Beginning «1»

103 9 7
                                    

Jinyoung kembali ke istana tanpa kawalan siapapun karena Jackson dan Jihyo sedang mengembara menuju kerajaan. Ia mampir keteras favorite nya hanya untuk menatap kepergian adiknya tapi tanpa ia sangka ternyata ia menemukan seorang tampan yang tak asing menemui nya bahkan lancang membuatnya terkekeh karena tingkah lakunya yang kikuk

"Berkah darimu Huangdi." Suara Youngjae membuat Jinyoung sedikit terkejut. Ia mengalihkan tatapannya menuju Youngjae yang memainkan bajunya dengan wajah yang takut dan gugup

"Kenapa wajah mu?" Jinyoung menyentuh pundak adiknya dengan khawatir. Youngjae menunjukan buku catatan mimpi yang ia berikan pada adiknya itu dengan cepat Jinyoung mengambil buku itu

"Apa isi tafsirannya?" Tanya Jinyoung lagi

Youngjae menarik napas dan menjelaskan nya dengan badan yang bergemetar, ia meremas bajunya. Tafsir yang ada di mimpi Jinyoung adalah jalan hidup yang akan muncul nantinya dan tak dapat ia hindari meski sudah mencari cara lain. Jinyoung terdiam begitu lama menatap Youngjae

Jinyoung mengusap wajahnya dan berterimakasih atas tafsiran yang diberikan Youngjae. "Ini takdir bukan?"

"Iya ini sebuah Takdir hyung,aku akan berdoa pada-" kalimat Youngjae dipotong dengan cepat oleh Jinyoung yang berusaha menenangkan adiknya.

"Tak usah takut, dewa dan dewi memang sialan sok mencampuri urusan orang lain." Ujar Jinyoung,mulutnya kurang ajar itu memang benar. Fakta yang ia lontarkan memang bukan candaan melainkan sakit hati.

Youngjae mengikuti kakaknya menuju ruang tahta dan bertemu lagi dengan Huanghou Sohyun yang sedang menatap kursi tahta, Jinyoung melewati nya dan duduk dikursi tahta. "Sungguh ambisi mu jelek, Huanghou."

"Hamba ingin anak hamba duduk dikursi tahta itu! Anak hamba adalah, anak dari kaisar Taecyeon!" Teriak Sohyun, Jinyoung menggeleng perlahan dan menumpu kepalanya dengan lengan kirinya.

"Dengarkan aku, aku kaisar disini dan aku yang memerintahkan kekaisaran besar ini sesuai dengan yang aku mau. Aku menganut legalisme Huanghou..." Ujar Jinyoung sarkas.

"Besar kepala sekali janda satu ini. Aku memasukan anak mu dalam daftar pengalihan tahta, cukup senang?" Tanya Jinyoung lagi dengan perlahan, Sohyun melenggang pergi dengan perut besar

Jinyoung mengusap wajahnya dengan kasar dan menenangkan pikirannya, ia tak mau tahta nya diambil. Ia sayang akan tahta nya, bukan hanya sayang bahkan terlalu cinta.

"Hyung, apa rencana selanjutnya?"

"Rencana selanjutnya adalah menunggu kedatangan Jihyo dan Jackson pulang, setelah mereka pulang akan kubuat manusia kotor di kuil itu sengsara."

Youngjae sangat mengkhawatirkan keadaan Jinyoung yang semakin hari semakin sarkas dan sadis. Youngjae tak pernah tahu langkah spontan seperti apa yang akan hyung nya ambil nanti, Youngjae bukanlah orang setegas Jinyoung namun ia hanyalah pengabdi dewa dewi yang bahkan eksistensi dari mereka kembali ia pertanyakan.

Setelah bergulat dengan pikirannya Youngjae memutuskan untuk kembali ke kuil nya meninggalkan Jinyoung yang sibuk mengurus administrasi Kekaisaran nya.

Sekilas mata dari Jinyoung mengekor buku harian nya yang ditafsirkan oleh Youngjae. Tafsiran soal takdir apa? Takdir yang mana? Apa itu membuatnya dalam bahaya atau tidak? Pikirannya berterbangan mengacaukan fokus nya dalam mengurus tugas nya.

"Sialan, buntu sekali otak ku." Jinyoung bersandar dikursinya tak lama kemudian gadis semampai dengan tubuh tinggi nya memasuki ruangan.

Wajah nya menunduk penuh ketakutan sesekali matanya menatap Jinyoung yang tengah memusatkan atensinya pada gadis itu. "B-berkah dari mu Huangdi."

SUN & MOON 「JJP」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang