|1| Hari pertama

476 47 34
                                    


Ini tentang menemukan di berbagai kemungkinan. Bisa jadi kita sudah di takdirkan. Atau mungkin ini adalah kebetulan yang tak di sengaja. Tak peduli itu semua, kalian adalah makhluk terindah yang akan masuk ke permainan.

****

♡Happy Reading ♡

🌼🌼🌼


Senara tidak akan memaklumi siapapun cowok yang berniat jahat kepadanya. Berkat bimbingan sang Papa yang selalu mengajarinya membedakan antara lelaki mata keranjang dan lelaki baik-baik. Senara menjadi wanita kuat, tangguh, dan tahan banting. Untuk itu, Senara tidak akan bersikap lembut kepada segerombolan anak cowok yang menghalangi jalannya.

"Minggir." Senara mengangkat dagunya. Matanya menatap tajam kepada delapan anak cowok di depan pagar sekolah.

Pilihan Senara untuk langsung menghajar mereka dengan menggunakan tas bahunya, itu tidak akan dia lakukan. Delapan lawan satu? Ia tidak akan menang.

Cowok bertubuh paling tinggi menghampiri nya. "Jangan galak-galak dong manis. Nanti cantiknya ilang," ujarnya, berusaha menyentuh bahu Senara namun cepat-cepat di tepis gadis itu.

Teman-teman nya yang lain tertawa ngakak. "Di tolak lo, bro! Udahlah nyerah aja," ujar si laki-laki berambut pirang.

"Diam, lo! Gue lagi usaha ini."

"Halah. Lo gak bakal bisa, biar Bram aja maju."

Mata Senara mendelik ketika cowok bernama Bram mendekati nya. Senara mundur selangkah dengan pandangan waspada. "Jangan macam-macam atau gue teriakin?!" ancam Senara.

Ini masih di kawasan sekolah. Yang artinya dia bisa mengadu ke pihak sekolah jika dirinya di macam-macamin.

Bram tertawa pelan sampai bahunya bergetar. Terlihat sepertinya Bram yang paling waras di antara mereka semua. "Gak bakal macam-macam, kok." Ia menyenderkan tubuh di dinding samping pagar. "Lo anak baru, kan, di sini?" lanjutnya.

Senara tidak bisa mendeskripsikan empat teman mereka yang lainnya. Tetapi mereka ikutan mengangguk atas pertanyaan Bram.

Senara rasa mereka tidak sejahat yang di duga.

"Iya, gue anak baru. Kenapa?" ketusnya. Apakah tidak ada orang yang berniat membantunya?

Kedelapan cowok itu membulatkan bibirnya. "Pantes lo gak kenal kita, muka lo udah kaya orang yang mau di jual." Mereka ketawa ngakak lagi.

Senara tidak peduli siapa mereka. Selagi dia tidak di ganggu, dan tidak di 'iya-iyain'.

"Ya, udah, minggir!" Senara kembali mengangkat dagunya angkuh. Matanya menyorot sinis kepada para cowok itu. "Gue gak mau di hari pertama sekolah gue, gue berurusan sama cowok berandal kaya kalian, ya!" Ia menunjuk satu-satu para cowok itu.

Sesuatu menahan tangan Senara tiba-tiba. Ia mendongak dengan amarah memuncak. Siapa yang berani-beraninya menyentuh tangan mulusnya?!

Senara memutar tubuh. Matanya hampir keluar di detik yang sama ketika ia melihat siapa yang menarik tangannya ke atas. Senara mengerjap, tercengang beberapa saat karena masih sempat nya takjub terhadap cowok di hadapannya.

Senara bahkan hampir menjatuhkan bibir nya ke bawah. Laki-laki itu ... sangat sulit di deskripsikan. Senara bersumpah dia tidak bisa mendeskripsikan visual indah di hadapannya ini dengan kata-kata.

"Daebak!" Senara menutup mulutnya dengan kedua tangan. "Matanya mirip tokoh anime, anjir!" Lupakan ungkapan Senara yang tidak bisa mendeskripsikan visual laki-laki itu.

Two ProtectorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang