Selamat datang di Alkatrix 2
***
Degupan irama jantung yang cepat bercampur dengan rasa kesal yang kini bersarang dalam diri laki-laki bernetra abu tersebut. Ia memacu si kuda besi warna putihnya dengan lihai meliuk-liuk di jalanan kota. Suara bising kendaraan ditambah dengan kondisi jalanan yang ramai tak menghentikan tekadnya untuk menemui orang yang benar-benar mencari masalah dengannya.
Satria dengan mata elang di tambah raut wajah sangarnya sangat asing jika dilihat. Ia yang biasanya penuh dengan humor tapi saat ini hanya ada aura dingin yang menusuk tubuh. Ia benar-benar sedang serius saat ini.
Di belakangnya ada Gevan yang mengendarai motornya dengan cepat. Tak beda dengan Satria, dirinya juga merasakan apa yang Satria rasakan. Ia kesal saat kabar itu dengan lancang terdengar di telinganya.
Tak berselang lama mereka sudah sampai di depan sebuah rumah dengan bendera warna merah bertuliskan Saviors. Satria langsung menendang pintu rumah itu tanpa permisi apalagi menununggu si pemilik membukakan pintu untuknya. Begitu juga Gevan, ia menendang sebuah kursi kayu yang sempat menghalangi langkahnya.
"MANA KETUA SIALAN LO ITU?!" tanya Satria.
Semua pasang mata langsung tertuju pada kedatangan mereka berdua. Hanya ada senyuman sinis dan tatapan kebencian yang Satria terima.
"MANA ZERO?! PADA BOLOT LO HA?!" ujar Gevan.
"Wah wah wah. Akhirnya datang juga nih si pahlawan kita," ujar Zero tiba-tiba saja keluar dari sebuah ruangan.
Hal tersebut berhasil membuat Satria tambah emosi. Zero dengan berani menarik tangan Rara yang sudah terikat juga mulut yang sengaja ditutup sebuah kain yang diikat. Rara terus memberontak meski cekalan tangan Zero kian menguat.
Zero duduk di sebuah kursi sambil terus tersenyum licik. "gue udah nunggu lo lama Sat. Lagi sibuk banget kayaknya," ejek Zero dengan kekehannya.
"Lepasin dia," ujar Satria.
"Lepasin? Jangan buru-buru Sat. Sinilah kita ngobrol-ngobrol dulu," ujar Zero.
"GUE BILANG LEPASIN DIA!" perintah Satria menggema di ruangan tersebut.
Zero malah tertawa renyah mendengar suara bariton Satria. Ia bertepuk tangan dengan lagaknya yang sombong. "suara lo masih lumayan juga. Tapi sayang, suara lo gak ada apa-apanya lagi buat Saviors. Lo bukan siapa-siapa lagi disini. Jadi buat apa lo ngasih perintah ke gue?" ujar Zero.
"Oh atau jangan-jangan lo masih gak terima ya karena jabatan lo hilang. Bahkan anggota lain aja gak nganggap lo ada Sat. Sedih banget ya," ujar Zero lagi.
"Lebih menyedihkan lagi hidup lo. Hidup lo penuh drama," ujar Satria.
"Drama apa sih ha? Bukannya itu emang salah lo sendiri. Lo sendiri yang pake obat itu. Bahkan lo sendiri yang bikin Saviors hancur. Wajar kalau lo gak pantas jadi ketua," jelas Zero.
KAMU SEDANG MEMBACA
SATRIA |ALKATRIX 2
Teen Fiction| Sekuel of ALKATRIX 1 | [DIWAJIBKAN MEMBACA CERITA ALKATRIX 1 LEBIH DULU AGAR DAPAT MENGIKUTI ALUR CERITA INI] "Setelah semua luka yang gue terima tapi ternyata bukan gue pemeran utamanya? Perjuangan gue kemarin masih kurang? Mau bertukar peran lag...