V i e r z e h n ( 1 4 )

15 3 0
                                    

"Gimana mau romantis kaya aisyah sama nabi, orang doi lo kayak fir'aun!"

-Vano Pratama

.
.
.
.

Semua murid memandang ke arahnya dengan tatapan aneh, mungkin ini karena kacamata hitam yang sudah nangkring di hidungnya.

Cowok disebelah bukannya melindungi, dia malah cekikikan tak jelas di sebelahnya membuat dirinya harus memasang tampang datar agar tidak ada yang memanggil namanya dan mengajaknya berbicara.

Mampus..

Tiga cowok dengan tas ransel di punggungnya mulai berjalan mendekat, pegangan tangan gadis itu semakin menguat di lengan kiri cowok di sampingnya.

Langkahnya terhenti saat semuanya sudah di dalam satu lingkup yang sama, membuat dirinya semakin ingin pergi dari sana secepatnya.

"Hai bro!" sapa salah satu dari mereka dan mulai ber-high five ala-ala komplotan playboy cap sirsak.

Bicara soal cap sirsak, kalian pasti sudah tahu siapa yang menghadang gadis malang itu. Tak lain dan tak bukan adalah Bayu, Vano, dan Alex yang membuat sekretaris osis ini semakin dilanda rasa takut.

Bayu melirik ke kanan, "Lie, tumben pake kacamata hitam cuaca lagi mendung loh." Grallie mengeratkan genggamannya, memberi kode pada Arvin agar dirinya yang menjawab pertanyaan teman-temannya.

"Matanya bisulan." Semuanya tergelak membuat Grallie mencubit perut Arvin kencang hingga suara jeritan tak dapat di tahan untuk tidak keluar dari mulut Arvin.

Arvin menggeplak tangan Grallie, "Sakit ah yang!" Grallie berjinjit dan mendekatkan mulutnya di telinga Arvin.

"Jangan gitu, lo disuruh jaga gue sama bunda. Gue aduin nih!" ancam Grallie membuat Arvin menoleh dan mendekatkan mukanya dengan muka Grallie.

"Dasar cepu!" ucapnya lalu menghempaskan kepala Grallie begitu saja.

PLAK

Goblok sakit kepala gue anjing! batin Grallie menjerit-jerit akan kelakuan Arvin, lihat saja jika suaranya sudah kembali akan dia tulikan pendengaran Arvin sepuasnya. Ingatkan Grallie ya readers!

Arvin menyeringai puas, selama suara Grallie belum kembali akan dia siksa Grallie sepuasnya dulu baru minta maaf. Ucapan itu akan Grallie hargai mengingat dirinya juga memiliki gengsi yang besar sama seperti Arvin, karena gadis itu tidak bisa meminta maaf atau berterimakasih dengan sembarangan.

"Matanya bengkak, biasa anak sad girl." ejek Arvin yang masih Grallie ma'lumi, memang benar juga dirinya masuk ke golongan ciwi-ciwi sad.

Bayu menganggukkan kepalanya mengerti, "Buka aja, Lie, kalo nggak nanti semua murid malah ngira lo buta."

Sumpah, ternyata bukan hanya Arvin saja yang menyebalkan tetapi semua teman-temannya ikut tertular virus menyebalkan dari Arvin ini.

Grallie hanya membuka kacamata hitamnya sebentar agar teman-teman Arvin tau betapa parahnya lingkarang hitam di matanya hingga mata Grallie terlihat mengecil.

Dia memasang kacamatanya lagi, membuat Bayu, Vano, dan Alex mengrenyit lalu membuka suara, "Kenapa diem aja dari tadi, sariawan?" tanya mereka bertiga bersamaa.

Gravin [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang