Nanti, jika waktunya tiba, gue akan bercerita tentangnya, dan Jika waktunya sudah tepat, gue akan katakan kenapa gue bisa mencintainya. Tapi nanti, biarkan gue tenggelam mengingat hari itu. Ini bukan tentang cinta pada pandangan pertama. Ini juga bukan tentang cinta yang pertama. Tapi, saat gue bersamanya, semua terasa lebih indah.
***
Gue bosen banget, dari tadi cuman mondar-mandir berselancar di beranda twitter. Melihat-lihat postingan orang yang beragam, gak lama berselancar ada satu postingan yang membuat mata gue terbuka lebar dan hati gue ikut bergetar.Di beranda gue udah terpampang postingan dari akun (Adicandra_). Echan ada masalah apa sih? Gabut, apa gimana? Ngapain coba ngepost foto tangan gue yang sedang megang Susu Ultra begitu, pake emot love lagi.
Bukannya apa-apa, tapi itu bisa membuat semua orang yang melihatnya salah kaprah. Di tambah dengan emot hati yang menambah orang tampak yakin bahwa kami sedang ada apa-apa. Padahal enggak ada."Chaan .. awas aja lo!" Gue bermonolog, sambil mencak-mencak. Dan keluar dari beranda twitter untuk mencari kontaknya Echan.
Berdering ..
"Hmm." deheman Echan menggema di telinga gue. Terdengar agak serak, kayanya dia terbangun dari tidurnya.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumusalam, kenapa Ra?"
Gue terdiam sejenak, menyusun kata yang cocok untuk memarahinya.
"Kenapa Ra? Gua ngantuk," ujarnya parau.
"Yaudah tidur."
Padahal baru juga jam 9 malam, udah ngantuk aja tu bocah. Biasanya juga jam 2 subuh baru tidur.
"Lah, kenapa?" tanyanya lagi, dengan suara yang sedikit lebih jelas dari yang tadi.
"Tw .. twitt lo bego!" Gue ngejawabnya sedikit gagu. Akibat degupan jantung yang mulai tak beraturan.
"Oh itu, .." Echan terdiam sejenak dan terkekeh pelan. Dapat di pastikan dia sedang menertawakan gue sekarang.
"Makasih ya Ra udah kha .." perkataannya gue seledeng. Gue nggak butuh itu, dia udah pernah bilang waktu itu, kenapa di ungkapin lagi sih?
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED | Ryujin X Haechan
Teen Fiction[on going] Terimakasih sudah bertahan walau tertekan! Setidaknya ada usaha untuk tetap Ada. Walau kadang rasa ingin menghilang itu muncul tiba-tiba. Terimakasih atas semua kesabaran dan ketegarannya. Walau banyak yang jauh lebih terluka. Tapi Lo...