|3| Ternyata mereka

281 39 20
                                    

Happy Reading♡

●○●○●○●○

Senara menarik lengan coat milik Ragas. Matanya terus bergerak awas ke arah gerbang sekolah. Senara belum sempat memikirkan cara untuk menghindari para bodyguard sang Papa.

"Gas, Gas, kayanya aku kedinginan deh. Boleh gak pinjemin jaket korea kamu?"

"Jaket korea?" Anggara menyahut dari belakang. Wajahnya sangat masam sejak awal membawa tas serta bunga Senara.

Senara mengangguk cepat. "Iya, jaket Korea itu ... Aku kan gak punya jaket jadi mau pinjem ke Ragas."

Ragas menatapnya tanpa ekspresi. Sedangkan Anggara tertawa ngakak seraya menggelengkan kepala. "Jaket Korea apaan yang lo maksud tolol?"

"Lo bego ya?" ujar Senara sinis. Meskipun Anggara itu ganteng dengan mata tajamnya, tetapi Senara merasakan aura-aura menyebalkan dari cowok itu.

Anggara menunjuk kening Senara lalu mendorongnya. "Siapa yang lo maksud bego itu?"

"Lo, lah!" Napas Senara tersengal. Emosi nya sudah di ubun-ubun. Detik ini Senara deklarasikan untuk tidak mengagumi seorang Anggara lagi!

Senara membuka paksa coat yang di pakai Raga, tanpa menunggu persetujuan pihaknya. "Pinjam ya Ragas sayang. Aku dingin banget. Sekarang tambah dingin karena ada si Rara ini, iyuhh."

Anggara memelototkan matanya tidak terima. Senara hanya bergedik bahu tak acuh, lalu menggandeng lengan Ragas.

"Sekolah ini beneran gak ada gerbang belakang, ya?" Senara bertanya untuk keberkian kalinya.

"Enggak," jawab Ragas.

Senara menolehkan kepala ke Ragas. Dahinya mengkerut. Senara baru menyadari jika ekspresi Ragas sangat tidak wajar untuk ukuran anak remaja. Di tambah pakaian yang menjadi ciri khasnya yaitu jaket korea.

"Gas, kenapa kamu suka pake jaket korea ini?" Senara mengeratkan coat tersebut ke tubuhnya. Aroma yang menguar dari pakaian tersebut sangat wangi.

Ragas tidak menjawab. Melainkan Anggara yang menyahut, "Ini namanya mantel bego! Coat, bukan jaket korea! Jangan buat gue emosi!"

"Lo yang bego, ya! Mantel itu untuk hujan, nama panjangnya mantel hujan! Lo yang buat gue emosi dari tadi, Rara!"

"Nama gue Anggara! Di panggil Gara, anjing!"

"Gak nanya." Senara mengibaskan rambutnya ke Anggara dengan gaya angkuhnya. "Terserah nama lo siapa, yang jelas di hati gue tetap Ragas tersayang."

Kali ini Anggara memilih tidak menyahuti. Mungkin berkat keadaan sekolah yang sudah sangat sepi, Senara bisa anteng berjalan dengan mereka tanpa ada yang mengganggunya.

"Eh, berhenti bentar!" Senara memandang gerbang sekolah lagi yang terletak jauh dari keberadaan mereka saat ini.

"Ra, karena lo paling baik. Lo harus ke gerbang sekarang lihatin ada Om-om gede atau enggak."

Anggara menyahut tidak terima. "Lo pikir gue babu lo?"

Ragas melirik nya sekilas dengan senyuman miring yang sangat tipis.

Two ProtectorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang