E i n s ( 1 )

66 7 2
                                    

"Namanya kebagusan, buat lo yang keburikkan."

-Grallie Zelma Anggara.




"Siniin bolanya gak?!" teriak cewek dengan rambut dikuncir kuda.

"Gak bisa sayang, lo harus jadi pacar gue dulu," jawab cowok tersebut santai.

"Tali permusuhan kita aja gak akan pernah putus, lo malah minta pacaran sama gue. Sehat lo?!" Cowok tersebut turun dari atas kursi lalu melempar bola ke sembarang arah.

Saat ingin mengejar bola itu, bahunya malah di tahan oleh orang menyebalkan di sampingnya ini.

"Lepasin gue." ucapnya pelan namun penuh penekanan.

"Gila aja gue lepasin cewe secantik lo," bukannya tersipu malu. Gadis ini malah menggerang dan menatap cowok di sampingnya dari ekor mata.

"Lepasin atau sebentar lagi cewek lo bakal teriak kesini," ancamnya.

"Coba aj-" Sebelum menyelesaikan ucapannya teriakan dari sang kekasih sudah tidak bisa di hindari lagi, apalagi sekarang dia sedang berjalan kearahnya.

"Baby!! Kamu ngapain deket sama dia! Lepasin tuh tangannya!" teriaknya yang membuat seluruh kantin refleks menutup telinganya.

"Denger kan tuan Aripin," ucap gadis itu dan berlalu untuk mengambil bola basketnya yang di lempar sampai ke ujung kantin.

"Nama gue Arvin tolol. Jelma'an setan!" balasnya dengan mengacungkan jari tengah.

"Baby, kamu gak papa?" tanya kekasihnya sambil mengusap lengan kekar Arvin.

"Gue gak papa. Jina, kita putus." Bak disambar petir disiang bolong. Kaki Jina seolah berubah menjadi jelly yang tidak bisa menopang tubuhnya dengan baik saat mendengar ucapan itu.

_____________________

"Cewek minus kaya dia aja di jadiin pacar. Namanya aja Jina, gak tau apa kalau J nya di ganti Z jadi dosa!" gerutunya sambil membawa bola basket menuju lapangan basket.

"Kenapa lo?" tanya Dania, setelah melihat sahabatnya mencak-mencak sehabis mengambil bolanya di kantin.

Oh ya, perkenalkan dia. Dania Putri Farhani gadis bobrok yang menyelimuti sifat aslinya dengan berubah menjadi gadis paling pendiam di SMA Smetanova. Famous karena dia adalah satu-satunya sahabat Grallie yang notabenya susah mendapatkan kawan baik.

"Ketemu si Aripin," jawabnya dengan bibir yang masih manyun.

"Aripin? Ooo Arvin," koreksi Dania.

"Gak usah di perjelas, nama burik gitu, kaya orangnya." Dania tersenyum lalu mengelap keringat yang ada di pelipisnya.

"Ni, izinin gue di bu Jilbab nanti," ujarnya yang mengundang sejuta pertanyaan di benak Dania.

"Bu Jilbab?" ulang Dania, sepertinya nama guru itu tidak ada di SMA ini.

"Bu Saudiyan,"

Gravin [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang