—Selamat datang di Alkatrix 2—
***
"cumi gue laper banget nih," keluh Niko.
"perut aja yang dipikirin," sewot Rey.
"bukan masalah begitu Rey. Kalau gue pingsan, siapa yang mau gotong gue? Lo mau ngangkut gue?" tanya Niko sambil memegangi perutnya yang sudah berkoar-koar.
"ogah Nik. Badan lo segini kontainer begitu," ujar Rey.
"mau makan apa? Gue juga laper sih belum makan," ujar Arga.
"malam-malam dingin kayak gini enaknya makan apaan ya?" ujar Niko malah bingung sendiri.
"makan nasi? Ah gak deh. Terlalu kenyang kalau itu," lanjut Niko.
"lagian lo gak ada kenyangnya sama sekali. Tadikan sebelum berangkat lo makan mi rebus di Mang Ngko," ujar Adnan.
"tau tuh padahal dari tadi muter-muter juga udah makan angin Nik," tambah Rey.
"ya kan beda. Kalori gue udah kebakar nih. Muter-muter kota Bandung apalagi malem-malem begini bikin perut keroncongan," ujar Niko.
"yaudah buruan mau makan apa?" tanya Arga lagi.
Niko tampak melihat ke langit malam. Ia seolah berpikir akan menyantap makanan apa malam ini. Perutnya memang sedang tidak bisa diajak kompromi. Apalagi sejak tadi ia sudah banyak makan jajanan di warung Mang Ngko.
Kelima inti Alkatrix memang sedang berada di perempatan jalanan kota Bandung. Mereka baru saja akan pergi keliling kota menikmati udara malam yang sejuk. Arga, sang ketua menjadi pemimpin paling depan ditemani dengan Aldo disampingnya yang gagah dengan motor sport berwarna putih.
"mau makan aja, mikirnya sampe setahun. Keburu sekarat ini mah," ujar Rey.
Adnan memukul tangki motor Niko. "lama bener nih perawan mikirnya," kesal Adnan.
"sabar dong," ujar Niko tak kalah sewot.
"menurut lo enaknya makan apa nih Do? Diem-diem mulu lo dari tadi," ujar Niko pada Aldo yang masih fokus menunggu lampu lalu lintas berubah menjadi hijau.
"apa aja gue mah. Terserah lo pada," jawab Aldo di balik helmnya.
"terserah mulu jawaban lo. Udah kayak cewek," ujar Niko kesal.
"yaudah biar cepet mending kita makan maranggi aja. Gue tau tempat makan di sekitaran sini yang enak," ujar Arga memberikan usulan.
"nah iya maranggi aja. Enak kan tuh malem-malem sambil nongki di pinggiran toko," ujar Rey setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
SATRIA |ALKATRIX 2
Teen Fiction| Sekuel of ALKATRIX 1 | [DIWAJIBKAN MEMBACA CERITA ALKATRIX 1 LEBIH DULU AGAR DAPAT MENGIKUTI ALUR CERITA INI] "Setelah semua luka yang gue terima tapi ternyata bukan gue pemeran utamanya? Perjuangan gue kemarin masih kurang? Mau bertukar peran lag...