Selamat datang di Alkatrix 2
***
Seluruh pasang mata terus memandang wajah laki-laki di depannya ini. Mereka menatap dengan serius tanpa bergeming sedikitpun. Hanya ada gerakan tangan yang mengetuk juga gelengan kepala.
Dua orang yang kini duduk pada bangku sekolah yang kian melapuk. Mereka hanya bisa ikut terdiam sambil terus mencerna situasi yang kini mereka hadapi. Situasi yang canggung dan tentunya terasa aneh.
Semua anggota Alkatrix melihat Satria dan Gevan dengan teliti. Entah apa yang mereka akan lakukan pada kedua orang remaja laki-laki ini. Mungkin mereka berdua telah membuat kesalahan.
Satria melirik Gevan yang malah memasang wajah aneh menurutnya. Gevan malah terus cengengesan tidak jelas.
"an*jing si Gevan kunaon sih?" gumam Satria pelan yang hanya bisa didengar olehnya. (Gevan kenapa sih?)
"Van sutt Gevan," bisik Satria.
"apaan sih tolol?!" sewot Gevan.
Satria melotot. "sialan. Ini ada apaan sih?" tanyanya.
Gevan malah menggelengkan kepalanya. Sedangkan Satria malah berdecak sebal. Ia lantas melihat semua orang yang kini memandangnya. Banyak, banyak orang rupanya. Tapi mengapa mereka terlihat begitu, ah lupakan.
Niko melipat kedua tangannya di depan dada sambil terus menggelengkan kepalanya seolah ia sedang memikirkan sesuatu yang begitu berat. Lebih berat dari pelajaran ekonomi yang selalu dijelaskan Pak Jos sepertinya.
"gak abis pikir aing," ujarnya tiba-tiba.
Rey, Adnan dan Aldopun demikian. Mereka terlihat sangat serius sambil terus meneliti dua objek dihadapannya ini.
Satria melihat sekelilingnya, ia berdehem sebentar lalu tersenyum kaku. "sorry nih lurd. Ini kita ada acara apa nih rame-rame begini," ujar Satria.
Tanpa disangka Niko malah mendekat ke arah Satria. Ia memegang wajah Satria dan melihatnya dari sebelah kiri lalu kanan. Sama persis bahkan mirip sekali seperti yang dipikirkan Niko.
"dari kanan? Mirip. Dari kiri? Mirip juga. Dari depan? Apalagi!" ujar Niko.
Satria dengan sigap menjauhkan tangan Niko dari wajahnya. Sebenarnya mereka semua ini mau apa sih?!
Woy tolong atuhlah aing teh lalaki, batin Satria.
"et ada apaan sih?" tanya Satria sedikit ngegas.
"bilang ke gue, lo itu siapa? Jangan bilang lo setan ya!" ujar Niko.
"Nik jaga omongan lo," peringat Adnan.
"hah apaan? Gue manusia. 100% ori bukan abal-abal. Kalo gak percaya, coba aja nih," jawab Satria.
"heh kodok!" ujar Gevan cepat pada Satria.
KAMU SEDANG MEMBACA
SATRIA |ALKATRIX 2
Roman pour Adolescents| Sekuel of ALKATRIX 1 | [DIWAJIBKAN MEMBACA CERITA ALKATRIX 1 LEBIH DULU AGAR DAPAT MENGIKUTI ALUR CERITA INI] "Setelah semua luka yang gue terima tapi ternyata bukan gue pemeran utamanya? Perjuangan gue kemarin masih kurang? Mau bertukar peran lag...