Surprise

2.5K 518 243
                                    

Kaos ditumpuk kemeja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kaos ditumpuk kemeja.

Sepatu Converse kucel yang bagian belakangnya diinjek.

Mobil sedan keluaran tahun 90-an.

Cigarettes After Sex on repeat.

Seperti itulah kira - kira gambaran orang - orang terhadap Jaya Winky Winarko.

Cowok berambut hitam itu bersandar ke pintu penumpang sembari menghembuskan asap vape-nya.

Jaya lagi di depan rumah Lucy. Jemput buat ngasih surprise ke Jelita.

"Yaya! Sejak kapan lo nge-vape?"

"OHOK! OHOK!" 

Suara Lucy bikin Jaya langsung batuk - batuk.

"Tuh 'kan! Gegayaan lo yang ada malah bengek!" Lucy nepuk - nepuk punggung Jaya.

Jaya berusaha menghentikan batuknya sekaligus menjauh dari Lucy yang mukulnya pake tenaga kuda.

"Sakit anjing! Lo sih ngagetin! Uhuk- ohoek!" Jaya masih lanjut batuk.

"Nggak usah aneh - aneh! Mana siniin vape-nya!" Tangan Lucy bergerak menyambar vape yang dipegang Jaya.

"Apa sih?! Gandhi juga nge-vape! Kenapa lo nggak larang?" Jaya menjauhkan vape-nya dari jangkaian Lucy sekaligus nyeret nama cowoknya Lucy.

"Gandhi 'kan dulu ngerokok, sekarang udah nggak. Dia masih proses buat berhenti. Nah lo 'kan dari dulu kagak ada ngerokok - ngerokok." Mata runcing milik Lucy menatap tajam Jaya. "Jadi nggak usah sok - sokan nge-vape!" Lucy mencubit pipi Jaya.

"E-e-e-e-eeeeeh," rengek Jaya yang nggak sempat mengelak.

"Lo tuh masih bayiiiiii!!!" Tambah Lucy yang sekarang malah nyubit pipi Jaya dua - duanya.

Kebiasaan dari kecil. Kalau Jaya nggak dengerin omongannya, Lucy bakal nyubit pipi Jaya terus diuyel - uyel sampai akhirnya cowok itu nurut.

"Woeeelaaah ampon!" Jaya berusaha melepaskan diri. Satu tangannya nahan pergelangan tangan Lucy, satunya lagi diangkat tinggi biar vape-nya nggak diambil.

"Berhenti nge-vape nggak?" Desak Lucy.

"NGGHAKH MAOH!" Suara Jaya rada nggak jelas soalnya pipinya lagi ketarik - tarik.

"Gue laporin Om lho!"

"Lahphorin ajhah!"

"Gua nggak mau temanan lagi!" 

Jaya yang daritadi melawan, mendadak diam.

Tangan kiri Jaya yang mencengkeram pergelangan tangan Lucy nggak lagi berusaha menarik lepas cubitannya.

Di sisi lain, Lucy juga membeku.

Posisi mereka cuma berjarak setengah lengan Lucy, dengan Lucy yang mendongak dan Jaya yang menunduk. Saling bertatapan.

To All The Girls We LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang