03 : Pelecehan lagi

3.6K 364 144
                                    

Jangan lupa votement!!!









Jam enam pagi, aroma masakan sudah tercium dari dapur. Johan dan Leroy sampai terbangun karena menghirup aroma lezat dari dapur. Leroy lebih dulu beranjak, ia pikir yang memasak adalah Jendral. Namun, begitu tiba di dapur, ia mengernyit heran karena yang memasak adalah perempuan. Setahunya Jendral tidak punya asisten rumah tangga.

Leroy berjalan ke dekat gadis itu dan terkejut setelah melihat wajahnya. "Loh? Kamu, kan ... yang waktu itu di gang buntu. Kok bisa di sini?"

"Saya kerja di sini, jadi ART," sahut Tiyas yang kembali sibuk dengan masakannya.

Tak lama kemudian, Johan juga menyusul ke dapur. "Wangi banget, masak apaan, Jend--loh? Kamu?" Ia juga terkejut dan heran melihat Tiyas.

"Yang waktu itu nyasar ke gang buntu, sekarang jadi pembantunya Jendral," ujar Leroy.

Johan manggut-manggut dan berjalan mendekati Tiyas. "Masak apa, kelihatannya enak."

"Tumis udang," sahut Tiyas tanpa menoleh, lalu mematikan kompor

Tak lama kemudian, Jendral juga masuk ke dapur. Tiyas pura-pura tidak melihat. Ia buru-buru memindahkan masakkannya ke dalam mangkuk, lalu bergegas pergi.

"Dia, kan, cewek yang waktu itu di gang buntu. Kenapa dia bisa jadi pembantu di rumahmu, Jend?" tanya Leroy penasaran.

"Dia yatim-piatu dan diusir dari kontrakan karena tidak bisa bayar. Saya ajak kerja dan tinggal di sini, dia mau," jawab Jendral sembari menuang air ke gelas, lalu meminumnya.

"Oh ... jadi, dia tidak sekolah lagi?" tanya Johan juga.

"Dia masih sekolah."

Leroy tiba-tiba tersenyum dan menepuk bahu Jendral. "Kamu sudah melakukan apa saja dengan gadis SMA itu?"

Jendral meletakkan gelas di atas meja sambil tersenyum tipis. "Dia tidak suka rokok, lalu aku memasukkan asap rokok dari mulutku ke mulutnya."

Johan dan Leroy sama-sama terkejut. "Kalian ciuman?!" tanya Johan.

"Apa itu bisa disebut ciuman?" tanya Jendral balik.

"Jendral ... bolehkah saya menyewa gadis itu? Tubuhnya yang tertutup pakaian longgar itu membuat saya penasaran," ujar Leroy.

"Dia bukan barang sewaan, Leroy. Kalau kamu mau sex, sewa jalang saja," sahut Jendral.

Mendengkus kasar. "Saya mau gadis muda yang masih perawan," ujar Leroy lalu melangkah pergi.

Johan menepuk bahu Jendral. "You must protect that girl, Jendral. Kamu tahu Leroy sangat gila perempuan," ujarnya.

***

Tiyas sudah berganti pakaian dengan seragam putih abu-abu. Ia berdiri di depan cermin sambil memasang jilbab segi empatnya. Kemudian memakai lip balm tanpa warna agar bibirnya lembab. Saat memoles lip balm ke bibir, tiba-tiba ia teringat kejadian semalam. Saat bibirnya dan bibir Jendral bersentuhan. Tiyas menggeleng ribut, membuang jauh-jauh ingatan itu dari pikirannya.

Selesai bersiap-siap, ia keluar kamar dan hendak sarapan. Namun, begitu sampai di ruang makan, Jendral, Leroy, dan Johan sudah berada di sana. Mereka sedang sarapan bertiga, Tiyas langsung melengos ke dapur, hendak membuatkan susu untuk Jendral.

Between Candy and Cigarette ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang