|4| Ragas Saputra

295 39 24
                                    


Gue gak suka di panggil Agas sama lo.

🌼🌼🌼

"PAPA SERIUS?!"

Senara menghentak sendok serta gelas secara bersamaan di atas meja. Wajahnya memerah, kepala nya di gerakin ke kanan lalu ke kiri. Kemudian menatap sang papa menuntut penjelasan.

Ronald tertawa ngakak. Ia pikir Senara sudah tau jika kedua laki-laki 'sebaya' yang ada di hadapannya itu adalah bodyguard. Ternyata dugaan nya salah ketika melihat wajah penuh keterkejutan sang anak.

"PAPA JELASIN!" Senara berteriak histeris. Ia menggelengkan kepalanya, lalu memandang Anggara serta Ragas dengan tampang horor.

Melihat Ronald yang malah tertawa, Senara kemudian berdeham.

Jadi ... sang Papa sengaja mengibarkan bendera perang?

Oh.

"Aku sangat terkejut." Senara memasang wajah dramatis. Ia berdiri, memandang Ragas dengan tangan terjulur.

"Lo benar-benar stress, Nar." Anggara yang sejak lima menit lalu terkena muncratan kurang ajar dari Senara, memandang gadis itu capek.

Dalam waktu kurang lebih sembilan jam Anggara mengenal gadis itu, ia sudah terkena depresi ringan hanya karena kelakuannya.

Gimana jika sampai dua tahun ia harus menjaga gadis jadi-jadian itu?!

Itu tidak boleh terjadi.

"DIAM LO, RA!" teriak Senara menunjuk Anggara dengan pisau buah.

"Senara, sejak kapan papa ngajarin kamu tidak sopan dengan tamu, hm?"

Senara tersenyum lebar. Keadaan hatinya sangat membaik ketika mendengar kabar itu.

"Papa, sejak kapan papa ngajarin aku untuk selalu waspada dengan laki-laki?" Senara mendekati sang Papa, "hm?"

Ragas tersenyum tipis tanpa ada yang menyadari. Gadis manis itu, sangat pandai berbicara. Sedikit unik mungkin?

Sedangkan Anggara, cowok itu tertawa sangat keras menyaksikan ekspresi Ronald seperti ingin menelan sang anak hidup-hidup.

"Pah, Pah, untuk pembicaraan tadi pagi aku memutuskan untuk menerimanya. Karena aku gak mau papa kepikiran terus sama aku. Hitung-hitung aku sedang menjadi anak yang baik buat papa." Senara menyedekapkan kedua tangannya di depan dada.

"Papa capek sama kamu, Nara. Lanjutin makan kamu, papa mau lanjut kerja." Ronald menyerah. Setelah menyelesaikan makan nya ia bangkit, "Gara, Ragas, terimakasih untuk hari ini nya, ya. Lanjutin makannya, gak usah dengerin anak ini."

"IH PAPA!"

"Siap, Om." Anggara memberikan jempol kepada Ronald. Sedangkan Ragas menundukan kepalanya.

"Liat aja lo, Ra. Bakal gue siksa lo!" Senara memberikan tatapan sinis kepada Anggara sebelum akhirnya ia beranjak dari sana.

***

"Ragass, berhenti!" Ragas menghentikan langkahnya secara otomatis. Kemudian memandang Senara yang sedang menuruni tangga terburu-buru.

Two ProtectorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang