Hai, kembali lagi bersama aku xixi. Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan komen ya!!
"Cen sakit" ujar Melody
Cenora membawa Melody ke taman belakang. Mengcengkram kuat pergelangan tangan Melody hingga memerah. Entah kenapa Cenora merasa sangat marah karena Melody diam saja.
"Lo kenapa sih?" Tanya Cenora tegas
Tidak ada jawaban dari Melody, mulutnya seperti terkunci. Tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut Melody.
"Gue tanya sama lo, lo kenapa? Kemana Melody yang dulu? Kok lo sekarang cupu banget?" Tanya Cenora lagi.
Namun masih tidak ada jawaban dari Melody. Melody hanya bisa berdiam dan menundukkan kepalanya. Sedangkan Cenora terdiam dengan banyak nya pertanyaan yang ada dikepalanya.
"Yaudahlah" ujar Cenora pasrah, ia pun memilih untuk melangkahkan pergi meninggalkan Melody yang masih menunduk.
Baru beberapa langkah Cenora meninggalkan Melody, langkahnya sudah terhenti karena penjelasan Melody.
"D-dia a-anak su... suami bunda" ucap Melody dengan air mata yang menetes.
"Dia?"
"Vienna"
"Terus?"
"Bunda udah bahagia sama om Haikal, dan om Haikal sayang banget sama bunda. Aku ngak.. ngak mau bunda sedih lagi, udah cukup penderitaan bunda yang ayah aku dulu kasih. Aku ngak mau senyuman manis bunda hilang" jelas Melody.
Memang ayah Melody dulu adalah orang yang keras, suka memukul dan mabuk-mabukan. Tidak hanya bunda Melody, bahkan Melody pun sering sekali terkena pukul oleh ayah nya.
"Terus dengan alasan itu lo memilih tetap diam? Walaupun lo yang disiksa sama mereka kaya gitu? Mau berapa lama lo bakalan terus diam?" Ujar Cenora berusaha untuk tetap tenang dan tidak gegabah.
Melody tidak bisa menjawab lagi, kembali lagi ia terdiam tanpa sepatah kata pun.
"Pikirin baik-baik jangan sampai lo menyesal sama keputusan lo sendiri" lanjut Cenora dan kali ini ia benar-benar pergi meninggalkan Melody.
Air mata Melody sudah tidak bisa dibendung lagi. Air matanya mengalir begitu saja. Tanpa suara Melody menahan tangisnya.
.....
Jam pelajaran terakhir tengah berlangsung. Hanya beberapa orang yang memperhatikan pelajaran dengan seksama, karena yang lain sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Bahkan ada yang tengah tertidur nyenyak sekarang.
Ditengah-tengah penjelasan sang guru, Cenora meminta ijin untuk ke toilet. Is sudah tidak dapat lagi menahannya, jika ia tetap memilih untuk menahannya bisa-bisa ia akan pipis di kursinya.
"Lega juga"
Byurrr
Suara air menimpa Cenora, seseorang baru saja menyiramnya dari atas. Dan saat hendak keluar pintu toilet nya terkunci.
"Aaaaaaakh" teriak Cenora frustasi
"Flowers lo semua salah pilih lawan" gumam Cenora.

KAMU SEDANG MEMBACA
CENORA
Подростковая литератураDitinggalkan oleh orang yang kita sayang satu persatu memang menyakitkan. Namun hal yang lebih menyakitkan adalah disaat kita harus tetap tersenyum dan dipaksa untuk melupakan semua kenangan yang ada. "DENGAN NGAMPANGNYA KALIAN NYURUH AKU NGELUPAIN...