S i e b e n ( 7 )

17 6 0
                                    

"Agak gak sudi gitu gue berbagi nafas sama orang kayak gini."

-Arvin Satria Bagaskara

.
.
.
.

"Lo itu, jangan lepasinn!!" teriak Grallie saat tubuh Arvin mulai menjauh.

"Lo harus mengakui gue ganteng!" ucap Arvin membuat Grallie mendelik tak terima.

"Najis!" sembur Grallie membuat cengkraman Arvin mulai mengendur dan tubuhnya mundur.

"Agak gak sudi gitu gue berbagi nafas sama orang kayak gini." celetuk Arvin disaat seperti ini.

"Sialan lo, yang namanya oksigen itu di bagi-bagi, emang oksigennya udah lo bayar semua?!"

"Iya, jadi lo gak boleh menghirup."

"Oo jadi lo pengin gue mati?"

"Enggak, nanti kalo lo mati, yang jadiin gue musuh siapa?"

"Iya sih, gimana kalo si Sita?"

"Sita, primadona Smanova?!"

"Iy--"

"GAK AKAN!" potongnya cepat.

Semua murid melihat adegan dramatis itu, hanya punggung kecil Grallie yang menjadi tumpuan tubuh Grallie agar tidak jatuh kebawah dan meninggoy. Padahal, mereka tidak tau, di atas ini sedang ada musyawarah dadakan.

"Gue lepas ya.." ucap Grallie tiba-tiba. Grallie menarik nafas dan membuangnya pasrah, mungkin jika saat ini umur Grallie terputus, Grallie ikhlas. Sepertinya pahalanya sudah cukup banyak untuk masuk ke surga.

Arvin mendadak luluh saat melihat air bening dari mata Grallie turun dan membasahi pipi putih itu.

Perlahan Grallie melepas genggaman Arvin membuat Arvin mendelik tak rela, "Jangan dilepas, Grallie jangan Grallie!!" teriak Arvin."Makasih udah jadi musuh gue.."

Arvin menggeleng, "Heh, no Grallie. Lo jangan tinggalin gue." Akhirnya Arvin memegang tangan dan punggung Grallie dengan kedua tangannya.

Dengan sekuat tenaga Arvin menarik Grallie, dan berhasil. Arvin membuang nafasnya lega, untung Grallie bisa ditarik ke atas lagi.

"LO GILA HAH?!" bentak Arvin tepat di depan muka Grallie.

Grallie tersenyum miring, "LO YANG GILA, LO MAU NGOMONG APA DI DEPAN BUNDA GUE NANTI, HAH?!!" balas Grallie tak kalah keras.

"BANGSAT!" umpat Grallie, mendorong tubuh Arvin dan pergi dari tempat gila itu.

BUGHH

Satu bogeman mentah mendarat di wajah tampan Arvin, dia yang belum siap menerimanya, terhuyung ke belakang. Amis, itulah yang Arvin rasakan saat bau anyir masuk kedalam hidungnya.

"Bangun lo!" suruh Arga menantang.

"Bang, kita bisa bicarain baik-baik," ucap Arvin menenangkan, di belakang tubuh Arvin sudah ada tiga sahabat Arvin.

"Apa yang perlu di bicarain baik-baik? Saat lo mau bunuh Grallie, GILA!" hardik Arga kesal.

Bisa-bisanya Arvin hampir membunuh Grallie, mungkin Davin bisa memaafkan karena Grallie baik-baik saja, namun Arga tidak akan memaafkan siapapun yang menyakiti orang yang dia sayang.

Gravin [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang