Perjodohan

3.1K 543 206
                                    

"Datenglaaaah Yerrr," rengek Jelita.

Yerinita yang tangannya digoyang - goyang sama Jelita diem aja.

"Iya Yer. Masa lo nggak mau dateng sih? Prom tuh seumur hidup sekali doang lho." Lucy melangkah keluar dari fitting room dengan sebuah dress A-line berwarna hitam.

Mereka bertiga sepulang sekolah langsung cabut ke Plaza Senayan. Jelita sama Lucy mau cari dress buat prom.

Acaranya masih lama tapi mereka udah pusing mikirin baju dari sekarang.

"Gue mau dateng kalo diajakin Asahi."

Badan Yerinita mendadak ditarik paksa sama Lucy, dibawa ke depan cermin besar di butik tempat mereka berada.

"Coba lo ngaca." Lucy berdiri di belakang Yerinita dengan kedua tangan memegang bahu temannya itu.

"Lo tuh kebanyakan H-A-L-U. HALU." Lucy memberikan penenganan pada kata terakhir.

Yerinita melepaskan cengkeraman Lucy pada bahunya dengan kasar. "Suka - suka gue lah anying."

"Gue nggak pernah denger lo naksir manusia beneran deh," ujar Lucy sambil memperhatikan pantulan dirinya di cermin.

"Asahi itu manusia!" Jawab Yerinita sambil duduk kembali di samping Jelita.

"Maksudnya manusia yang mudah digapai," sahut Jelita.

Yerinita mengedikkan bahu.

"Nggak mau tahu." Lucy memutar tubuhnya menghadap Yerinita dan Jelita. "Pokoknya lo harus dateng ke prom. Kita bakal cariin pasangan buat lo."

Yerinita menggeleng keras.

"Nggak mau!"

"Iya bener! Gue kenalin sama temennya Henry tuh, pada jomblo mereka!" Seru Jelita antusias.

"Idih! Nggak mau gua sama cowok - cowok absurd itu!" Yeri menggeleng plus bikin tanda X pake tangan ke arah Jelita.

"Lho mereka baik - baik tahu," bela Jelita.

"Sist, kasih tahu gue." Lucy duduk di sisi kiri Yerinita yang kosong. Merangkul pundak Yerinita dan berbicara dengan nada rendah seakan mereka sedang ngomongin suatu rahasia. "Lo suka cowok yang kek gimana?"

"Awas kalo ngomong yang kayak Asahi!" Jelita lebih dulu menyela sebelum Yerinita sempat menjawab. Paham betul dia sama jalan pikir Yerinita.

Dipepet kanan kiri, Yerinita nggak bisa mengelak.

"Yang lucu, baik, nggak suka nuntut gini gitu."

Lucy dan Jelita mendengarkan dengan seksama.

"Terus yang paling penting!" Yerinita ngangkat jari telunjuknya. "Suka K-Pop!"

🌹🌹🌹

Hidup Lucas itu jauh lebih enak daripada anak SMA pada umumnya.

Dia nggak perlu pusing belajar buat USEK atau masuk perguruan tinggi.

Di usia 17 tahun, Lucas sudah menjadi seorang pembalap profesional. Masih baru banget sih. Masih di level Formula 3.

Tapi masa depannya udah mulai kelihatan.

Dengan giat berlatih dan terus meningkatkan performanya di setiap pertandingan, Lucas pasti bisa naik ke Formula 2 dan kemudian masuk Formula 1.

Apalagi Lucas 'kan anak keluarga Makmur. Nggak ada yang ngesponsorin pun, Ayahandanya Lucas bisa kok jadi sponsor utama anak bungsunya itu.

Sore itu, Lucas baru saja menyelesaikan sesi latihannya di Sirkuit Sentul pas diajak Henry buat makan malam bareng.

To All The Girls We LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang