Z w e i ( 2 )

37 7 1
                                    

"Gue lagi males lebarin kedua kaki, puasin hasrat."

-Arvin Satria Bagaskara




Mari membudidayakan vote and commen.
Happy reading♡

Kring.. kring.. kring..

"Katanya mau ada murid baru ya?" tanya Grallie setelah mereka duduk di bangku kantin.

"Iya Ra, cewek" balas Restu lalu memakan makanannya.

"Oh.. namanya?"

"Ama Purnama, Ni" jawab Restu.

"Tunggu-tunggu, kaya namanya temen kita," ucap Grallie mengingat-ingat.

"Emang kita kurang siapa?"

"Ama Purnama,"

"Kok sama?"

"Memang sama, Nia." mendadak suasana di meja mereka menjadi sunyi, tidak ada yang berbicara.

BRAKK

"Kita bakal ketemu Ama!" teriak Grallie antusias.

___

"Vin, WS kuy!" ajak Alex pada Arvin.

"Gue lagi males lebarin kedua kaki, puasin hasrat." ucapnya ngasal.

"Anjir, ambigu." damprat Alex lalu terkekeh.

"Gue mau ke kantin aja. Lo kalo mau ke WS , ajak tuh si Bayu sama Vano." balas Arvin santai sambil meninggalkan kelasnya--XI IPS 5.

"Gue ikut Arvin aja lah!" seru Bayu dari kursi belakang.

"Gue juga,"

"Lah tai! Gue mau pacaran sama janda muda disana, malah lo pada gak mau ikut," ucap Alex sewot.

"Pacaran sama siapa? Mba Jintun?" Seketika tawa Bayu dan Vano meledak mendengar balasan Arvin dari depan kelas.

"Nama dia Lintan, kok jadi Jintun sih? Tau ah, gue ikut lo aja," pasrah Alex dan mengikuti sang ketua kelas.

Setelah melewati tantangan yang ekstrim, akhirnya Arvin dkk bisa sampai di kantin dengan keadaan telinga yang masih sehat wal'afiat, walaupun sesaat.

"Ini nih yang bikin gue males masuk kantin," ucap Alex setelah melihat keadaan kantin anak IPS, yang kebanyakan anak siswinya berteriak histeris ketika melihat ke-empatnya memasuki area ini.

"Gue ganteng sih," ujar Arvin percaya diri.

"Dih, gue kali yang ganteng," seketika semuanya memperagakan orang muntah ketika Vano mengucapkan kata tersebut.

"Pede banget om nya," balas Bayu sinis.

"Enggak papa lah. Seenggaknya ada yang mau sama gue,"

"Siapa?" tanya mereka serempak.

"Dania,"

Semuanya menganggukkan kepalanya, mereka berempat memutuskan memutar balik dan pergi menuju kantin anak Mipa.

"Dania yang pendiem itu? Anak Mipa?" tanya Bayu beruntut.

"Iya, tau kan?" Semuanya mengangguk mengerti.

"Lo tau dari mana kalau si Dania naksir lo?" tanya Arvin setelah berpikir panjang.

"Nih ya, kalau gue ngomong, dia pasti jawabnya senyum. Kaya gitu terus sampai gue selesai ngomong." Ke-tiganya menatap Vano penuh hujat.

Gravin [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang