10 : Persiapan

2.8K 312 34
                                    

Jangan lupa votementnya!!

Komen yang banyak biar aku rajin up!













Jendral dan Tiyas sedang mengobrol di taman rumah, mereka membahas tentang rencana Tiyas setelah lulus. Tiyas mau langsung menikah, sedangkan Jendral mau Tiyas lanjut kuliah agar pendidikannya mumpuni.

"Om enggak mau nikah sama saya, ya, makanya nyuruh saya kuliah?" Tiyas mulai berpikir negatif.

"Bukan begitu, kita tetap bisa menikah walaupun kamu kuliah," ujar Jendral.

"Tapi nanti saya sibuk kuliah, enggak bisa ngurus rumah tangga."

"Tugas kamu nanti, kan, cuma melayani saya. Untuk urusan lain, kita sewa asisten rumah tangga saja."

Tiyas menggeleng ribut. "Enggak mau, saya tetap mau masakin dan buatin Om susu seperti biasa."

"Oke, oke ... yang penting kamu mau kuliah. Saya mau istri saya menjadi orang yang berpendidikan tinggi."

Tiyas mendengkus. "Om, kan, pemimpin perusahaan besar ... pasti malu punya istri tamatan SMA, makanya Om mau menguliahkan saya."

"Jangan berpikir begitu, pendidikan sangat penting untuk perempuan. Bukankah seorang ibu harus cerdas, supaya bisa melahirkan anak-anak yang cerdas juga? Kamu adalah sekolah pertama buat anak-anak kita nanti, jadi harus punya pengetahuan," ujar Jendral seraya mengusap pucuk kepala Tiyas lembut.

Tiyas merasa malu setelah Jendral berkata demikian. Harusnya dia tidak berpikiran negatif pada calon suaminya itu.

Obrolan pun berakhir, Tiyas akhirnya mengiyakan untuk tetap lanjut kuliah setelah menikah nanti.

Beberapa bulan kemudian.
Tiyas sedang sibuk-sibuknya belajar karena ujian nasional hanya tinggal beberapa bulan lagi. Ia harus semangat belajar agar bisa masuk di perguruan tinggi. Ia jadi bersemangat setelah melihat riwayat pendidikan suaminya sendiri. Tiyas ingin masuk di institut ternama, tepatnya institut tempat suaminya menempuh pendidikan dulu.

Akhirnya, setelah berbulan-bulan belajar dan mengikuti ujian nasional, Tiyas lulus dengan nilai terbaik dan menjadi juara umum di sekolahnya.

Pulang sekolah, Tiyas tidak langsung ke rumah. Ia pergi ke Altaf Construction sambil membawa piala dan piagam penghargaan miliknya. Tiyas tidak sabar ingin menunjukkan hasil kerja kerasnya itu pada Jendral. Ia sudah mengabari pria itu kalau dirinya akan datang ke perusahaan sore ini.

Sampai di perusahaan, Tiyas sudah ditunggu oleh Jenny, sekretaris Jendral yang waktu itu sempat ia salah pahami. Wanita cantik ber-name tag Jenny Salsabilla itu tersenyum ramah padanya. "Dik Tiyas, kan?" tanyanya memastikan.

"Iya ...," jawab Tiyas langsung.

"Mari ikut saya, Anda sudah ditunggu oleh Pak Jendral di ruangannya," ajak Jenny.

Setelah beberapa menit dalam lift, Tiyas dan Jenny akhirnya sampai di depan ruang CEO.

"Silakan masuk, Dik Tiyas," kata Jenny.

Tiyas tersenyum dan mengangguk. "Terima kasih, Kak Jenny."

Jenny mengerjap. "Kak?" beonya.

"Iya, kenapa, Kak?"

"Tidak ... aneh saja karena baru pertama kali ada yang memanggil saya kakak."

"Soalnya Kakak cantik."

Between Candy and Cigarette ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang