|7| Tingkah Anggara

227 36 33
                                    

Saking banyaknya orang munafik, yang baik pun gua nilai jahat.

***


Senara sering sekali menegaskan banyak hal, termasuk tentang Anggara yang tak akan dia sentuh sedikitpun. Karena sifat cowok itu yang selalu menguji kesabaran nya, juga tingkah tengil nya yang membuat Senara ingin sekali menguliti nya hidup-hidup.

Namun kali ini, apa yang telah di lakukan Anggara ....

Juga, Ragas. Sangat menguji jantung nya yang akan meledak di detik itu.

Bukan.


Senara bisa saja memaklumi apa yang di lakukan Ragas barusan dengan senang hati, tidak perlu repot-repot memarahinya. Namun, apa yang di lakukan Anggara tidak akan Senara ampuni.

"Bego banget lo, Nar! HAHAHAH!" Anggara tertawa ngakak setelah melewati kerumunan yang mengelilingi Senara dan Ragas.

Cowok itu bertepuk tangan lalu memegangi perutnya yang keram akibat tertawa. "Baper, gak? Baper, gak? Baper lah, masa enggak! HAHAHAH!"

Senara mengepal tangan nya. Napasnya sudah naik turun menahan emosi yang akan lepas. Gadis itu melirik Ragas sebentar, yang hanya memasang wajah datar. Kemudian menatap Anggara, Senara menghampiri cowok itu dengan wajah memerah.

"Maksud lo apa, brengsek?!"

"Lo kira Ragas suka sama lo karena dia cium lo?!"

Senara semakin mengepalkan tangannya.

"Lo kira Ragas beneran suka sama lo? Perjuangin cinta nya gitu? Ngemis-ngemis ke lo biar diterima?" Anggara tertawa jahat setelahnya.

Sedangkan Senara yang sudah tidak sanggup menahannya, mempersiapkan ancang-ancang.

"KHAYALAN LO TERLALU TINGGI! Dasar–"

Anggara tak dapat melanjutkan ucapannya ketika sebuah bogeman mentah melayang ke pipinya. Yang kemudian mengalir darah segar dari sudut bibir nya. Bersamaan gelak tawa yang keluar dari mulut Senara.

"Mampus lo! Hahahahah! Lo pikir gue bakalan nangis darah setelah dengar penjelasan basi lo? Ya, enggak lah!"

Senara mendekati Anggara, kemudian menepuk-nepuk kepalanya dengan sayang. "Anggora anak pintar, kucing kesayangannya Nara, babu terbaik nya Nara," Senara terkikik sebentar. Gadis itu mencolek dagu Anggara setelahnya, membiarkan Anggara yang merintih kesakitan sambil menahan emosinya. "Kalau lain kali lo ganggu gue lagi, gak segan-segan gue sileti kulit lo idup-idup."

Senara berbalik dengan senyum puas nya. Ia memberi kedip sebelah mata kepada Ragas, lalu berlalu dari sana tanpa rasa bersalah.

Membiarkan Anggara bersama lebam di sudut bibirnya.

Meninggalkan Ragas yang terdiam dengan rasa membuncah nya.

Ragas melirik Anggara tajam. Satu kata keluar dari bibirnya tanpa suara, "anjing!"

***

"Dia pikir keren gitu buat gue baper?"

"Dia pikir gue bakal luluh karena kata-kata basi nya?"

"Dia pikir dia ganteng gitu? Hah?!"

Senara menarik napas, lalu membuangnya pelan dan memberikan tatapan datar pada pantulan dirinya di cermin toilet wanita.

Two ProtectorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang