🔁 ketok palu

530 139 5
                                    

🔒 @hiphiphooyey: 1 rt 1 bantuan doa buat saya menjalani hari ini
↪ 🔒 @hiphiphooyey: kok gak ada yang rt... sungguh keji
↪ @jaembuts: account lo DIPROTECT bahlul
↪ 🔒 @hiphiphooyey: ya jg

📳

kenapa yeji butuh doa ekstra hari ini?

karena dia mau ketemu sama hyunjin dan only god knows what will happen nantinya. yeji udah mengambil keputusan dan paham konsekuensinya, tapi tetap saja dia takut ragu dan berubah arah di tengah jalan.

setelah membaca chat whatsapp panjang dari jaemin beberapa hari yang lalu, yeji sadar akan satu hal.

jaemin benar, kehilangan hyunjin bukan berarti kehilangan segalanya. melepaskan hyunjin bukan berarti yeji hilang harapan.

yeji masih punya daehwi, nancy, chaeyoung, eunbin, jaemin, dan yang lainnya. yeji tidak serta merta sendirian.

yeji tersentak mendengar suara klakson mobil hyunjin. gadis itu meraih tasnya kemudian melangkah keluar sambil dalam hati berdoa.

begitu yeji membuka pintu, hyunjin menyambutnya dengan senyum ganteng yang duluuu sekali membuat yeji jatuh hati.

"hai, mau kemana hari ini?"

yeji balas tersenyum, "starbucks depan aja, jin." setidaknya, kalau setelah semuanya berakhir hyunjin meninggalkannya sendiri di starbucks dan jarinya terlalu lemas untuk sekedar memesan gojek, yeji bisa jalan pulang.

📳

"jadi kenapa kamu ngehindarin aku terus 2 belakangan ini?" tuduh hyunjin tanpa tedeng aling-aling.

yeji baru saja duduk dan hyunjin langsung menyerangnya. ha.

"...sibuk, jin."

"sibuk apa? kita satu jurusan, ji. kalo kamu ada tugas besar aku pasti tau, paling nggak denger dari temenku yang sekelas sama kamu."

yeji mingkem aja. hyunjin baru membuka mulutnya mau lanjut bertanya, tapi handphonenya berbunyi. ia meraih handphonenya kemudian membaca sekilas pesan masuk lewat bar notifikasi sebelum jarinya bergerak mengetik jawaban.

"gantian aku yang tanya."

hyunjin mengangkat wajah dari handphonenya. barusan kakaknya mengirim pesan lewat whatsapp dan ia buru-buru membalas, tak sadar yeji memperhatikan gerak-geriknya sejak tadi.

"apa?" tanya hyunjin sambil mengunci layar ponselnya. biar deh yeji gak jawab pertanyaannya, abis ini juga pasti diomongin.

yeji berdoa sekilas dalam hati sebelum mengatakan, "hari jumat tanggal 23 kemarin... kamu kemana?"

"hm?" gumam hyunjin sambil agak kelabakan. tanggal 23... tanggal 23..., "yang kapan ya ji?"

yeji menghela napas menahan emosi, "tanggal 23, waktu kita janjian mau ke mbloc sore-sore."

ah, yang itu! waktu itu hyunjin bilang mau, "...ke bandara, kan? kan aku bilang jemput kakakku." atau ibunya ya? atau ayahnya? lupa.

yeji tersenyum miring, "bandaranya pindah ya ke kemang?" tanya yeji setenang mungkin, berusaha tidak meledak saat itu juga. hyunjin mengernyitkan dahi, tak mengerti.

"hari jumat, tanggal 23, kamu bilang kalo kamu mau jemput entah siapa ke bandara. kamu batalin janji mepet banget, aku literally udah selesai make up dan nyatok. akhirnya karena aku males beres-beres, aku telepon daehwi, ngajak dia ke lippo kemang. kamu tau daehwi yang mana, kamu pernah ketemu dia."

hyunjin tidak bisa membaca arah pembicaraan ini kemana, jadi ia hanya diam mendengarkan. tapi benar, hyunjin pernah ketemu daehwi dan pacar bulenya waktu lagi jalan sama yeji.

"tapi gak lama kemudian dia harus pulang karena ada urusan keluarga mendadak, jadilah aku ngiterin mall sendirian."

lippo kemang... lippo kemang... tanggal 23... tunggu, kenapa firasat hyunjin gak enak sekarang?

"aku gak sengaja liat kamu. di dalam restoran. lagi sama cewek."

hah?

"gak mungkin," elak hyunjin, "mana buktinya?"

"oh mau bukti?" yeji mengutak-atik handphonenya sebentar, kemudian menyodorkan layarnya pada hyunjin. hyunjin melotot.

terpotret jelas kalau ia sedang bersama gowon.

yeji menarik kembali handphonenya sambil melanjutkan, "awalnya kupikir, oh mungkin itu kakaknya. kan baru dari bandara. tapi pas aku perhatiin lagi, loh, ini mah kim gowon, kan? mantan kamu."

"kamu kenal gowon dari mana?" tanya hyunjin sedingin es. intonasinya defensif.

"waktu itu aku gak sengaja baca notif wa kamu pas lagi pegang hp kamu, kamunya antre makanan di nana. ada cewek namanya kim hyunjin bilang kalo gowon nerror dia karena nanyain kamu yang gak ada kabar."

"aku pikir, oh, ya gapapa lah namanya juga mantan. lagian aku siapa, kan?" yeji tertawa miris, "aku gak ada hubungan apa-apa sama kamu. cemburu pun aku gak berhak. jadi aku diem aja."

"kok kamu gak sopan ngorek-ngorek mantan aku?"

"gak sopan mana sama ngebatalin janji setengah jam sebelum jam janji? mending kalo sekali," cetus yeji dingin.

hening menjalar di meja mereka. cukup lama mereka diam, sebelum yeji buka suara.

"tapi aku berterima kasih sama kamu. karena kamu gak pernah pastiin hubungan kita, dan juga kelihatan jelas jauh memihak gowon, aku gak perlu mempertimbangkan apa-apa lebih jauh. jadi hyunjin, aku disini cuma mau ngomong kalo kita udahan aja. apapun itu hubungan kita, udahan aja."

hyunjin terdiam.

"kamu ada mau ngebela diri atau apa? aku dengerin dulu sebelum aku ketok palu."

hyunjin mau ngebela diri, tapi dia gak ada bahan. skak mat. dia gak bisa gerak lebih jauh.

yeji merasa hatinya retak melihat hyunjin diam. sejujurnya, jauh di lubuk hatinya yang terdalam, yeji benar-benar berharap hyunjin memiliki satu alasan logis untuk mematahkan serangan yeji.

tapi hyunjin, yang sudah kebanyakan berbohong lada yeji, tidak sampai hati kalau kali ini harus berbohong juga.

"atas nama mbak yeji, mbak yeji!"

suara barista starbucks memecah fokus yeji. ha, mungkin ini petanda memang ia harus menyelesaikannya sekarang.

"kalo gitu, udah ya, jin. aku pulang dulu. makasih," pamit yeji sambil meraih tasnya. "tunggu, gue antar," kata hyunjin sambil bersiap bangkit, tapi yeji berkata, "gak usah. gue pulang sendiri aja," tolak yeji, kemudian menambahkan, "please."

hyunjin terdiam lagi, lalu kembali melesak ke kursinya. yeji kemudian segera berlalu, buru-buru mengambil kopinya, lalu langsung pergi.

yeji mengikuti rencana cadangannya karena ternyata jarinya memang terlalu lemas untuk sekedar pesan gojek atau minta dijemput. tapi yeji baru sadar cacat dalam rencananya kali ini.

kalau jalan kaki begini, ia tidak bisa nangis.

autoclick ㅡ jaemin, yeji ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang