13

322 39 3
                                    

__Author POV__

"Karena aku menyukainya, aku ingin melihat emma tersenyum." Ucap norman dengan senyumnya
"Apa kamu sudah gila? Bagaimana kalau emma mati karenanya?" Tanya Ray yang melepaskan tangannya dari kerah baju norman
"Eh bukankah itu pernyataan cinta?" Tanya (Name) yang masih memegang tangan Ray
"Ah mungkin iya tapi aku takkan membiarkannya mati. Karena itu, aku akan memanfaatkan diriku sendiri. Untungnya, aku selalu berhasil mencapai keinginanku saat aku berniat, Lo. Jika kamu memanggang lumpur, itu bisa menjadi perahu, kan? Perahu dari lumpur belum tentu bisa tenggelam." Ucap norman panjang lebar
"Kamu tidak waras" ucap Ray yang mendengar ucapan norman
"Kau gila norman" ucap (name) membenarkan ucapan Ray
"Haha mungkin. Aku dan Emma memang tidak waras. Kami benar-benar kehilangan arah. Kalian tak bisa membiarkan itu, kan?" Ucap norman mencondongkan badannya kearah Ray dan (Name)
"Sialan. Mana mungkin aku membiarkannya?" Tanya Ray yang mengumpat
"Hmm tidak mungkin aku membiarkan nya" ucap (name) yang mencubit kedua pipi norman
"Ah Itai (Name)" ringis norman yang dicubit pipinya oleh (Name) dan melepaskan nya
"Apa kalian sudah menyiapkan rencananya?" Tanya (Name) tentang rencana melarikan diri dari sana
"Ah kami belum memikirkan nya tapi kami sudah tau bagaimana melewati tembok besar itu" ucap norman menunjuk tembok besar dibelakangnya
"Oh bukankah itu bagus kalian sudah memikirkan rencana nya" ucap (name) yang kagum dengan norman dan Emma
"Ray, norman, (name). Kita masih memiliki waktu luang, kan?" Tanya Emma yang sudah selesai melihat tembok dan kembali ketempat mereka
"Ada apa, ya?" Tanya Ray yang penasaran
Mereka berjalan menuju kearah panti. Setelah mereka sampai dan disuruh berkumpul di ruang makan untuk memperkenalkan seseorang kepada mereka
"Aku akan memperkenalkannya. Dia adalah adik baru kalian, Carol. Lalu, suster Krone. Dia datang untuk membantu mama." Ucap mama memperkenalkan anak kecil dan suster tersebut
"O-orang dewasa?" Tanya Emma yang syok melihat suster Krone
"Musuhnya bertambah?" Tanya norman yang juga syok sama seperti emma
"Mulai sekarang, aku akan tinggal di sini. Salam kenal" ucap suster Krone yang memberitahukan maksud kedatangannya
"Wah mama sepertinya sudah siap ya" bisik (name) yang hanya tenang tenang saja dan tidak syok seperti emma dan norman
"Kau sepertinya tenang sekali (Name)" ejek Ray yang mendengar bisikan dari (Name)
"Heh begitu juga dengan kau Ray" ucap (name) yang membalas ejekan Ray
Setelah kejadian di ruang makan tersebut mereka berempat berkumpul lagi di perpustakaan yang minim penerangan nya
"Aku terlalu terganggu dengan alat pelacak dan tidak memikirkan kedatangan orang dewasa lain." Ucap norman yang tidak memikirkan hal tersebut
"Sebenarnya kita harus senang." Ucap Ray yang bersandar di rak buku
"Eh, senang?" Tanya Emma yang tidak mengerti
"Oh aku mengerti. Dengan adanya Carol dan suster Krone kita bisa mendapatkan informasi dari mereka" ucap (name) yang mengerti ucapan Ray yang mengatakan mereka harus senang
"Yah seperti itulah" ucap Ray yang membenarkan ucapan (name)
"Begitu,ya" ucap norman yang mengerti
"Pertama, dari mana keduanya datang?" Tanya Ray kepada mereka
"Carol adalah penggantinya Conny. Artinya, mereka mengisi suplai ternak." Jawab norman yang berjalan kearah kursi
Sedangkan (Name) dan Emma hanya mendengarkan
"Ya, kalau tempat ini adalah peternakan, mereka pasti memiliki tempat untuk mempersiapkan anak berusia satu tahun." Ucap Ray yang menambahkan ucapan norman
"Apa kita semua berasal dari tempat itu?" Tanya Emma yang dari tadi diam
"Mungkin. Dan juga suster krone." Jawab Ray yang seperti tidak terlalu yakin
"Kenyataan bahwa ada orang dewasa selain mama sangat besar. Mungkin ada tempat lain seperti peternakan ini. Mungkin orang dewasa yang menuruti iblis itu sudah dikendalikan sejak mereka lahir, atau setelah ditangkap. Setelah kita lari, segalanya akan berubah tergantung semua itu."  Ucap norman panjang lebar menjelaskan nya
"Tapi kita harus memikirkan cara untuk melarikan diri bersama. Lalu, letak alat pelacak." Ucap Ray yang frustasi dengan alat pelacak tersebut
"Aku mencari di seluruh tubuhku, tapi tak ada tanda-tanda penanaman." Ucap Emma yang meraba raba tubuhnya untuk mencari letak alat pelacak tersebut
"Di baju atau sepatu juga tidak ada." Ucap norman yang melihat kearah Emma dan berpaling kembali
"Berdasarkan teknologi manusia, mungkin itu menggunakan gelombang radio. Tapi, itu membutuhkan baterai" ucap Ray yang menjelaskan tentang alat pelacak tersebut
"Hmm alat pelacak itu sudah ada saat kita masih kecil mungkin sekarang sudah tidak ada bekasnya bukan. Tapi carol masih baru mungkin dia masih memiliki bekas nya" ucap (name) yang memberikan pendapatnya kepada mereka
"Kau benar aku akan mencoba mengecek nya" ucap Emma yang langsung berlari ke kamar khusus untuk bayi
"Apa kau yakin dengan pendapat mu?" Tanya Ray yang ragu dengan pendapat (name)
"Aku sangat yakin" ucap (name) yang tersenyum kearah Ray



________________________________________

Hai reader semua maaf author baru update dan maaf juga kalau ship kalian gak kepilih. Tapi kalian jangan sedih kalau yang mau Norman x (Name) author bakalan buat cerita baru dan kemungkinan tentang Norman dan reader

Selamat membaca ya

Byee~~

the promised neverland {Slow Update}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang