6

156 78 28
                                    

"Ada yang lebih sakit dari perpisahan. Melihat dia bersama yang lain. Padahal disini, aku masih berusaha keras untuk melupakannya."

🌻🌻🌻🌻🌻

"Sebelumnya maaf ya gue undang kalian semua  untuk ikut rundingin acara kemah semesteran kita ini. Karena jujur aja, gue sama anggota osis yang laen masih keteteran karena belom terbiasa. Jadi mohon pengertiannya. Terutama maaf ya buat Bang Gavin jadi ngerepotin." ujar Syahril, ketua osis angkatan bawah.

"Iya Ril, santai aja. Jadi konsepnya mau kaya gimana nih?" tanya Hendar mulai membuka suara.

"Gue sama anak-anak yang laen si udah nyiapin konsep buat acara kemah tahun ini. Tapi gue masih mau minta saran dari  semuanya, sekalian meminta kakak-kakak untuk berpartisipasi." ujar Syahril lagi.

"Kita mau minta kakak-kakak buat bantu games sama anak kelas 10 nanti. Jadi dalam satu group ada kelas 10 11 sama 12." ujar Meyra.

"Kak Gavin menurut Kakak gimana?" pertanyaan Meira tertuju pada lelaki yang sedari tadi terlihat gelisah.

"Kak Gavin?" tegur Meyra sekali lagi.

"Hah? Kenapa?"

"Menurut Kak Gavin apa yang kurang buat acara kemah semesteran kita tahun ini?" tanya Meyra sekali lagi.

"Yaudah kok, udah pas." ucap Gavin, yang jujur masih bingung harus berbicara apa.

"Lo cari apaan sih Vin? Daritadi liatin pintu terus." tegur Hendar melihat tingkah laku sahabatnya itu.

"Sorry gue sama Asya telat. Tadi ada kendala sama Miss Nory." seseorang yang sedang dicari Gavin akhirnya menampakkan batang hidungnya.

"Ohh cari Luna." goda Hendar yang mendapat tatapan tajam dari Gavin.

"Kak, lain kali on time ya. Kita kan gak mungkin ngulang semua yang udah dibicarain." pekik Meyra sewot.

"Yep santuy, tadi gua ada problem dikit sama Miss Nory." balas Luna santai.

"Tau masih untung kita dateng." sungut Asya kesal.

Luna mengambil tempat duduk tepat disamping Gavin.

"Caper ya lo duduk samping gue?" ujar Gavin, tanpa babibu Luna langsung pindah duduk tepat disamping Alfi.

"Maaf ya Kak Luna Kak Asya, jadi ganggu waktu kalian sebentar." ujar Syahril dengan raut wajah tak enak.

"Santai Ril."

"Kita lanjut aja nih ya? Bang Gavin udah punya calon wakil kan buat bantuin abang ngurus semuanya?" tanya Syahril kepada Gavin.

"Iya udah Ril." jawab Gavin.

"Aku kan ya kak yang jadi Wakilnya?" tanya Meyra penuh percaya diri.

"Meyra bang serius?" tanya Syahril tak percaya.

"Wakil ketua acara kemah semesteran yang bakal bantu nemenin gue ngehandle acara ini adalah..." semua orang menunggu Gavin melanjutkan perkataannya.

"Luna." seolah tak percaya, bahkan yang punya namapun membelalakkan matanya. Ia sama sekali tak tau dan tak ada konfirmasi apapun dari Gavin.

"Gak! gue gak mau." tolak Luna tegas. "Kenapa gak mau?" tanya Gavin.

"Gue gak ada pengalaman jadi wakil, kalo mau gue jadi sekertaris aja." Luna mencoba bernegosiasi.

"Sekertaris udah Meyra. Gak ada yang bisa rubah keputusan gue, kalo lo gak mau gue anggep lo gak bisa move on dari gue." ucap Gavin sarkas, yang membuat Luna kembali membelalakkan matanya.

Never Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang