|08|MASKED MAN

104 24 5
                                    

Jihoon's POV

Aku segera bangun dan mandi, untuk saat ini mungkin aku tidak akan mengurusi urusan tentang percintaan ku dengan Soobin, mungkin bisa dibilang aku akan menyerah saja.

Bagaimana perasaan mu jika seorang Adik yang sangat menyayangi mu tiba-tiba menyukai seseorang yang kau sukai.

Sulit kupercaya bahwa Arin mempunyai hubungan khusus dengan Soobin. Bahkan orang tua ku tahu hubungan mereka berdua bukankah itu sudah sangat jelas.

Aku menghembuskan nafas ku lelah. Dengan rasa tidak enak aku harus pergi dari apartemen Soobin dan pulang ke desa. Disana lebih membuat ku tenang karena aku memiliki kesibukan untuk mengajar anak-anak.

Dengan berendap-endap setelah aku menulis surat untuk Soobin. Malam ini aku harus pergi. Jam menunjukkan pukul 23.00

'Maafkan aku Soobin'

Ini waktu yang tepat karena Soobin juga sudah tertidur di kamarnya. Dengan hati-hati aku melangkahkan kakiku.

Mungkin ini pertemuan terakhir ku dengan Soobin, dia sudah tidak akan kembali ke desa lagi.

Aku sampai pada pintu berpasword itu dengan hati-hati aku menekan satu persatu tombol untuk membukanya.
Semoga saja Soobin tidak mengganti password nya.

"Huuuft" hela napasku saat aku berhasil keluar dari apartemen Soobin.

Semakin aku jauh dari apartemen itu. Kini langkahku kuperlambat. Sampai di lobi apartemen aku sempat dihentikan satpam karena aku keluar terlalu malam, lalu dia menanyaiku dan akhirnya dia paham lalu memperbolehkan ku pergi.

Keluar dari gedung apartemen itu aku semakin lega entah karena apa. Tapi aku merasa lega. Tidak mungkin aku akan terus berada di dekat Soobin bila orang tua ku sendiri mengenalnya. Aku memang belum mengatakan siapa orangtuaku pada Soobin, mungkin dia sedang bingung dengan perlakuan ku saat ini padanya.

"Aku mencintaimu tapi aku tidak bisa berada di dekat mu Soobin, orang tua ku tidak akan pernah setuju bahkan bila dia tahu aku ada di dekatmu"

Aku mendudukkan diriku di sebuah taman yang sudah tampak sepi, tenang saja aku tidak takut. Aku merasa tenang jika berada di tempat sunyi dan sepi seperti ini.

Hingga seseorang menepuk bahuku pelan, dan aku menengok kebelakang dimana orang itu berada.
Wah dia tampan sekali batinku saat aku sepenuhnya melihat wajah tampan yang ada di depanku saat ini.

"Ya? Ada apa tuan?" Tanyaku, dia hanya tersenyum menatapku.

Ah kumohon jangan menatapku seperti itu. Wajahmu terlalu tampan aku tidak mungkin bisa menggapai orang seperti nya.

"Kenapa sendirian disini?" Dia malah bertanya balik padaku, tunggu suaranya seperti tidak asing bagiku.

"Aku?" Tunjuk diriku, takut salah bila yang dimaksud bukan aku.

"Iya kau, siapa lagi yang ada disini selain kau dan aku"

Aku melihat sekitar dan benar saja memang sedari tadi tidak ada siapapun selain diriku.

"Aku hanya mencari angin"

Mata bulat dengan rahang tegas milik pria tampan ini, aku tahu bila dia heran saat menatapku.

"Lalu barang-barang yang kau bawa ini?" Tanyanya. Mengambil koper kecilku dan dia bawa.

"A-ah ini aku harus kembali untuk pergi ke kampung halamanku"
Ucapku dan tiba-tiba saja dia terkejut.

"Malam ini?" Tanyanya sedikit keras seperti tidak percaya bila aku akan pergi. Aku kembali mengambil koper ku itu di tangannya.

"I-iya" aku menjadi gugup saat pasang matanya menatapku tajam dengan alis tebal nya yang menaut.

MASKED MAN | CasWinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang