|8| Cara Ragas

281 40 49
                                    


Kamu memberi kenyamanan tapi lupa memberi kepastian.

****


"Tadi malam gue mimpiin kak Ragas, umumumu ...," ujar Senara di sertai senyum malunya. "Gue pernah dengar, katanya kalo kita mimpiin seseorang artinya orang itu lagi kangen sama kita."

Senara menangkupkan kedua tangannya depan dada. Berujar histeris, "Apa itu artinya Kak Ragas lagi kangen sama akuu?"

Anggara tertawa ngakak mendengarnya. Cowok itu menyenderkan bahunya di sandaran mobil, lalu membenarkan rambut depannya yang jatuh ke dahi. Ia menyahut tak sopan, "Lo mimpiin dia bukan karna dia kangen. Tapi pertanda kalo lo milikin dia tuh cuma di mimpi. Sadar bego." Ragas mendorong kening Senara dengan telunjuknya.

Senara menggeram emosi. "Kenapa lo suka banget sih nyari gara-gara ke gue? Lo iri ya sama gue?!" Napas nya naik turun.

Setelah perbuatan tidak sopan yang di lakuin cowok itu kemaren, bukankah terlihat tidak tahu diri lagi ketika Anggara malah kembali semena-mena kepadanya?!

"Pansos ke ribut gak sih?" tanya Anggara santai.

"Terserah, Rara! Terserah!" Senara membalikan tubuh nya, membelakangi Anggara. Gadis itu menatap keluar jendela mobil, "Kak Agas lama banget. Gue gak sabar mau belanja ke Mall."

"Ragas lagi ketemuan sama cewek nya."

"Ya!" Senara tak memperdulikan Anggara. Saat ia melihat keluar jendela lagi, Ragas sudah berada di hadapannya sambil membawa buku.

Ragas membuka pintu mobil, lalu masuk setelah menyuruh Senara bergeser.

"Kak Agas kok lama banget sih?" Senara mengubah posisi duduknya jadi menyamping. "Kata si Rara kakak ketemuan sama cewek kakak dulu, ya?"

Ragas terlonjak mendengar pertanyaan Senara. Cowok itu melirik Anggara, sedangkan yang dilirik hanya memberikan cengiran. Ia beralih menatap Senara. "Gue gak punya cewek."

"Beneran?"

Ragas tersenyum tipis.

Senara bersorak girang. Jika Ragas tidak memiliki cewek, berarti tidak ada larangan jika Senara ingin mendekatinya, kan?

Anggara berdecih sinis. "Ragas gak bakal suka sama lo!"

"Lo kenapa sih, Ra? Lo suka ya sama gue?"

"Najis!"

"Ya udah kalau gitu diam aja lo! Kak Agas aja gak marah gue deketin, kok lo pula yang sibuk."

Anggara sebenarnya sudah emosi sejak awal. Cowok itu akhirnya mengubah posisi duduknya sehingga berhadapan dengan Senara. "Gue cuma mau ngingetin lo untuk gak terlalu tinggi sama ekspetasi lo. For you information aja, Ragas gak suka sama cewek tinggi!"

"Gue gak pernah ngomong gitu, Gar." Ragas menyahut.

Senara mengepalkan tangannya. "Tinggi itu manusiawi, yang ngatain tinggi itu manusianjing!"

"Gak peduli gue!" Anggara dengan tidak sopannya menoyor kepala Senara hingga gadis itu memundurkan tubuhnya. "Ragas juga gak suka sama cewek baperan kaya lo."

Sebenarnya Senara tidak tau Anggara memiliki dendam apa kepadanya. Yang jelas, untuk hari ini dan besok besoknya lagi Senara tidak ingin melihat wajah sok ganteng Anggara. "Baper itu manusiawi, yang baperin tapi ga tanggung jawab itu manusiababi!"

"LU TERIAKIN GUE?!"

"Iya?! Kenapa? Gak suka? Sini lah ribut lo sama gue."

Ragas berdeham. Sejak tadi ia hanya menyimak pertengkaran itu dengan khidmat.

Two ProtectorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang