First Sight

2.3K 141 3
                                    

Pagi itu suasana di lapangan sepakbola sudah riuh ramai oleh para mahasiswa terutama mahasiswi yang datang sebagai supporter team sepakbola Fakultas Teknik, lebih tepatnya supporter yang menamakan dirinya teammiaSarawat aka teamistriSarawat.

Bagaimana tidak? Sarawat mahasiswa semester 5, dengan tinggi 183cm, badan atletis, perawakan yang tidak bisa disangkal sempurna itu adalah pria kesayangan kampus.

Kekasihnya, Earn satu fakultas dengannya merupakan cewek biasa, tidak terlalu cantik, team cheerleader, dari keluarga berkecukupan dan sangat ramah.
Mereka couple favorit yang dijadikan goals oleh rekan-rekannya.

Tapi siapa sangka, Sarawat hanya merasa sayang dengannya namun dalam hati ia tetap hampa.

"Ai Wat! Kita ketinggalan 2-0. Gue oper ke depan. Lo siap ya." kata Man, sahabat Sarawat sejak SMA.

"Ehm" Sarawat mengiyakan sambil dengan segera menunggu operan bola dari Man dan berlari ke gawang lawan.

Tak lama berselang, Sarawat berhasil menipiskan selisih gol menjadi 2-1 dan skor tersebut bertahan hingga akhir pertandingan.

... di luar stadion ...

"Gapapa ya Wat! Yang penting kamu sama team udah usaha." Earn berusaha menghibur Sarawat sambil menyimpulkan senyumnya yang manis.
"Mungkin karena kamu gak ada di team cheerleader tadi, jadi aku kurang konsen mainnya." imbuh Sarawat yang suka menyenangkan hati kekasihnya.
"Hmm, iya kalo lagi hari pertama ya begini nih. Maaf ya sayang..." balas Earn sambil memiringkan kepalanya untuk menatap jelas wajah kekasihnya.

"Aku bercanda. Yang penting badan kamu enakan dulu ya." sambil mengusap rambut kekasihnya tak sadar didepannya ada laki-laki yang tak sengaja menabraknya dan menumpahkan minuman blue hawai ke baju Sarawat.

"Ku khotkord phi.. Maaf phi. Gak sengaja." ucapnya menyesal dan mengisyaratkan maaf dengan kedua tangannya kemudian mengambil handphone dalam tasnya.

"TINE!" seseorang meneriakinya dari kejauhan tepat sebelum ia mengangkat telfonnya.

"Maaf sekali lagi ya phi" mukanya mengiba dan memberikan saputangannya pada senior itu.

Sarawat hanya tertegun dan membiarkan Earn mengambil saputangan itu seraya memperhatikan pria tadi berlalu menghampiri orang-orang yang Sarawat duga adalah temannya.

"Sepertinya dia maba." ucap Earn yang memperhatikan kekasihnya masih melihat pria tadi sambil mengernyitkan dahi.
"Udah jangan marah ya. Sini aku bersihin dikit" lanjut Earn yang kemudian membersihkan kaos Sarawat dengan saputangan yang diberikan pria itu.

Sarawat bukan tipe pemarah hanya memang mukanya terlihat sangar dan ketus, ia pun jarang tersenyum kecuali pada orang terdekatnya.

'Anak baru ya...'  pikir Sarawat

———————Tine

"Dimana sih tuh bocah pada. Gue cari aja deh yang banyak cewek cakepnya. Biasanya pada disitu tuh."
Tine mencari teman-temannya di kawasan sekitar stadion kampus mereka. Sebenarnya mereka janjian nonton bareng team sepakbola mereka melawan team FT, tapi karena ada tugas kuliah yang belum selesai jadi Tine tidak bisa menonton pertandingan team sepakbola fakultasnya.

Tak lama handphone Tine berbunyi, agak kerepotan karena tangannya yang satu memegang minuman favoritnya, blue hawai. Di satu sisi tangan yang satunya harus mengambil handphone yang berbunyi itu di dalam tasnya. Tak melihat jalan, ia pun menabrak seorang senior.
Dia tahu pria itu senior karena tidak ada mahasiswa baru (maba) yang boleh ikut pertandingan sepakbola kampusnya.

"Ku khotkord phi.. Maaf phi. Gak sengaja." ucapnya menyesal dan mengisyaratkan maaf dengan kedua tangannya kemudian mengambil handphone dalam tasnya.

Sarawat tidak bergeming, hanya memperhatikan wajah pria itu yang menurutnya terlihat manis.

'Duh mati gue, nabrak senior pula mana sangar banget mukanya' pikir Tine

"TINE!" Phuak meneriakinya dari kejauhan tepat sebelum ia mengangkat telfonnya.

"Maaf sekali lagi ya phi" muka Tine mengiba dan memberikan saputangannya pada senior itu.

Ia pun berlalu menghampiri teman-temannya.

"Lama banget meung, darimana aja?" kata Fong.
"Gue ga sengaja nabrak senior tadi. Mana numpahin minum lagi. Abis deh gue kalo ketemu lagi. Galak mukanya."

Phuak, Ohm, dan Fong pun serempak menertawakan temannya itu.

Fong menaruh satu tangannya pada pundak Tine "Yah terima nasib aja deh kalo diomelin, anak baru sih udah bikin malu senior aja."

"Heuh. Ga sengaja." jawab Tine singkat. "Jadi.. yang menang siapa nih?" lanjutnya senyum memperlihatkan gigi kelincinya.
"Team kita dong. Kan ada phi Mil." goda Phuak pada Tine kemudian melirik Ohm dan Fong.

Teman-temannya, juga satu fakultasnya tahu, kalau seniornya itu sudah menyukai Tine sejak awal ia masuk kampus.
Tine yang mantan kekasihnya semua adalah wanita merasa risih ketika tahu kalau ada senior yang menyukainya dan terlebih ia adalah laki-laki.

"Shiaaa meung! Masih aja ledekin gue terus."

Tine dengan tinggi 185cm berwajah manis dengan gigi kelinci itu sebenarnya sudah berkali kali pacaran tapi selalu saja menjadi pihak yang diputusin. Sekarang dia masih jomblo dan belum ada siapapun yang ia pikirkan untuk mengisi hatinya.

Tak lama seseorang menghampiri grup mereka

"Kenapa baru datang Tine?" ucap seseorang dibalik punggung Tine.
Tine menoleh dan mengenal orang itu, dengan senyum agak dipaksakan, Tine menjawab "Iya phi Mil, tadi abis ngerjain tugas dulu."

"Oke deh. Jadi semangat nih mau masuk kelas liat Tine. Tapi phi ke kantin dulu ya habis itu baru ada kelas. Sampai ketemu lagi Tine." ucapnya mengelus rambut Tine kemudian berjalan meninggalkannya dan menyusul teman team yang sudah berjalan didepannya.

"*Uhuk* Romantis banget." ucap Ohm berpura-pura batuk. Dibalas tatapan sinis oleh Tine.

——keesokan harinya——

"Oi oi oi makan dimana kita?" tanya Boss, sahabat Sarawat dan Man sambil menghampiri teman-temannya itu usai kelas.
"Aku mau ke kantin FH." jawab Sarawat cepat.
"Fakultas Hukum? Sama Earn?" tanya Man.
"Nggak. Sendiri saja. Kalian mau ikut?"
"Jauh juga ai Wat. Tapi oke oke aja gue sih, lo gimana Man?" tanya Boss.
"Let's go doooong!" jawab Man, nyengir.

Mereka berjalan kaki cukup jauh dari FT ke FH.
"Gini sih kelaperan banget nyampe kantin nya nanti." keluh Boss

"Makanya aku ragu ajak kalian. Maaf ya." kata Sarawat dengan gak enak hati.
"Lemah lu Boss, jalan gini aja capek. Santai Wat. Tapi tumben tumbenan nih mau makan aja jauh banget."
"Lagi pengen aja." ucap Sarawat yang diikuti anggukan oleh kedua temannya itu.

Sarawat tak mungkin mengatakan pada teman-temannya bahwa dia kemarin bertemu dengan anak baru memakai almamater Fakultas Hukum yang entah kenapa tiba-tiba membuat hatinya berdegup kencang hanya dengan melihatnya dan membuatnya ingin bertemu lagi.

Tibanya di kantin FH, mata Sarawat langsung mengenal sosok yang ada di pojok kantin tersebut.

"Itu dia...." bisik Sarawat pelan




•Aku disini tergugah bikin story SarawatTine karena gemes banget pengen nunjukin karakter Sarawat dari sisi aku

Heheh

Semoga enjoy ya•

The Love so Pure ( Sarawat x Tine )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang