?"

"Ohh si Eva, dia mah udah berangkat ke Jerman dari dua hari yang lalu, katanya si Ayahnya mau tunangan disana." pupus sudah harapan Luna, ternyata apa yang di posting di forum sekolahnya benar adanya. Daddynya sudah bertunangan dengan wanita itu. Dan kakaknya pun... Tanpa babibu Luna segera pergi ke rumah Aril, kakak pertamanya. Luna memang paling dekat dengan Aril, karena Aril selalu memanjakannya. Tapi untuk sekarang entah mengapa Ka Aril menjadi jauh dari dirinya.

Tok..Tok..Tok..

"Ka Arilll...Ka Arilll..." alih-alih Ka Aril terlihat Mbok Jum ART Ka Aril yang membukakan pintu.

"Ehh Non Luna, ada apa Non?"

"Ka Aril mana mbok?" Mbok Jum menatap Luna bingung.

"Loh memang Non Luna gak tau? Den Aril kan udah ke Jerman sekeluarga dari dua hari yang lalu." harapannya makin pupus.

"Yaudah makasih ya mbok"

Ternyata kakak-kakaknya sudah mengetahui pertunangan ini dan sudah lebih dulu berangkat ke Jerman. Sedangkan Luna? diberitahupun tidak, ia seperti tak di anggap.

Pertahanannya selama ini runtuh, air mata yang sedari tadi ia bendung akhirnya meluncur dengan derasnya. Hatinya hancur, batinnya rapuh. Apa belum cukup mereka meninggalkan Luna sendirian selama ini? Apa belum cukup mereka mengucilkan Luna, membuatnya merasa terpojok dan selalu dihantui rasa bersalah selama satu tahun belakangan.

Dengan langkah tertatih Luna pulang menuju rumahnya, pikirannya kacau,raut wajahnya suram.

Sesampainya di rumah ia langsung membanting pintu kamarnya dengan keras.

Ditatapnya figura berisikan ia dengan Mommy-nya dengan senyum gembira.

"Mom, Luna hancur semenjak Mommy pergi. Semuanya gak ada yang peduli sama Luna, semuanya gak ada yang mikirin Luna. Daddy,Ka Aril dan Ka Eva, semuanya cuma mikirin diri mereka sendiri, mereka gak pernah mikirin perasaan Luna gimana. Mereka gak pernah mikirin sakit hatinya Luna gimana. Mereka cuma bisa salahin Luna dan merasa diri mereka bener." air mata dengan derasnya meluncur ke pipi Luna, ia rapuh, ia sendirian, tak ada tempat untuknya bersandar, tak ada tempat untuknya menaruh harap. Semua orang yang ia sayangi hanya bisa mengecewakannya lagi dan lagi.

Never Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang