3. Malu

550 155 133
                                    

"Rasa sakit itu dapat hilang seiring berjalannya waktu, tapi yang di alami masih terus teringat walau terkikis waktu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rasa sakit itu dapat hilang seiring berjalannya waktu, tapi yang di alami masih terus teringat walau terkikis waktu."

***
Termenung mungkin menjadi hoby baru gue baru-baru ini. Ya tepatnya, setelah kejadian 2 bulan yang lalu. Hmm.

Kejadian yang membuat hidup gue semakin rumit. Sampai-samapai gue nekat kabur dari rumah demi mencari ketenangan. Entah yang gue lakuin itu benar atau bahkan akan jadi petaka nantinya gue juga nggak tau?

Ya, tepat dua bulan yang lalu gue kabur dari rumah Bapak. Awalnya hanya rencana yang ternyata terlaksana walau agak ceroboh.

Bukannya gue nggak mau tinggal sama bapak bukan! Hanya saja semakin lama gue disana semakin tersiksa batin gue. Pokoknya kalau disana gue ngerasa nggak nyaman dan asing.

"Woy Ra!" teriak seseorang dari bawah sana. gue kaget sampe jatuh tersungkur ketanah.

Gdebuk

"Auhh sakitt."

jadi tadi gue nongkrong di genteng tetangga. Menurut gue ya, tempat ini tuh emang tersejuk dan terestetik deh. Cobain aja kalau nggak percaya. Eh si bocah tengil dateng ngagetin gue. Jadi jatoh kan.

"Aduhh sakit ya Ra? hahahaaahaa," tanya orang itu di iringi tawa biadapnya, emang sinting. Tapi, tangannya terulur kearah gue.

"Gue bisa sendiri." ujar gue agak ketus tanpa nyambut uluran tangannya.

Males banget nyambut tangan tu bocah tengil, gue yakin pasti bau terasi. Orang kerjaannya makan sambel terasi nggak pake nasi.

Kalian pasti penasaran siapa si bocah tengil ini. Perkenalkan namanya Adicandra Hanan Elhasiq. Sering di panggil Ecan. Si manusia usil yang kerjaannya, ya ngemilin terasi. Canda.

"Yee gitu aja ngambek sih mbanya," godanya sambil menyenggol tubuh gue yang rapuh ini, alhasil gue mau jatuh lagi. Tapi untungnya, Ecan langsung narik tangan gue. Kalau nggak, udah nyium tanah lagi.

Gue juga emosi ada sebabnya bambang. Gimana nggak emosi coba, gue jatuh dari genteng hiks, malah diketawain. Ya Allah ampunilah dosa Ecan ya Allah.
Asli gue gedek banget sama ni orang, maafkan hamba ya Allah, udah nampol pala Ecan. "Pala lu!"

"Lemes banget. Malaria lu Ra?"

Ni orang emang ngeselin banget. Kayaknya sih udah dari alam rahim, sebelum menginjakkan kaki dibumi udah ngeselin.

Echan nunduk lalu mencondongkan kepala nya ke arah gue. Tabok nggak ga? Tabok aja.

Bugh

"Aduh, sakit goblok." Ecan mengaduh, muka nya jadi kek bayi. Mana pura-pura nangis lagi sambil mewek.

"Emang gue pikirin," ujar gue sambil melet. Gue puas banget sampe nggak bisa berenti ketawa.

Lalu entah apa yang bocah ini pikirkan sampe kek orang gila. gue mundur selangkah, bingung akan tingkah Ecan yang memaju mundurkan kepalanya kearah gue.

UNEXPECTED | Ryujin X HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang