16. Bolos

75 12 1
                                    

" Mengenal tapi tak kenal."

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Hari ini sebenarnya gua males  berangkat ke sekolah, tapi Echan ngebet banget buat bangunin gua. Bisa-bisanya dia izin sama nyokap buat masuk kamar gua. Dan diizinin begitu aja. Gimana izinnya dah tu bocah. Tau ah.

Gua males sekolah gara-gara gak mau ketemu Echan, eh dia malah nyamperin gua ngajak ke sekolah bareng. Gua gak tau harus bereaksi gimana. Tolong banget ini mah makhluk tuhan yang satu ini di musnahkan saja dari muka bumi. Eh jangan deh nanti gua kangen. Canda.

"Buruan woyyyyyy," teriak Echan tepat di kuping gua.

"Ngelamun mulu, kek tugu monas" lanjutnya sambil merapikan helm gua yang menurutnya mungkin gak rapi. Gue cuman melongo kek orang dongo.

Echan mendengus kesal, ia langsung duduk di jok motornya dan menstaternya hingga nyala. Sedangkan gue masih berdiri di samping motor Echan.

"Ra, buru naik." Kesalnya setelah melihat gua gak bergeming sama sekali.

"Iya, iyaa bawel banget." Gua pun langsung naik dan berpegangan di besi belakang motor.

"Pegangan Ra, entar lu kejengkang." ujarnya tanpa menoleh hanya meliat kearah kaca spion.

"Udah."

"Njir lah, lu kalo kek gitu persis Nene gua tau gak." ujarnya diiringi tawa kecil.

"Bodo amat." Gua kekeh sama pendirian gua dengan tetap berpegangan di besi belakang, tanpa mempedulikan ocehan kecil dari mulutnya.

Brummmm ...

Echan sengaja menggas motornya dengan mendadak agar tangan gua di belakang terlepas. Drama banget elah. Tapi, gak semudah itu Chan tangan gua kuat dan keseimbangan gua cukup stabil. Biar pun lu belok-belok bawa motornya gua tetap stay.

Gua ngeliat dari kaca spion muka Echan yang mulai memerah. "Ra, ayo lah." ujarnya melas. Gua tau tu anak pasti malu. Gua sebenarnya rada malu juga sih. Tapi, gengsi gua selangit saking tingginya.

"Jangan ngebut,"

Echan mandang gua dari kaca spionnya, "Pegangan makanya."

"Udah,"

Tangan gua yang ada di belakang sekarang udah berpindah ke paha gua. Ya kali di paha Echan.

"Biasanya juga lu meluk gua Ra," ujarnya masih dengan pendiriannya, berharap gua pegangan di pinggangnya.

"Gak ada ya," sarkas tangan gua mukul kepala Echan.

UNEXPECTED | Ryujin X HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang